Menyusui sampai 2 Tahun, Ini 5 Tips Mencegah Menyapih Dini

Menyapih dini dapat berdampak jangka panjang terhadap kesehatan bayi

12 Agustus 2022

Menyusui sampai 2 Tahun, Ini 5 Tips Mencegah Menyapih Dini
freepik.com/alexandrgrant

Menyapih merupakan fase di mana Mama mulai mengurangi intensitas menyusui langsung dan menggantinya dengan sumber nutrisi lain, misalnya susu formula atau MPASI, agar kebutuhan nutrisi bayi tetap terjaga. Menyapih sebaiknya dilakukan setelah anak berusia dua tahun.

Namun, tak jarang pula seorang Mama harus menyapih dini sebelum bayinya berusia dua tahun bahkan sebelum usia enam bulan. Ada banyak faktor yang melatarbelakanginya, mulai dari masalah produksi ASI yang minim hingga kondisi kesehatan sang Mama yang tak memungkinkan untuk terus memberikan ASI pada bayinya. 

Lalu, bagaimana cara mencegah agar menyapih dini tidak terjadi? Berikut Popmama.com merangkum informasinya, dilansir dari Very Well Family:

1. Menerapkan gaya hidup sehat

1. Menerapkan gaya hidup sehat
Freepik

Gaya hidup sehat bukan hanya untuk mereka yang ingin mengelola berat badan saja. Tetapi juga bagi para Mama yang sedang menyusui.

Konsumsilah makanan yang bernutrisi dan mampu meningkatkan produksi ASI agar ASI mama lancar. Dengan begitu, bayi dapat menyusu dalam jangka waktu yang lebih panjang. Selain itu, Mama juga perlu beristirahat cukup dan menghindari stres.

Editors' Pick

2. Kenali masalah seputar menyusui

2. Kenali masalah seputar menyusui
Pexels/Vlada Karpovich

Dengan mempelajari tentang masalah-masalah seputar menyusui, Mama akan memahami bagaimana caranya mencegah dan mengatasi masalah tersebut.

Hal ini penting lho, Ma, supaya Mama tetap termotivasi untuk keluar dari masalah menyusui agar bayi bisa mendapatkan ASI lebih lama.

3. Mengelola ritme menyusui

3. Mengelola ritme menyusui
Pixabay/PublicDomainPictures

Susuilah bayi sesering mungkin. Semakin sering ASI dikeluarkan, akan semakin banyak ASI yang diproduksi. Hal ini dapat merangsang produksi ASI mama lebih banyak lagi sehingga Mama tidak akan menghadapi masalah kekurangan ASI. Mama bisa menyiasatinya dengan memompa ASI saat sedang tidak bersama bayi.

Selain itu, hindari penggunaan botol susu dan dot yang dapat membuat bayi menolak menyusu langsung pada Mama, yang akhirnya berdampak pada produksi ASI yang kian menurun.

4. Pentingnya dukungan orang sekitar

4. Penting dukungan orang sekitar
Freepik

Dukungan orang sekitar akan memberi semangat pada Mama dalam menyusui. Mintalah dukungan dari Papa dan keluarga terdekat.

Mereka akan memahami kebutuhan mama supaya tetap bisa menyusui si Kecil secara eksklusif. Mama juga bisa ikuti kelompok atau komunitas pendukung ASI untuk tempat berbagai cerita dan berkonsultasi tentang masalah menyusui yang dihadapi.

Dampak Menyapih Dini

Dampak Menyapih Dini
freepik.com/etajoefoto

Penelitian menemukan bahwa menyusui memberikan berbagai manfaat kesehatan pada bayi, bahkan sampai ia dewasa kelak. Menyapih dini dapat berdampak pada kesehatan bayi, misalnya:

  • Bayi yang disapih dini rentan menderita penyakit-penyakit seperti infeksi telinga, diare, atau pun infeksi saluran pernapasan.
  • Menyapih dini meningkatkan risiko bayi mengalami sindrom kematian mendadak.
  • Bayi yang disapih dini lebih sering mengalami masalah pencernaan, terutama ketika ia mulai mengonsumsi MPASI.
  • Bayi yang disapih dini lebih berpeluang menderita obesitas di masa kanak-kanak dan masalah yang terkait penyakit jantung, diabetes, dan tekanan darah tinggi.

Sebetulnya tidak ada batasan pasti, kapankah seorang bayi sudah mulai bisa disapih. Tetapi, American Academy of Pediatric (AAP) merekomendasikan untuk menyusui ASI secara eksklusif sedikitnya hingga usia enam bulan dan tetap menyusui dengan tambahan MPASI hingga anak berusia satu tahun. Sementara WHO menganjurkan untuk tetap menyusui anak hingga ia berusia dua tahun.

Jika Mama mengalami masalah terkait menyusui, jangan segan berkonsultasi dengan dokter anak atau ahli laktasi untuk mendapatkan diagnosis dan perawatan yang dibutuhkan. 

Baca Juga:

The Latest