Berbahayakah Keputihan saat Hamil Muda? Ini Penjelasannya!

Ketahui perbedaan keputihan yang normal dan keputihan abnormal pada ibu hamil

1 Februari 2023

Berbahayakah Keputihan saat Hamil Muda Ini Penjelasannya
Unsplash/Timothy Meinberg

Saat memasuki masa kehamilan, memang ada banyak sekali keluhan yang akan Mama rasakan. Mulai dari perubahan bentuk badan, rasa tidak nyaman, rasa gatal, dan masih banyak lainnya.

Beberapa keluhan bersifat normal. Sementara keluhan lainnya bisa jadi tidak normal. Salah satunya keputihan. Saat hamil, sangat wajar jika Mama akan mengalami keputihan yang lebih banyak.

Yang perlu Mama waspadai adalah tanda-tanda keputihan yang tidak normal. Apalagi di umur kehamilan yang masih muda karena jika tidak ditangani serius, keputihan saat hamil justru akan memberi dampak buruk bagi janin.

Untuk membedakan keputihan yang normal dan abnormal, Popmama.com akan membahas keputihan saat hamil muda secara lebih detail di bawah ini. 

1. Bagaimana keputihan yang normal?

1. Bagaimana keputihan normal
Freepik

Keputihan saat hamil, umumnya normal terjadi. Biasanya pada kehamilan muda atau trimester pertama ibu hamil akan mengalami keputihan yang cukup banyak.

Penyebab keputihan saat hamil adalah peningkatan kadar estrogen dan aliran darah ke vagina. Pada awal kehamilan, cairan ini akan memenuhi saluran serviks untuk menciptakan lendir pelindung yang terlihat seperti putih telur.

Menjelang persalinan, lendir ini akan semakin banyak, untuk menjadi pelumas yang mempermudah jalannya persalinan.

Keputihan normal selama kehamilan disebut leukorea. Bentuknya tipis, berwarna bening atau putih susu, dan berbau ringan. Leukorea adalah hal yang normal dan tidak perlu Mama khawatirkan.

Untuk mengatasi rasa tidak nyaman akibat keputihan normal ini, Mama bisa mengganti celana dalam lebih sering. Selain bikin nyaman, cara tersebut juga dapat menjaga area vagina tetap kering dan bersih.

Editors' Pick

2. Apa itu keputihan yang abnormal?

2. Apa itu keputihan abnormal
Freepik/gballgiggsphoto

Jika keputihan saat hamil berwarna hijau atau kekuningan, berbau kuat, atau disertai kemerahan juga gatal pada vagina, Mama harus waspada. Sebab, mungkin saja Mama mengalami infeksi.  

Salah satu infeksi vagina yang paling umum terjadi saat masa kehamilan adalah kandidiasis, yang juga dikenal sebagai infeksi jamur.

Dikutip dari mayoclinic.com, kehamilan dapat mengganggu keseimbangan pH vagina, sehingga ibu hamil rentan mengalami infeksi jamur selama kehamilan.

Dikutip dari healthline.com , penting untuk mengunjungi dokter jika Mama mengalami salah satu dari gejala berikut:

  • Rasa sakit pada vagina,
  • gatal yang tidak tertahankan,
  • berdarah (bukan hanya flek),
  • ruam atau luka seiring dengan ketidaknyamanan vagina,
  • sensasi terbakar ketika Mama buang air kecil atau melakukan hubungan intim,
  • bau yang kuat datang dari vagina.

3. Apa bahaya jika keputihan dibiarkan?

3. Apa bahaya jika keputihan dibiarkan
Freepik

Keputihan saat hamil akibat infeksi jamur kandiasis dapat mengakibatkan berbagai komplikasi dalam kehamilan jika tidak diobati. Risiko yang dapat terjadi adalah ketuban pecah dini, persalinan prematur, atau plasenta previa.

Jadi, jika Mama menemukan tanda-tanda seperti yang dijelaskan sebelumnya, lebih baik langsung hubungi dokter kandungan mama untuk penanganan lebih lanjut ya.

Dokter akan mengevaluasi jenis keputihan yang Mama alami dan akan mengatasinya sesuai dengan penyebab dan jenis keputihan yang Mama alami.

Tak perlu khawatir untuk mendapatkan pengobatan saat hamil, dokter pasti akan memberikan jenis obat yang aman bagi kesehatan janin di dalam kandungan.

4. Bagaimana cara mengatasi keputihan saat hamil?

4. Bagaimana cara mengatasi keputihan saat hamil
Freepik/Tutatama

Jika Mama mengalami keputihan saat hamil akibat infeksi jamur, dokter biasanya akan memberikan obat dalam bentuk krim, obat oral, atau salep.

Namun, jika penyebab keputihan saat hamil adalah bakteri, dokter akan meresepkan antibiotik yang aman untuk dikonsumsi ibu hamil.

Setelah keputihan sembuh, bukan berarti Mama tidak akan terkena keputihan lagi. Karena perubahan hormon yang terjadi pada tubuh mama, vagina tetap akan memproduksi cairan berlebih sampai akhir kehamilan. Jadi yang dapat Mama lakukan untuk menghindari terjadinya keputihan kembali adalah :

  • Kenakan pakaian dalam yang nyaman dan terbuat dari katun.
  • Ganti pakaian dalam sesering mungkin untuk menghindari area vagina menjadi lembap. Jika tidak memungkinkan untuk mengganti pakaian dalam terlalu sering, Mama bisa menggunakan panty liner. Namun disarankan untuk tidak terlalu sering menggunakannya.
  • Keringkan alat kelamin mama sampai benar-benar kering setelah mandi, berenang, atau berolahraga.
  • Basuh organ intim secara benar, dari depan ke belakang bukan sebaliknya. Dan jangan gunakan sabun yang mengandung parfum atau sabun pembersih kewanitaan, sebab dapat memengaruhi keseimbangan bakteri baik dan pH pada vagina.
  • Tambahkan yoghurt dan makanan fermentasi lainnya ke dalam makanan mama untuk menciptakan bakteri sehat yang baik bagi tubuh.

Itulah perbedaan penyebab keputihan saat hamil muda yang normal dan abnormal. Setelah mengetahui keputihan normal dan tidak normal, Mama bisa menentukan sendiri apakah keputihan yang saat ini sedang Mama alami masih terbilang aman atau sudah perlu ditangani oleh dokter. Jadi, tidak perlu takut lagi akan keputihan berlebih selama masa kehamilan ya, Ma!

Tapi, nggak ada salahnya untuk rajin memeriksakan kehamilan sejak trimester pertama. Mama boleh banget mulai melindungi diri dan calon buah hati dengan asuransi kehamilan. Sesuai dengan namanya, asuransi kesehatan individu tambahan ini bisa berikan beragam manfaat plus, termasuk manfaat selama kehamilan, persalinan dan nifas.

Asuransi kehamilan ini meliputi: 

  • Perlindungan kehamilan, seperti pemeriksaan sebelum melahirkan, komplikasi kehamilan dan keguguran/aborsi ilegal.

  • Perlindungan persalinan, seperti melahirkan normal/abnormal termasuk vacuum & forcaps, serta melahirkan dengan pembedahan.

  • Perlindungan selama masa nifas, meliputi perawatan sesudah melahirkan untuk ibu (40 hari) dan bayi sampai (30 hari) sejak proses melahirkan.

Untuk informasi selengkapnya, kamu bisa cek di sini ya! Semoga bermanfaat, ya, Ma! (WEB)

Baca juga:

The Latest