5 Aksi Heroik Para Bidan, Kartini Moderen di Tengah Pandemi Covid-19

Di tengah pandemi Covid-19 saat ini para bidan mempertaruhkan nyawanya saat bertugas

21 April 2020

5 Aksi Heroik Para Bidan, Kartini Moderen Tengah Pandemi Covid-19
Freepik/noxos

Bidan identik dengan profesi membantu Mama melahirkan. Ternyata, perannya bukan cuma itu lho, Ma.

Profesi ini membantu memberikan edukasi kepada remaja putri dan juga membantu Mama dalam pengaturan kesuburan sesudah melahirkan. Mereka juga membantu mengontrol perkembangan kesehatan ibu hamil mulai dari awal mengandung hingga pasca kelahiran.

Setelah Mama melahirkan, bidan  menjadi salah satu poros pemberi edukasi kepada Mama mengenai pola makan bayi.

Di tengah pandemi Covid-19, kerja bidan tidak berkurang. Berbeda dengan pekerja kantoran yang melakukan WFH atau bekerja di rumah, mereka justru tetap bekerja seperti biasa. Tidak jarang bidan harus melakukan kunjungan ke pasien.

Banyak cerita mengharukan soal perjuangan bidan dan perawat ketika harus mengurus pasien di tengah wabah ini. Yuk ikuti ulasannya di Popmama.com.

1. Perjuangan Bidan Priska membantu melahirkan di truk

1. Perjuangan Bidan Priska membantu melahirkan truk
Dok. Polres Binjai

Di tengah pandemi Covid-19, Priska Ani Lafania, seorang bidan berstatus tenaga sukarela, tetap bersemangat melayani pasien. Bidan Priska, yang bekerja di Poskesdes Beadenger, Desa Wae Renca, Kecamatan Cibal Barat, Kabupaten Manggarai, NTT, membantu seorang wanita yang hendak melahirkan.

Berawal dari salah satu kerabat wanita yang hendak melahirkan mendatangi rumah bidan Priska untuk meminta bantuan (Jumat,17/4/2020). Bidan Priska pun segera menyiapkan perlengkapannya dan berjalan kaki sejauh 1 kilometer menuju rumah pasien.

Sesampainya di sana, ia pun segera melakukan tindakan medis terhadap Maria. Dari hasil pemeriksaan, kepala bayi sudah ke bawah dan sudah memasuki pembukaan ke 5. Ia pun memberi penjelasan kepada keluarga pasien bahwa pasien akan melahirkan sekitar 1-2 jam lagi dan karena itu, pasien harus segera dibawa ke Poskesdes Golo Mondo.

Keluarga pun segera mengusahakan kendaraan untuk membawa Maria ke Poskesdes dan kendaraan yang ada saat itu hanya truk jungkit. Dengan persetujuan keluarga, Maria didampingi pihak keluarga diantar menuju Poskesdes. Sedangkan bidan Priska mengiringi dengan menggunakan sepeda motor.

Namun baru berjalan sekitar 200 meter, truk pun mendadak berhenti. Ia pun menghampiri truk tersebut dan terkejut mendapatkan pasien yang hampir melahirkan. Dengan penuh percaya diri dan keyakinan, bidan Priska segera membantu persalinan sesuai dengan prosedur. Semua ditangani dengan baik, ia bersyukur dapat membantu proses persalinan dalam keadaan darurat sehingga ibu dan bayi tertolong.

Editors' Pick

2. Ketulusan Bidan Erie membantu di tengah pandemi Covid-19

2. Ketulusan Bidan Erie membantu tengah pandemi Covid-19
Freepik/Noxos

Di tengah pandemi Covid-19, petugas kesehatan tidak hanya bertugas membantu pasien Covid-19, namun ada juga yang harus membantu persalinan.

Salah satu bidan yang tetap berjuang adalah Erie Marjoko. Baru-baru ini ia berbagi kisahnya di akun Instagram pribadinya @eriemarjoko. Di tengah gencarnya pandemi COVID-19, banyak permintaan untuk membantu proses persalinan.

Walau rentan terinfeksi COVID-19, bidan Erie tetap bertugas melayani dengan sepenuh hati setiap ibu yang hendak bersalin. “Hari ini saya sampai tiga kali mandi. Ini adalah prestasi banget untuk saya. Malam ini, saya sudah mandi sampai empat kali total. Dua persalinan sangat mudah hari ini. Alhamdulillah selesai persalinan, pulang, mandi, ganti baju begitu seterusnya,” tuturnya di instagram (31/3/2020).

Tipsnya agar persalinan berjalan lancar adalah melakukan persiapan dengan baik. Latihan-latihan yang mendukung proses persalinan dilakukan untuk meningkatkan rasa percaya diri. Selain itu juga harus dilengkapi dengan pengetahuan dan pemahaman yang baik seputar persalinan.

Berdasarkan pengamatannya, para ibu yang sudah melakukan persiapan dengan baik biasanya sangat sadar dan benar-benar “hadir” ketika proses persalinan. Mereka tenang, bahagia, dan bersemangat. Tidak hanya itu, tubuh, mental, dan energi pun siap untuk menyambut persalinan.

Nah, tips ini sangat penting bagi Mama yang sedang menanti kelahiran si Kecil di tengah pandemi Covid-19. Jangan lupa bahagia dan tenang ya, Ma!

