10 Masalah yang Kerap Terjadi setelah Melahirkan

Dari sulitnya ASI keluar sampai payudara membengkak, duh, kok ada-ada saja masalahnya

30 April 2021

10 Masalah Kerap Terjadi setelah Melahirkan
Unsplash/Hollie Santos

Selamat, Ma! Setelah penantian panjang, akhirnya si Kecil lahir juga ke dunia. Kini, Mama akan menyambut kehidupan yang baru penuh warna bersama si Kecil. Kebahagiaan dan kelegaan tentu menyelimuti hati mama. Tak lupa juga teriring harapan agar diberikan kesehatan untuk si Kecil dan pemulihan segera untuk Mama.

Beriringan dengan kebahagiaan, nyatanya setelah melahirkan tubuh mama harus banyak beradaptasi dengan kondisi yang baru. Masalah-masalah kerap terjadi pasca melahirkan dan terkadang membuat Mama baru menjadi stres karenanya. 

Berikut ini Popmama.com merangkum beberapa masalah setelah melahirkan yang penting Mama ketahui, beserta tips mengatasinya:

1. ASI tidak langsung keluar

1. ASI tidak langsung keluar
Freepik/javi_indy

Mungkin di pikiran mama, selepas melahirkan ASI akan langsung keluar dalam jumlah banyak. Tetapi, pada banyak kasus, ASI mama yang baru melahirkan sangat sedikit keluar, bahkan tidak keluar sama sekali. Kondisi ini sering terjadi dan wajar kok, Ma. 

Stres, kelelahan setelah melahirkan, perdarahan setelah persalinan, hingga cara menyusui yang salah, dapat menjadi penyebab mengapa ASI tidak langsung keluar dan membutuhkan waktu lebih lama untuk keluar. Dokter atau konsultan laktasi dapat membantu Mama melakukan perawatan-perawatan untuk mempercepat keluarnya ASI. 

2. Kontraksi rahim saat menyusui

2. Kontraksi rahim saat menyusui
Freepik/wayhomestudio

Beberapa hari hingga dua minggu setelah melahirkan, beberapa mama mengeluhkan masih merasakan kontraksi yang berupa rasa nyeri yang tajam dan berat. Kontraksi ini biasanya muncul ketika menyusui. Hal ini terjadi karena ketika menyusui, tubuh mengeluarkan hormon oksitosin yang mengelola produksi ASI.

Seiring berjalannya waktu, produksi hormon ini akan berkurang dan rasa nyeri pun akan menghilang dengan sendirinya. 
 

3. Perineum nyeri

3. Perineum nyeri
Unsplash/Timothy Meinberg

Ketika proses melahirkan, tekanan dari kepala dan tubuh bayi menyebabkan memar dan robekan pada area vagina hingga anus mama. Memar, robekan, nyeri, hingga sayatan menyebabkan rasa sakit bahkan hingga setelah melahirkan. 

Luka yang terjadi dan bekas sayatan umumnya akan membaik setelah enam minggu. Untuk mengurangi rasa sakitnya, dokter mungkin akan memberi resep parasetamol atau ibuprofen. Tetapi, segala obat-obatan yang diminum untuk meredakan nyeri setelah melahirkan ini sebaiknya di bawah pengawasan dokter.

4. Keluarnya darah dan keputihan

4. Keluar darah keputihan
Freepik

Selama beberapa minggu pertama setelah melahirkan, banyak perempuan yang mengeluarkan darah dan sisa plasenta dari vaginanya. Dilansir dari Web MD, cairan ini disebut dengan lokia. Dalam beberapa hari pertama, cairan yang keluar berwarna merah cerah, termasuk juga gumpalan darah. Berangsur-angsur, cairan yang keluar berubah menjadi merah muda, putih atau kuning sebelum akhirnya berhenti sama sekali. 

Keluarnya cairan ini bisa berubah menjadi warna merah cerah kembali, misalnya setelah menyusui atau olahraga yang terlalu berat. Tetapi volumenya berkurang dalam waktu sekitar 10 sampai 14 hari.

Editors' Pick

5. Payudara membengkak

5. Payudara membengkak
Freepik/Bonnontawat

Dua hingga empat hari setelah melahirkan, ASI mama mulai meningkat produksinya. Inilah alasan mengapa payudara mama menjadi membengkak, mengeras, dan terasa sakit. Pembengkakan ini mereda setelah Mama mengeluarkan ASI atau menyusui. Apabila tidak dikeluarkan, maka secara otomatis tubuh akan berhenti memproduksi ASI. 

Untuk meredakan rasa sakit, Mama bisa mengenakan bra yang nyaman dan mengompres payudara dengan kompres es. Keluarkan ASI secara teratur, baik secara langsung maupun menggunakan pompa ASI.

6. Nyeri di luka bekas operasi

6. Nyeri luka bekas operasi
Freepik/eddows-animator

Baik Mama yang melahirkan secara operasi caesar maupun mendapatkan jahitan perineum, tak bisa dipungkiri nyerinya sangat mengganggu. Meski luka pada kulit pasca melahirkan sudah mulai mengering, butuh waktu untuk memulihkannya. 

