10 Kunci Sukses Menyusui Bayi yang Wajib Mama Ketahui

Informasi ini sangat penting diketahui agar Mama bisa sukses menyusui

25 Juni 2021

10 Kunci Sukses Menyusui Bayi Wajib Mama Ketahui
Pixabay/seeseehundhund

WHO dan UNICEF telah meluncurkan Baby-friendly Hospital Initiative (BFHI) yang bertujuan membantu dan memberikan layanan seputar kehamilan dan bayi yang baru lahir.

Program BFHI ini menggulirkan sebuah kebijakan penting yang perlu Mama ketahui, yaitu “10 Kunci Sukses Menyusui".

Kebijakan ini diterapkan guna mendukung pemberian ASI eksklusif bagi bayi. Karena itu, WHO menyediakan banyak fasilitas kepada Mama dan bayi di seluruh dunia agar kebijakan ini berjalan dari waktu ke waktu.

Berikut ini Popmama.com telah merangkum 10 kunci sukses menyusui bayi yang disarankan oleh WHO.

1. Membuat kebijakan tertulis di area rumah sakit

1. Membuat kebijakan tertulis area rumah sakit
Pixabay/badarsk

Fasilitas kesehatan seperti rumah sakit harus memiliki kebijakan pemberian ASI secara tertulis yang membahas “10 Kunci Sukses Menyusui”. Kebijakan tertulis ini harus tersedia di berbagai area rumah sakit yang mudah terlihat orang.

Kebijakan tertulis ini juga harus menggunakan bahasa Indonesia umum yang dipahami setiap orang. Isinya adalah membahas mengenai 10 kunci sukses menyusui dan menyatakan rumah sakit tidak menerima pasokan susu formula dan botol susu gratis atau bersubsidi.

Selain itu, kebijakan ini harus dikomunikasikan kepada pihak administrasi rumah sakit serta semua petugas kesehatan di ruang persalinan.

2. Semua petugas kesehatan harus terampil

2. Semua petugas kesehatan harus terampil
Pixabay/chrisvg

Semua petugas kesehatan yang memiliki kontak dengan ibu menyusui dan bayi harus menerima instruksi soal pelaksanaan kebijakan menyusui.

Pelatihan teknik menyusui dan manajemen laktasi harus diberikan kepada semua petugas kesehatan, termasuk karyawan baru, setidaknya selama 18 jam dengan minimal 3 jam pengalaman klinis.

Langkah kedua ini bertujuan melatih semua dokter dan perawat agar terampil dalam menerapkan kebijakan ini.

3. Layanan klinik antenatal

3. Layanan klinik antenatal
Pixabay/Bru-nO

Rumah sakit yang memiliki layanan klinik antenatal bisa memberikan layanan konseling kepada ibu hamil.

Ibu hamil harus diberikan pemahaman mengenai ASI eksklusif di 4-6 bulan pertama, manfaat menyusui, dan ihwal menyusui dasar. Selanjutnya, ibu hamil 32 minggu atau lebih juga harus tahu soal gizi dan kesehatan. Yang perlu diperhatikan adalah jangan mendidik ibu hamil untuk menggunakan susu formula.

Setelah melahirkan, seorang ibu harus merasa nyaman ketika menyusui, mengetahui manfaatnya, dan tahu apa yang harus ia lakukan.

Langkah ketiga ini memberikan motivasi kepada ibu hamil ketika mulai menyusui dan menghilangkan semua keragu-raguan mereka.

4. Bantu Mama memulai menyusui bayi setelah melahirkan

4. Bantu Mama memulai menyusui bayi setelah melahirkan
Pixabay/lgrodela

Dalam waktu maksimal setengah jam setelah melahirkan, seorang perempuan yang baru saja melahirkan harus didekatkan dengan bayinya agar terjadi kontak kulit. Ini sering disebut skin-to-skin. 

Inisiasi menyusui dini ini sangat berpengaruh terhadap kesuksesan menyusui di kemudian hari.

Lakukan kontak kulit dengan bayi setidaknya selama satu jam dan, jika diperlukan, bantu Mama mengenali bayinya agar siap untuk menyusui.

Dalam langkah keempat ini, umumnya seorang Mama yang mendapatkan dukungan untuk segera menyusui bayinya akan mendapat pengalaman menyusui yang sukses.

Editors' Pick

5. Tunjukkan bagaimana cara menyusui dan manajemen laktasi

5. Tunjukkan bagaimana cara menyusui manajemen laktasi
Unsplash/Kelly Sikkema

Petugas kesehatan harus menawarkan bantuan menyusui lebih lanjut dalam waktu enam jam setelah persalinan. Kemudian, Mama harus bisa menunjukkan bagaimana pemberian ASI kepada bayi.

