Ibu Hamil Dilarang Vaksin Covid-19, Apa yang Harus Dilakukan?

Masih belum ada penelitian dengan hasil yang pasti

16 Januari 2021

Ibu Hamil Dilarang Vaksin Covid-19, Apa Harus Dilakukan
Unsplash/Hakan Nural

Setelah kurang lebih setahun berjuang melawan virus corona, akhirnya kabar baik mulai muncul. Vaksin Covid-19 sudah diedarkan ke berbagai negara, termasuk Indonesia. Pemerintah juga telah membuat perencanaan berisi jadwal pemberian vaksin sesuai dengan urutan prioritas.

Jalan menuju kehidupan bebas Covid-19 juga semakin mulus saat MUI menyatakan bahwa vaksin ini suci dan halal. Meski demikian, sayangnya ibu hamil dan menyusui tidak masuk ke dalam daftar kelompok masyarakat yang boleh divaksinasi. Lalu apa yang harus dilakukan untuk tetap terbebas dari virus corona?

Berikut ini Popmama.com merangkum serba-serbi vaksin Covid-19 untuk ibu hamil dan menyusui:

Belum Ada Penelitian Vaksin untuk Ibu Hamil

Belum Ada Penelitian Vaksin Ibu Hamil
Unsplash/Michael Longmire

Nyatanya, uji klinis terhadap vaksin Covid-19, termasuk vaksin Pfizer/BioNTech dan Moderna, memang tidak menyertakan ibu hamil dan menyusui. Karenanya, tidak ada yang tahu pasti apakah imunisasi aman dilakukan untuk kedua kelompok tersebut.

Beberapa pendapat menyatakan bahwa vaksinasi kepada ibu hamil akan memberikan dampak kurang baik pada janin. Selain itu, masuknya vaksin ke dalam tubuh juga diyakini akan memberikan efek samping pada tubuh mama. Namun sekali lagi, hal ini masih berupa spekulasi.

Editors' Pick

Berbagai Pendapat tentang Vaksin Covid-19

Berbagai Pendapat tentang Vaksin Covid-19
Unsplash/Hakan Nural

Di tengah berbagai keraguan dan perdebatan, Centers for Disease Control and Prevention (CDC) telah mengeluarkan pernyataan pada tanggal 15 Desember 2020. Mereka menyatakan bahwa tidak ada alasan bagi ibu menyusui untuk tidak melakukan vaksinasi, selama mereka telah memenuhi kriteria.

Dengan kata lain, tenaga medis yang sedang menyusui sebaiknya melakukan vaksinasi karena mereka berada di prioritas teratas. Namun CDC juga menekankan bahwa melakukan imunisasi atau tidak adalah sepenuhnya keputusan dari yang bersangkutan.

Sementara itu, American College of Obstetricians and Gynecologists (ACOG) menyatakan bahwa vaksin mRNA tidak menggunakan virus hidup atau komponen tertentu untuk membuatnya manjur. Dengan demikian, zat di dalamnya takkan memasuki nukleus atau mengubah DNA dalam tubuh penerima. Artinya, imunisasi Covid-19 tidak akan menyebabkan perubahan genetik.

ACOG juga mengungkapkan ibu menyusui punya urgensi yang sama dengan non-ibu menyusui, terkait keharusan menggunakan vaksin COVID-19. Meski demikian, sama halnya dengan CDC, mereka juga menyerahkan keputusan tersebut pada yang bersangkutan.

Pemberian Vaksin Covid-19 pada Ibu Menyusui

Pemberian Vaksin Covid-19 Ibu Menyusui
Unsplash/Jan Kopřiva

Saat ini, tanda tanya tentang keamanan vaksin Covid-19 pada ibu hamil dan menyusui sedang melanda dunia. Ditambah lagi, belum ada cukup data penelitian yang bisa menjadi pertimbangan akurat. Meski demikian, konsultan laktasi Leigh Anne O'Connor mengungkapkan bahwa imunisasi pada ibu menyusui mungkin akan memberikan manfaat untuk bayi, namun bisa juga tidak.

"Sedikit sekali, atau bahkan tidak ada, komponen vaksin yang akan masuk ke dalam tubuh bayi melalui ASI," ungkapnya. "Plus, ada pendapat bahwa bayi akan mendapat imunitas tambahan dari ibu yang menyusuinya," imbuh Leigh Anne O'Connor, dikutip dari Very Well Family.

Karenanya, setiap orangtua yang akan melakukan vaksinasi Covid-19 sebaiknya melakukan konsultasi dengan dokter. Pasalnya, kondisi tubuh setiap orang berbeda dan mungkin akan memberikan respon yang bervariasi terhadap vaksin.

Pendapat lain disampaikan ahli kesehatan perempuan, Sherry Ross. Dia menyatakan bahwa munculnya vaksin Covid-19 telah memberikan sinar terang di tengah kegelapan pandemi. Namun penggunaannya pada ibu hamil dan menyusui harus dibatasi karena keduanya termasuk dalam kelompok berisiko tinggi.

Lalu Apa yang Harus Mama Lakukan?

Lalu Apa Harus Mama Lakukan
Unsplash/CDC

Bagaimanapun, ibu hamil dan menyusui termasuk dalam kelompok yang memiliki risiko tinggi. Karenanya, jika Mama bukan termasuk dalam golongan prioritas, sebaiknya imunisasi jangan dulu dilakukan. Pasalnya, kita belum tahu apakah hal ini akan berdampak positif atau malah membahayakan Mama dan buah hati.

Bahkan jika Mama termasuk dalam golongan prioritas, pemberian vaksin dalam kondisi hamil dan menyusui masih menuai dilema. Tenaga kesehatan misalnya. Mereka berdiri di garis depan untuk menangani pasien Covid-19 sehingga sangat memerlukan vaksin. Namun jika imunisasi dilakukan, tidak ada yang bisa menjamin bahwa ibu dan bayi akan benar-benar aman.

Meski demikian, semua keputusan ada di tangan mama. Mama sebaiknya melakukan konsultasi dan pemeriksaan intensif untuk mengetahui seberapa siap tubuh mama menerima vaksin.

Itulah hal yang harus dilakukan ibu hamil dan menyusui yang tidak mendapat vaksin Covid-19. Kita tentunya berharap virus corona segera hilang dari muka bumi. Walau masih menjadi perdebatan di berbagai kalangan, namun kebanyakan orang berharap kehadiran vaksin Covid-19 bisa menekan, bahkan menghilangkan peningkatan jumlah penderita. 

Baca juga:

The Latest