Nyeri ini bisa disebabkan karena abses pada area bekas jahitan, infeksi, hingga dipicu aktivitas fisik yang berlebihan. Untuk mengurangi nyeri ini, Mama dapat menggunakan pakaian yang longgar dan nyaman, hindari mengejan, dan konsultasikan dokter untuk obat antinyeri yang membantu mengurangi rasa sakit sementara.

7. Kondisi emosi yang tidak stabil

7. Kondisi emosi tidak stabil
Freepik/Shisuka

Bukan hanya tubuh mama yang mengalami perubahan pasca melahirkan. Melainkan juga roller-coaster emosional yang tak bisa dihindarkan. Menjadi ibu adalah hal yang membahagiakan. Tetapi tak bisa dibohongi juga menjadi momen yang melelahkan. 

Perubahan emosi pasca melahirkan terjadi hingga kurun waktu dua minggu. Kondisi emosi yang tidak stabil ini bisa berupa perubahan suasana hati, mudah menangis, marah, sakit kepala, kesal terhadap bayi atau anggota keluarga yang lain. Kondisi ini disebut dengan baby blues.

Apabila perubahan emosi ini terjadi lebih dari dua minggu, Mama mungkin mengalami gangguan emosi yang lebih serius disebut dengan Postpartum Depression. 

Kondisi emosional yang tidak stabil ini disebabkan karena perubahan hormon yang luar biasa. Ketika hamil, level hormon estrogen dan progesteron meningkat. Namun, segera setelah melahirkan, kedua hormon tersebut menurun drastis dan memicu kecemasan, insomnia, yang berujung pada depresi.

8. Kesulitan menyusui

8. Kesulitan menyusui
Freepik/nadyaskobeleva

Menyusui adalah hal yang secara alami dan naluriah muncul pada seorang mama. Tetapi, menyusui tidak semudah menyodorkan payudara pada bayi. Ada banyak masalah menyusui yang dikeluhkan para mama. Dari ASI yang jumlahnya sedikit, sampai bayi yang kesulitan melakukan pelekatan pada puting payudara. Sebuah penelitian menyebutkan bahwa 92 persen mama, baru bisa menyusui bayinya di hari ketiga setelah melahirkan. 

Masalah ini lebih banyak terjadi pada Mama baru karena jalur menyusui masih membutuhkan rangsangan untuk memproduksi ASI, kelelahan, asupan makanan yang masih belum banyak, dan lain-lain.

9. Bayi menangis terus di tengah malam

9. Bayi menangis terus tengah malam
Freepik/jcomp

Menjadi orangtua baru itu artinya tantangan baru. Di usianya yang masih sangat dini, siklus hidup bayi memang lebih banyak dihabiskan dengan tidur. Tetapi, bisa saja mereka terbangun dan menangis terus di tengah malam. Ini adalah tantangan yang mungkin sudah dipersiapkan para orangtua baru. Tetapi ketika saatnya tiba, bisa menjadi sangat memusingkan. 

Bayi menangis terus di tengah malam bisa disebabkan karena lapar, gas atau kembung, popok yang kotor atau basah, kedinginan, atau pun ingin ditemani.
 

10. Merasa tidak ada yang mengerti Mama

10. Merasa tidak ada mengerti Mama
Freepik/Racool_studio

Melahirkan dan mengasuh bayi adalah hal yang membahagiakan. Tetapi di balik itu, penuh perjuangan dan rasa lelah yang sangat manusiawi dirasakan Mama. Di masa-masa ini butuh dukungan dari support system yaitu orang-orang terdekat Mama. 

Namun, pada kenyataannya, banyak mama yang merasa sangat kewalahan dan tidak ada yang bisa mengerti kesulitan dan perasaan yang berkecamuk di hati. Sedih dan tak berdaya menjadi perasaan yang dominan menyelimuti, sementara harus tetap merawat bayi dan mengerjakan berbagai pekerjaan sehari-hari. 

Cobalah untuk mengajak bicara pasangan dari hati ke hati. Temukan orang yang dapat dipercaya untuk mendengarkan keluh-kesah mama. Bila memungkinkan, mintalah bantuan orang lain untuk mengasuh bayi selama beberapa jam, sementara Mama mengambil waktu tersebut untuk menenangkan diri dan melakukan me-time. Apabila Mama merasa sangat buntu dan perasaan sedih ini memengaruhi kualitas hidup mama, tak masalah jika ingin berkonsultasi ke psikolog kok, Ma, demi kebaikan diri sendiri dan keluarga mama.

Itulah beberapa masalah umum yang dialami setelah melahirkan. Jika Mama mengalami perdarahan vagina dalam jumlah banyak, demam lebih dari 38 derajat Celcius, payudara sakit dan panas ketika disentuh, mual dan muntah, sakit ketika kencing, segera hubungi dokter agar mendapatkan diagnosis dan penanganan yang cepat untuk menghindari bahaya yang fatal.

Baca juga:

The Latest