Bila perlu berikan informasi tertulis mengenai bagaimana memberikan ASI atau menyarankan tempat di mana mereka bisa mendapatkan bantuan jika membutuhkannya.

Sedangkan untuk Mama dengan bayi yang mendapatkan perawatan khusus harus dibantu untuk mulai menyusui dan manajemen laktasi. Petugas kesehatan harus mengajarkan bagaimana posisi ketika menyusui.

Langkah kelima ini menunjukkan bagaimana seorang Mama melakukan manajemen laktasi melalui pemberian ASI.

6. Bayi baru lahir harus minum ASI

6. Bayi baru lahir harus minum ASI
Unsplash/Jordan Whitt

Bayi yang diberi minum selain ASI harus memiliki alasan medis yang dapat diterima. Tidak boleh ada promosi makanan atau minuman selain ASI yang diterima Mama, petugas kesehatan, atau rumah sakit.

Oleh karena itu, iklan susu formula sebaiknya tidak menargetkan ibu baru melahirkan sebagai target konsumennya. Berbagai penelitian telah membuktikan bahwa ASI lebih lengkap dan higienis, sedangkan minuman selain ASI dikhawatirkan menimbulkan risiko karena mudah terkontaminasi.

Langkah keenam ini menegaskan bayi yang baru lahir tidak boleh diberi makanan atau minuman selain ASI, kecuali hal ini mendapat indikasi tertentu secara medis.

7. Bayi berada di sisi ibu selama 24 jam

7. Bayi berada sisi ibu selama 24 jam
Unsplash

Ibu yang baru melahirkan harus tinggal bersama bayinya di dalam satu ruangan yang sama, siang dan malam.

Di banyak rumah sakit, bayi yang baru lahir biasanya disimpan di kamar bayi. Padahal dengan adanya tempat tidur bayi di sebelah ibu, ikatan emosional akan terjalin dengan kuat dan ibu bisa mulai melatih menyusui.

Langkah ketujuh menjelaskan pentingnya ruang kamar yang menyediakan tempat tidur bayi di sisi mama atau rawat gabung.

8. Mendorong pemberian ASI sesuai permintaan bayi

8. Mendorong pemberian ASI sesuai permintaan bayi
Freepik/bearfotos

Seorang mama harus diberi saran untuk menyusui kapan pun bayi lapar atau sesering yang diinginkan bayi. Mama juga harus membangunkan bayi untuk menyusui jika tidurnya terlalu lama atau payudara terlalu penuh.

Bayi wajib disusui sesuai dengan kebutuhan mereka. Jadi, bukan berdasarkan jadwal yang ditentukan pihak rumah sakit atau Mama sendiri.

Karena itu, Mama harus paham isyarat kapan menyusui bayinya dan terus meningkatkan kualitas hubungan personal mereka.

Dalam langkah kedelapan ini, seorang mama didorong untuk menyusui kapan pun bayi menginginkannya. Hal ini juga membantu Mama meningkatkan produksi ASI dan mencegah terjadinya pembengkakan payudara.

9. Jangan memberikan dot kepada bayi

9. Jangan memberikan dot kepada bayi
Pexels/Burst

Langkah kesembilan menyatakan larangan pemberian dot kepada bayi. Ini penting sekali Ma!

Apalagi, di minggu-minggu awal, kebutuhan bayi untuk menyusu harus dipuaskan pada payudara. Menggunakan dot hanya akan mengganggu proses menyusui dan menggangu pasokan kebutuhan ASI bayi. Ini adalah cara untuk mencegah bayi mengalami bingung puting.

10. Membina pembentukan kelompok dukungan menyusui

10. Membina pembentukan kelompok dukungan menyusui
Freepik

Setelah keluar dari rumah sakit, Mama membutuhkan lebih banyak dukungan untuk menyusui. Mungkin Mama memiliki keraguan bisa memproduksi cukup ASI atau barangkali punya masalah seperti pembengkakan atau sakit pada puting.

Langkah terakhir ini adalah memberi Mama rekomendasi dengan kelompok dukungan menyusui (misalnya, di sini ada Asosiasi Ibu Menyusui Indonesia/AIMI) atau membantunya memperoleh akses di rumah sakit untuk berkonsultasi seputar menyusui.

Semoga 10 kunci sukses menyusui bayi menurut WHO di atas bisa menginspirasi Mama memberikan ASI eksklusif kepada Si Kecil ya! Selalu semangat ya Ma.

Baca juga:

The Latest