5 Tips Hamil dengan Lupus yang Aman untuk Mama dan Bayi

Walau tidak mudah, tapi Mama tetap bisa melewatinya dengan aman

10 Mei 2022

5 Tips Hamil Lupus Aman Mama Bayi
Freepik/gpointstudio

Tidak mudah untuk Mama yang menderita penyakit Lupus atau autoimun untuk menjalani kehamilan. Sebab penyakit ini merupakan penyakit dimana sistem imunitas malah menyerang sel dan jaringan tubuhnya sendiri.

Dilansir dari Web MD, lupus sebenarnya tidak mengurangi peluang untuk mendapatkan kehamilan. Tetapi kurang dari 50% kehamilan dengan lupus memiliki potensi mengalami komplikasi. Selain itu, semua kehamilan lupus memang dianggap berisiko tinggi.

Beberapa risiko yang mungkin terjadi seperti peningkatan risiko keguguran, kelahiran prematur, dan preeklamsia, serta masalah jantung pada bayi.

Berikut ini beberapa tips hamil dengan lupus yang aman untuk Mama dan bayi yang sudah Popmama.com rangkum dari berbagai sumber. Simak di sini!

1. Lakukan kunjungan dokter rutin sesuai jadwal

1. Lakukan kunjungan dokter rutin sesuai jadwal
Freepik

Dilansir dari Lupus Foundation of America, ada beberapa komplikasi yang berisiko untuk dialami oleh Mama di masa kehamilan. Beberapa di antaranya seperti pembekuan darah, masalah ginjal, tekanan darah tinggi yang dapat menyebabkan preeklamsia, serta masalah keterlambatan pertumbuhan di dalam rahim.

Untuk preeklamsia, ditemukan antara 20% dan 30% perempuan dengan lupus akan mengalami preeklamsia. 

Jadi, dengan melakukan kunjungan dokter secara rutin dapat membantu Mama mengidentifikasi kelainan, memantau pertumbuhan bayi, dan memberi Mama kepastian akan kondisi kehamilan saat ini.

Editors' Pick

2. Selalu perhatikan tanda-tanda penyakit lupus

2. Selalu perhatikan tanda-tanda penyakit lupus
Freepik/diana.grytsku

Penelitian terbaru menunjukkan bahwa flare lupus jarang terjadi selama kehamilan dan banyak perempuan justru mengalami perbaikan gejala lupus selama kehamilan.

Jika Mama hamil setelah enam bulan masa remisi, kecil kemungkinan Mama mengalami penyakit lupus dibandingkan saat lupus sedang aktif.

Perlu diingat bahwa gejala lupus flare ini mirip dengan gejala kehamilan, jadi penting untuk menentukan bersama dokter apakah Mama sedang mengalami lupus flare atau hanya tanda-tanda kehamilan yang normal.

Keduanya dapat ditandai dengan pembengkakan sendi dan akumulasi cairan, ruam wajah, dan perubahan rambut.

3. Konsumsi obat-obatan yang dianjurkan oleh dokter

3. Konsumsi obat-obatan dianjurkan oleh dokter
Freepik/gpointstudio

Di masa kehamilan ini, Mama wajib mengonsumsi obat-obatan untuk mencegah serta mengontrol kambuhnya penyakit lupus.

Obat-obatan ini tentunya akan selalu disesuaikan oleh dokter dengan kebutuhan Mama selama masa trimester satu hingga trimester akhir kehamilan.

Di awal trimester, dokter mungkin akan menghentikan pemberian obat lupus atau memberikannya dalam dosis kecil. Ini berguna untuk mencegah adanya gangguan pada janin.

Memasuki trimester kedua, dokter mungkin akan memberikan obat-obatan seperti hydroxychlroquine, azatioprin, dan kortikosteroid, dalam dosis rendah untuk mengendalikan penyakit lupus selama kehamilan.

Walaupun sudah mendapatkan obat yang Mama butuhkan, Mama wajib untuk tetap melakukan pemeriksaan rutin. Tujuannya untuk memastikan kalau obat-obatan tersebut tidak menyebabkan dampak buruk untuk Mama dan si Kecil.

4. Pastikan Mama mendapatkan istirahat yang cukup dan tetap mengontrol kenaikan berat badan

4. Pastikan Mama mendapatkan istirahat cukup tetap mengontrol kenaikan berat badan
Pexels/SHVETS production

Mama wajib menjaga agar tidak mengalami stres dan kelelahan. Sebab, kehamilan normal saja sudah cukup membuat tubuh Mama mengalami tantangan, apalagi jika disertai dengan lupus.

Istirahat yang cukup adalah hal yang sangat penting. Penderita lupus tidak boleh mendapatkan kelebihan berat badan yang tidak perlu selama kehamilan dan harus mengikuti diet yang seimbang dan sehat.

Jadi, yuk bersiap mengubah aktivitas dan rutinitas Mama untuk mencegah rasa lelah atau kesakitan di sepanjang masa kehamilan.

5. Mempersiapkan kelahiran si Kecil dengan memilih rumah sakit yang tepat

5. Mempersiapkan kelahiran si Kecil memilih rumah sakit tepat
Freepik/Praisaeng

Seperti yang dikutip dari Web MD, sekitar 50% kehamilan pada penderita lupus akan mengalami proses melahirkan prematur karena komplikasi yang berhubungan dengan penyakit ini.

Jadi, ada baiknya Mama mulai mencari rumah sakit yang memiliki perawatan khusus serta menawarkan unit perawatan intensif neonatal pada bayi.

Meskipun hal ini penuh dengan risiko bagi si Kecil, namun sebagian besar masalah ini dapat ditangani dengan baik di rumah sakit yang memiliki spesialisasi dalam perawatan bayi. Mama pun tak perlu cemas lagi, deh!

Itulah tadi beberapa tips hamil dengan lupus yang aman untuk Mama dan bayi. Semoga Mama dan si Kecil bisa tetap sehat hingga masa persalinan, ya!

Baca juga:

The Latest