Sering Diabaikan, Ini Pentingnya Buku KIA untuk Memantau Kehamilan

Sudah memiliki buku berwarna pink yang penuh manfaat ini, Ma?

28 Juni 2021

Sering Diabaikan, Ini Penting Buku KIA Memantau Kehamilan
Freepik/valuavitaly

Membahas buku KIA (buku kesehatan ibu dan anak), ternyata tidak semua Mama memilikinya, bahkan belum mengetahui dengan pasti kegunaan dari buku berwarna pink yang disebut sebagai buku mujarab.

Umumnya, dokter atau bidan yang menangani akan segera memberikan buku catatan kesehatan atau buku KIA kepada Mama sudah dinyatakan positif hamil. Tujuannya tak lain adalah untuk memantau kesehatan mama serta calon buah hati yang dikandung hingga usia sekolah nanti.

Perlu diketahui, buku KIA sendiri selalu mengalami perbaruan menyesuaikan dengan informasi terkini setiap tahunnya. Pada tahun 2020 lalu, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) melakukan pembaruan terkait buku KIA.

Selain melakukan pembaruan, Kemenkes juga terus melakukan sosialisasi sebagai bentuk upaya menurunkan kematian ibu hamil dengan memantaunya melalui buku KIA, Ma.

Seperti yang diungkapkan Raenanda Rifani, A.Md.Keb selaku bidan dari Dinas Kesehatan Kota Tangerang Selatan dalam sesi Popmama Talk pada Sabtu (28/06), ia menyebutkan, "Buku KIA itu buku untuk memantau kesehatan ibu dan anak. Jadi di situ banyak banget informasinya, lengkap. Singkat tapi lengkap, jadi ini buku yang memang wajib dimiliki oleh ibu-ibu."

Guna mengetahui lebih lanjut seputar pentingnya buku KIA untuk memantau kehamilan bersama bidan Raenanda, berikut Popmama.com telah merangkum informasi selengkapnya.

1. Buku mujarab untuk keluarga

1. Buku mujarab keluarga
Shopee.co.id/hamizan_offset

Sebagai buku catatan sejak awal hamil hingga anak usia sekolah, buku KIA disebut sebagai buku mujarab yang kaya akan beragam informasi di dalamnya.

Seperti yang dijelaskan oleh bidan Raenanda, buku KIA tak hanya dimanfaatkan untuk memantau kesehatan ibu hamil dan bayinya, tetapi juga bermanfaat bagi keluarga, terutama para suami.

"Bermanfaat juga untuk keluarga, terutama para Papa jadi bisa mengetahui tanda bahaya kehamilan. Nggak hanya Mama aja yang tahu, tetapi Papa juga harus tahu. Jadi banyak informasi dan setiap Mama wajib memiliki buku KIA," ujar bidan Raenanda menjelaskan.

Editors' Pick

2. Manfaat buku KIA sebagai sumber informasi

2. Manfaat buku KIA sebagai sumber informasi
Freepik

Sebagai sumber informasi yang ringkas dan lengkap, buku KIA menjadi sangat bermanfaat sebagai pusat informasi dan komunikasi antara ibu hamil dan para tenaga kesehatan yang menangani.

"Manfaatnya itu lebih ke sumber informasi, memang buku KIA ini sumber informasi terlengkap dan paling ringkas. Semua dibahas sampai dengan pertumbuhan dan perkembangan anak, kita bisa melihat di buku KIA," jelas bidan Raenanda.

Selain sebagai pusat informasi untuk memantau kesehatan selama kehamilan, buku KIA juga bermanfaat bagi para kader dan juga tenaga kesehatan. 

Dalam penjelasannya, bidan Raenanda menyebutkan bahwa buku KIA juga dirancang untuk setiap kader, di mana buku ini berguna untuk memantau kesehatan ibu hamil di setiap wilayahnya.

Sementara untuk para tenaga kesehatan, buku KIA ini dijadikan alat komunikasi. Misalnya, saat Mama melakukan pemeriksaan pertama di dokter, kemudian pemeriksaan kedua di bidan, maka adanya buku KIA ini dapat menjadi alat komunikasi dan informasi untuk melihat kondisi kehamilan mama.

3. Perbedaan buku KIA yang telah direvisi Kemenkes tahun 2020

3. Perbedaan buku KIA telah direvisi Kemenkes tahun 2020
Dok. Direktorat Kesehatan Keluarga

Sebagai informasi untuk Mama, pada tanggal 11 Juni 2020 lalu, pemerintah telah melakukan sosialisasi buku KIA revisi 2020 secara virtual pada YouTube Direktorat Kesehatan Keluarga. Dari perubahan yang signifikan, dimulai dari cover depan yang sudah dibuat dua sisi untuk memantau sang Mama dan juga anaknya.

