Mama hobi makan gorengan?
Sebaiknya jika ingin memiliki tubuh ideal pasca melahirkan hindari mengonsumsinya. dr. Christopher mengatakan bahwa mengurangi makan makanan yang diolah dengan tepung sama dengan mengurangi konsumsi karbohidrat beserta lemak.
Dilansir dari healthline.com, makanan yang digoreng biasanya tinggi lemak trans. Lemak trans terbentuk ketika lemak tak jenuh menjalani proses yang disebut hidrogenasi.
Produsen makanan sering menghidrogenasi lemak menggunakan tekanan tinggi dan gas hidrogen untuk meningkatkan keawetan makanan dan stabilitasnya, tetapi hidrogenasi juga terjadi ketika minyak dipanaskan hingga suhu yang sangat tinggi selama pemasakan.
Proses ini mengubah struktur kimiawi dari lemak, ini dapat membuat sulit bagi tubuh memecah lemak, yang pada akhirnya dapat menyebabkan efek kesehatan yang negatif.
Faktanya, lemak trans dikaitkan dengan peningkatan risiko banyak penyakit, termasuk penyakit jantung, kanker, diabetes, dan obesitas.
Karena makanan yang digoreng dimasak dalam minyak pada suhu yang sangat tinggi, makanan bisa mengandung lemak trans.
Satu penelitian di AS pada minyak kedelai dan canola menemukan bahwa 0,6-4,2% dari kandungan asam lemaknya adalah lemak trans.
Ketika minyak ini dipanaskan hingga suhu tinggi, seperti saat menggoreng, kandungan lemak transnya dapat meningkat.
Faktanya, satu penelitian menemukan setiap kali minyak digunakan kembali untuk menggoreng, kandungan lemak transnya meningkat.
Namun, penting untuk membedakan antara lemak trans buatan dan lemak trans yang terjadi secara alami dalam makanan seperti daging dan produk susu.
Ini belum terbukti memiliki efek negatif yang sama pada kesehatan seperti yang ditemukan pada makanan goreng dan olahan.
Jadi, masih yakin mau hobi makan gorengan? Think again!