3. Bidan meninggal setelah 22 hari tidak bertemu suami yang berprofesi sebagai perawat

3. Bidan meninggal setelah 22 hari tidak bertemu suami berprofesi sebagai perawat
Freepik

Di balik semua perjuangan para tenaga medis di tengah pandemi Covid19, ada kisah sedih yang datang dari seorang perawat yang tengah bertugas. Ia bertugas merawat pasien Covid-19 di RSUD Al-Mulk, Sukabumi dan sudah 22 hari belum berjumpa dengan sang Istri yang juga merupakan seorang bidan.

Di tengah kesibukannya, ia harus menerima berita duka bahwa istrinya yang bertugas di RSUD Al-Mulk meninggal dunia pada Minggu (19/4/2020).

Menurut Humas RSUD Al-Mulk, Lisna Agustiyah, sebelum meninggal, bidan yang berusia 27 tahun tersebut tidak memiliki keluhan apa pun. Almarhumah bahkan masih melaksanakan dinas siang dan pulang pukul 20.00 WIB.

Lisna menegaskan, pada Hari Jumat almarhumah sempat menjalani rapid test dan hasilnya negatif. Hingga kini, penyebab meninggalnya bidan itu masih menunggu hasil laboratorium dari RSUD R Syamsudin SH. Karena ketika mengalami penurunan kesadaran, bidan ini dibawa ke RSUD R Syamsudin SH. 

Baca juga:

Kisah Perjuangan si "Ratu Aspal" yang Menjadi Tulang Punggung Keluarga

4. Bidan Mila siap melayani kembali setelah terkontaminasi virus corona

4. Bidan Mila siap melayani kembali setelah terkontaminasi virus corona
Pixabay/geralt

Tim medis menjadi garda terdepan dalam melawan pandemi Virus Corona (Covid-19). Selain itu, mereka juga memiliki risiko besar terpapar virus ini. Hal ini pun dialami oleh Putu Mila Kristina (29), seorang bidan di Buleleng, Bali.

Bidan yang bertugas di Ruang Lely RSUD Buleleng, ini mengaku menangani pasien suspek Covid-19 sejak 15 Maret lalu. Selama bertugas, ia selalu melakukan pekerjaannya sesuai dengan protap dan menggunakan alat pelindung diri (APD).

Meski sudah mengikuti semua prosedur yang ditetapkan, termasuk mandi setelah merawat pasien, ia tidak luput dari paparan virus. Pada tanggal 20 Maret bidan Mila melakukan swab dan mendapat hasil positif virus corona di tanggal 26 Maret.

Sejak awal hingga dinyatakan positif, ia tidak merasakan gejala apa pun, sehingga ia pun heran mengapa bisa terkena virus ini meski sudah melakukan semua prosedur. Bidan Mia merasa daya tahan tubuhnya bagus, yang membuat ia tidak memiliki gejala dan merasa sehat selama diisolasi.

Ia juga menambahkan, stigma di masyarakat yang ramai di medsos, bahwa orang yang terkonfirmasi Covid-19 sering pingsan dan tumbang itu disebutnya tidak semuanya benar. Sebab tidak menutup kemungkinan orang yang positif Covid-19 memiliki penyakit penyerta lain sebelum terinfeksi virus corona.

Bidan Mila berpesan agar kita tetap waspada dan tidak panik sehingga membuat imun tubuh menjadi lemah dan rawan terkontaminasi virus.

Kendati sempat terinfeksi Covid-19, ia siap jika ditugaskan kembali untuk menangani pasien Covid-19. Pandemi Covid-19 merupakan hal baru baginya, namun ia percaya dengan kerjasama, saling mendukung, dan bekerja sesuai prosedur maka semuanya dapat diatasi.

5. Bidan Triany edukasi pencegahan Covid-19 di desa

5. Bidan Triany edukasi pencegahan Covid-19 desa
Freepik

Triany Wulandari, seorang bidan di Desa Pasirjaksa Kecamatan Koroncong, Kabupaten Pandeglang Banten selalu bersemangat untuk mengedukasi warga desa agar tidak terpapar virus corona.

Ia menyampaikan bahwa selain menerapkan pola hidup bersih dengan rajin mencuci tangan, menjaga jarak, menghindari kerumunan, dan melakukan penyemprotan disinfektan, ada hal yang tidak kalah pentingnya.

Dalam menghadapi virus berukuran sangat kecil ini, yang penting adalah tetap tenang, hindari kecemasan berlebih, dan tetap bahagia. Kok bisa ya? Karena rasa panik dan ketakutan, menurut para ahli kesehatan, membuat otak manusia mengeluarkan hormon nor-adrenalin.  

Hormon ini sangat beracun, membuat daya tahan tubuh melemah dan cepat sakit sehingga mudah terinfeksi.

Tidak hanya mengurangi kecemasan, menurutnya, masyarakat juga harus mengikuti anjuran pemerintah dalam rangka memutus rantai penyebaran Covid-19. Dengan kerjasama yang kompak antara semua elemen masyarakat dan pemerintah, ia berharap agar penyebaran virus ini segera berakhir. Sehingga semua dapat kegiatan dapat berjalan seperti biasa tanpa ada rasa takut, cemas, dan kekhawatiran seperti sekarang ini.

Yuk, ikuti saran bidan Triany! Mari kita dukung dan bekerja sama dengan pemerintah dalam memutus mata rantai penyebaran Covid-19.

Baca juga:

The Latest