Melahirkan adalah proses yang luar biasa sekaligus penuh perjuangan bagi seorang ibu. Namun, sayangnya tidak jarang istri yang baru saja melahirkan harus menghadapi komentar negatif terkait perubahan fisiknya. Perilaku seperti ini, terutama jika datang dari suami dapat digolongkan sebagai bentuk kekerasan verbal.
Kekerasan verbal adalah tindakan menyakiti perasaan atau mental seseorang melalui kata-kata yang tidak menyenangkan atau merendahkan. Kekerasan verbal, termasuk dalam bentuk body shaming yang bisa berdampak serius pada kesehatan mental seorang ibu pasca melahirkan.
Ketika suami mengomentari perubahan tubuh istrinya dengan cara yang negatif hal ini tidak hanya melukai harga diri sang istri tetapi juga mengabaikan betapa berat dan pentingnya peran seorang ibu dalam proses kehamilan dan melahirkan. Padahal, dukungan emosional dari suami sangat diperlukan pada masa-masa ini untuk membantu istri kembali pulih dan merasa dicintai.
Lantas seperti apa alasan suami tidak boleh body shaming pasca Istri Melahirkan? Berikut Popmama.com berikan penjelasannya.
