Sebuah studi dilakukan di Northwestern Medicine Prentice Women's Hospital di Chicago untuk melihat kondisi plasenta 16 ibu hamil yang terdeteksi positif Covid-19.
Hasil dari penelitian tersebut menunjukkan semuanya mengalami kerusakan. Satu kehamilan berakhir dengan keguguran meskipun belum jelas apakah keguguran tersebut dipengaruhi karena Covid-19.
Dari 15 wanita lain yang berhasil bertahan hingga melahirkan, 12 orang plasentanya mengalami malperfusi vaskular atau kondisi yang membatasi aliran darah antara ibu dan janin. Sementara itu, enam orang lainnya memiliki gumpalan darah pada plasentanya.
"Temuan ini mendukung bahwa ada sesuatu yang membentuk gumpalan yang dilakukan oleh virus corona, dan itu ternyata terjadi di plasenta," ujar Dr. Jeffrey Goldstein, ahli patologi dan penulis studi dari Northwestern, seperti yang dikutip dari Reuters.
Akibat kerusakan plasenta ini dapat menyebabkan masalah pertumbuhan dalam rahim, atau dalam kasus yang parah, cedera sistem saraf pusat atau lahir mati (stillbirth).