Tasya Farasya, Dwi Handa, & Munira Agile: Menyusui hingga Berdarah
Para Mom Fluencer ini bercerita tentang fase perjuangan menyusui sampai berdarah dan nyaris depresi
20 Juni 2023
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Setelah melahirkan buah hati tercinta, tugas Mama adalah mencukupi kebutuhan gizi anak lewat pemberian ASI eksklusif. Sayangnya, tidak semua Mama di dunia ini dapat melewati fase menyusui dengan mudah dan nyaman.
Ada saja hambatan yang membuat para Mama berujung depresi, salah satunya yakni mengalami puting lecet hingga berdarah. Rupanya, hal serupa juga pernah dialami oleh selebgram Tasya Farasya, Dwi Handayani, dan Munira Agile.
Melansir dari kanal YouTube Tasya Farasya, yuk simak cerita selengkapnya yang telah Popmama.com rangkum terkait perjuangan ketiganya melewati fase menyusui penuh drama.
Editors' Pick
Dwi Handa Nyaris Depresi ketika Menyusui Anak Pertama
Ketika masih menyusui anaknya, Dwi Handa mengaku lebih memilih untuk melakukan direct breastfeeding (DBF) alias menyusui langsung dari payudara. Meski begitu, ia juga pernah melewati fase di mana anaknya suka sekali mengigit putingnya hingga berdarah.
“Aku memilih untuk nggak pumping. Ketika ada event dibatasin cuma bisa maksimal tiga jam, karena setelah itu harus nyusuin anak. Apalagi, ASI tiap tiga jam sekali lagi kenceng-kencengnya, jadi memang harus pulang. Anak full DBF karena nyaman. Ketika kerja, aku pun berkomitmen itu perlu dipertahanin,” cerita Dwi Handayani.
Telah dikaruniai dua orang putri, Dwi Handa menyebut fase menyusui anak pertama terasa lebih menyakitkan. Bahkan, dirinya mengaku harus menahan rasa sakit dan nyaris depresi ketika melewati fase menyusui.
“Anak pertama nyusuinnya terasa lebih nyakitin, karena pas umur satu tahun dia nyusunya aja udah bercanda. Setiap dilepas, berasa habis dicakar Wolverine, berdarah-darah,” ungkap Dwi Handayani menceritakan momen ketika menyusui anak pertama, Freya Kayonna Humaira.
“Aku hampir depresi disitu, pas keluar kamar aku teriak karena udah nggak kuat banget kan,” tambahnya.
Beruntungnya, setelah itu Dwi Handa mendapat wejangan dari salah seorang temannya yang membuat dirinya tersadar. Ketika menyusui, hal terpenting adalah membuat Mama dan anak nyaman.
Jika direct breastfeeding terasa menyakitkan, maka Mama harus mencari alternatif lain yang membuat momen menyusui terasa menyenangkan.
“Aku memang sudah nyaman sama DBF. Meski sakit, awalnya aku tahan-tahan, lama-lama enak juga. Ada fasenya anak suka ngegigit, itu yang bikin repot, tapi nikmatin aja,” lanjutnya.
Tasya Farasya ungkap Anak Laki-Laki Menyusu Lebih Banyak Dibanding Anak Perempuan
Tak berbeda jauh dengan Dwi Handa, Tasya Farasya juga memilih untuk menyusui secara langsung. Namun, itu hanya berlaku pada anak pertamanya saja. Pasalnya, ketika mengurus anak kedua, Tasya Farasya sudah mulai disibukkan dengan pekerjaan.
“Pas anak pertama full DBF, nggak pernah pumping. Tapi, pas anak kedua kan udah nggak Covid lagi, jadi banyak kerjaan. Nggak kekejar, akhirnya harus pumping. Tapi, aku pribadi lebih enjoy DBF. Aku harus mix sama pumping sampai lecet-lecet berdarah,” jelas Tasya Farasya menceritakan momen menyusui kedua anaknya, Maryam Eliza Khair dan Hasan Isa Assegaf.
Tasya Farasya pun mengatakan jika cara menyusui anak pertama dan kedua berbeda jauh. Menurutnya, anak kedua yang berjenis kelamin laki-laki menyusu lebih banyak hingga membuatnya keteteran jika dibanding dengan putri sulungnya.
“Ternyata, anak cowok nyusunya banyak banget, bisa sejam sekali. Sekali nyusu itu bisa sampai 120-180 ml,” ujar Tasya Farasya.
Ketika menyusui anak kedua, Tasya mengaku putingnya sampai lecet. Untuk mengatasinya, saudara kembar dari Tasyi Athasyia ini memilih untuk melakukan breastfeeding diimbangi dengan pumping.
“Saat nyusuin anak kedua, sampai lecet dan mau copot (putingnya) karena DBF. Akhirnya, mau nggak mau aku mix sama pumping,” ungkapnya.