Dalam buku KIA versi terbaru, bidan Raenanda menunjukkan bagaimana perubahan yang didapat dari adanya revisi buku KIA versi 2020 seperti halaman yang berisikan pemeriksaan ibu hamil menjadi jauh lebih lengkap dan sistematis.

"Kalau dilihat buku yang lama, pemeriksaan itu nggak ada nih penjelasan apa yang harus didapati ibu hamil, bersalin, dan nifas. Tapi kalau di sini (buku baru) kita bisa melihat, jadi urutan apa saja yang bisa kita dapat dari trimester kesatu sampai ketiga," ujarnya.

Tak hanya itu, dalam buku KIA versi terbaru, terdapat pula halaman berisikan kotak kontrol minum TTD (tablet tambah darah). Di mana dijelaskan oleh bidan Raenanda bahwa ibu hamil tetap harus mengonsumsi TTD yang penting dilakukan untuk mendorong perkembangan sistem saraf janin.

"Nah, kolom ini untuk pengingat Mama-Mama kalau sudah minum TTD bisa langsung diceklis," sambungnya.

4. Mengatasi permasalahan buku KIA yang hilang atau rusak

4. Mengatasi permasalahan buku KIA hilang atau rusak
Freepik/tirachardz

Dalam paparannya, bidan Raenanda juga menyebutkan bahwa kasus buku KIA yang hilang memang sering kali ia temukan di lapangan. Sehingga ia pun menjelaskan jika buku KIA hilang, maka Mama bisa mengomunikasikan lagi dengan faskes kesehatannya dan nantinya akan diberikan buku yang baru.

"Paling ya kita kehilangan catatan (kesehatan selama kehamilan) kita sebelumnya, Ma," tambahnya.

Guna mengatasi permasalahan buku KIA yang hilang atau rusak, bidan Raenanda juga menyebutkan bahwa saat ini, Kemenkes sedang membuat aplikasi berbasis online yang bernama MKIA.

"Jangan khwatir, ternyata Kemenkes itu juga lagi membuat aplikasi namanya MKIA. Kemarin kebetulan Tangerang Selatan dijadikan tempat untuk uji coba aplikasi MKIA ini, tapi memang masih dalam proses penyempurnaan." ujar bidan Raenanda.

5. Selalu membawa buku KIA ketika pemeriksaan

5. Selalu membawa buku KIA ketika pemeriksaan
Freepik/pressfoto

Dalam buku KIA terbaru, bidan Raenanda juga memberikan informasi tambahan yang mungkin belum banyak diketahui para Mama yakni adanya kunjungan minimal pemeriksaan yang perlu dilakukan selama kehamilan.

"Buku KIA yang terbaru itu, untuk ibu hamil minimal ada kunjungan (pemeriksaan) sebanyak enam kali," ujarnya.

Dalam enam kali kunjungan, disebutkan bahwa pada trimester pertama diusahakan untuk dua kali datang ke tenaga kesehatan. Boleh ke bidan, namun tetap harus ada pemeriksaan dari dokter umum atau spesialis guna mendeteksi apakah ada risiko kehamilan atau tidak.

Kemudian di trimester kedua, minimal adalah satu kali kunjungan. Selanjutnya pada trimester ketiga yakni tiga kali kunjungan, di mana satu kali kunjungannya harus ada peran dokter untuk mengecek kondisi mama sebelum persiapan persalinan. 

Jangan lupa selalu membawa buku KIA tersebut setiap kali melakukan pemeriksaan ya, Ma. Jika memang belum mendapatkannya, bidan Raenanda menyarankan untuk tanyakan di tempat Mama periksa. Sebab menurutnya, "Karena memang dari Kemenkes pun sudah mendistribusikan sesuai dengan jumlah sasaran ibu hamil."

Itulah informasi terkait pentingnya buku KIA untuk memantau kehamilan. Sebagai media informasi, pencatatan dan monitoring keluarga serta masyarakat, buku KIA ini memang wajib dimiliki oleh setiap ibu hamil.

Sehingga saat Mama sudah memilikinya, gunakan dan rawat baik-baik buku KIA atau buku catatan kesehatan sejenis KIA yang sudah didapat sampai anak memasuki usia sekolah atau enam tahun.

Mama juga bisa menanyakan setiap informasi dari buku KIA yang dirasa belum dipahami kepada bidan maupun dokter yang menangani. Semoga informasinya bermanfaat dan selamat menjalni kehamilan yang sehat ya, Ma!

Baca juga:

The Latest