Hampir Mirip, Ini Perbedaan Prosedur Amniocentesis dan CVS

Tes kehamilan amniocentesis dan CVS tidak kalah penting untuk ibu hamil

5 Januari 2023

Hampir Mirip, Ini Perbedaan Prosedur Amniocentesis CVS
Freepik.com/raw.pixel.com

Amniocentesis dan CVS mungkin tampak asing di telinga. Kebanyakan ibu hamil hanya mengetahui tes kehamilan berupa USG saja. Namun, apakah Mama pernah mendengar atau pernag menjalankan kedua tes kehamilan tersebut?

Amniocentesis dan CVS merupakan prosedur tes kehamilan untuk mendeteksi kelainan yang mungkin terjadi pada janin di dalam kandungan. Namun, kedua pemeriksaan tersebut tentu memiliki perbedaan dalam beberapa aspek.

Berikut Popmama.com telah rangkum perbedaan prosedur amniocentesis dan CVS. Yuk, disimak!

Apa itu Amniocentesis dan CVS?

Apa itu Amniocentesis CVS
Pexels.com/MART PRODUCTION

Amniocentesis adalah pemeriksaan kandungan yang dilakukan di awal kehamilan untuk mendeteksi kelainan genetik pada janin.

Tes ini dilakukan dengan mengambil sampel dari cairan ketuban ibu hamil. Pemeriksaan amniocentesis dilakukan saat usia kehamilan memasuki minggu ke-15 hingga minggu ke-20.

Kemudian, ada prosedur tes kehamilan lainnya yang disebut dengan Chorionic Villus Sampling (CVS). Sama-sama mendeteksi kelainan pada janin, namun sampel sel chorionic villus pada tes CVS diambil dari plasenta ibu hamil. Hasil dari CVS akan keluar lebih cepat dibandingkan dengan hasil amniocentesis.

Editors' Pick

Perbedaan Amniocentesis dan CVS

Perbedaan Amniocentesis CVS
Pexels.com/MART PRODUCTION

Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, baik amniocentesis maupun CVS, keduanya merupakan tes pemeriksaan pada awal kehamilan. Namun, ada beberapa hal yang dapat membedakan amniocentesis dan CVS. Perbedaan tersebut dapat dilihat dari waktu pemeriksaan, prosedur, dan fungsi.

Amniocentesis dilakukan saat kehamilan memasuki usia 15-20 minggu. Sedangkan, CVS dilakukan saat usia kandungan ibu hamil memasuki minggu ke-10 dan minggu ke-14.

Kemudian ditinjau dari prosedurnya, amniocentesis akan mengambil sampel melalui cairan ketuban ibu hamil. Sementara pada CVS, sampel yang diambil berasal dari plasenta ibu hamil.

Perbedaan yang terakhir adalah pada fungsi. Amniocentesis berfungsi untuk mendeteksi kelainan genetik, infeksi, dan tanda-tanda perkembangan paru-paru. Sementara CVS berfungsi untuk mendeteksi cacat lahir, seperti down syndrome, fibrosis kistik, spina bifida, dan sindrom fragile X pada janin.

Prosedur Pemeriksaan Amniocentesis dan CVS

Prosedur Pemeriksaan Amniocentesis CVS
Pexels.com/MART PRODUCTION

Dalam prosedur amniocentesis, dokter akan mengambil sampel air ketuban (cairan amnion) dengan menusukkan jarum khusus ke perut ibu hamil sampai ke rahim.

Berikut ini adalah langkah-langkah lebih lengkapnya:

  • Ibu hamil akan dibaringkan di ranjang dengan posisi telentang dengan menekuk lutut dan pinggul, serta menopang kedua kaki.
  • Dokter akan melakukan pemeriksaan USG untuk melihat kondisi janin, seperti denyut jantung, serta letak plasenta dan air ketuban.
  • Pemeriksaan USG juga digunakan sebagai panduan untuk memberikan suntikan ke dinding perut hingga ujung jarum mencapai pusat kantung ketuban.
  • Jumlah cairan ketuban yang akan diambil sebagai sampel sebanyak 30 ml atau sekitar 2 sampai 4 sendok makan.
  • Dokter akan menarik jarum keluar dari perut ibu hamil secara perlahan-lahan setelah jumlah cairan ketuban dirasa cukup untuk dijadikan sampel.
  • Terakhir, dokter akan memberikan cairan antiseptik dan menutup area bekas tusukan di perut ibu hamil dengan perban.

Kemudian, untuk prosedur CVS sendiri dapat dilakukan dengan dua metode, yakni melalui perut (transabdominal) dan melalui serviks (transservikal). Adapun prosedur CVS melalui perut meliputi:

  • Ibu hamil akan dibaringkan dengan posisi telentang di ranjang atau meja pemeriksaan.
  • Sebelum dilakukan pemeriksaan lebih lanjut, ibu hamil akan diperiksa tekanan darah, detak jantung, dan laju pernapasan terlebih dahulu oleh dokter.
  • Setelah itu, dokter akan mengoleskan gel pada perut ibu sebelum dilakukan proses ultrasound. Alat ultrasound nantinya akan menangkap gelombang suara pada perut ibu hamil.
  • Dokter akan melihat hasil pemeriksaan pada layar komputer yang menampilkan foto berupa rahim, janin, serta plasenta. Selain itu, dokter juga akan memeriksa detak jantung pada janin.
  • Dokter akan menusukkan jarum melalui perut dan rahim ibu hamil menuju ke plasenta untuk mengambil sampel.
  • Setelah sampel diambil, dokter akan memastikan kembali keadaan detak jantung janin serta memeriksa tekanan darah, denyut nadi, dan pernapasan ibu hamil.

Adapun pemeriksaan CVS dengan prosedur melalui serviks, meliputi:

  • Ibu hamil akan dibaringkan telentang dengan pakaian yang ditanggalkan dari bagian pinggang ke bawah serta kain penutup yang melingkar di area pinggang.
  • Dokter akan mengarahkan ibu hamil untuk mengangkat kakinya dengan dibantu pemijak kaki yang bertujuan untuk mempermudah dokter dalam memeriksa area genital ibu hamil.
  • Dokter akan meletakkan alat spekulum ke dalam vagina ibu hamil untuk melebarkan dinding vagina sehingga kondisi serviks dapat terlihat jelas.
  • Kemudian, vagina ibu hamil akan dibersihkan dengan larutan khusus dari dokter.
  • Menggunakan ultrasound, dokter akan mengarahkan jarum atau kateter di perut ibu hamil melalui leher rahim menuju plasenta. 
  • Gelombang suara yang ditangkap oleh alat ultrasound akan menunjukan kondisi rahim, janin, serta plasenta ibu hamil.
  • Pengambilan sampel akan dilakukan melalui jarum yang disuntikkan pada perut ibu hamil.
  • Setelah sampel terkumpul, dokter akan menutup luka bekas suntikan jarum di perut ibu hamil dengan perban. 
  • Tidak lupa, dokter kembali memastikan detak jantung janin maupun ibu hamil, tekanan darah, serta pernapasan.

Risiko yang Mungkin Terjadi pada Tes Amniocentesis dan CVS

Risiko Mungkin Terjadi Tes Amniocentesis CVS
Pexels.com/MART PRODUCTION

Sama halnya dengan tindakan pemeriksaan lainnya, amniocentesis dan CVS pasti memiliki risiko yang mungkin bisa terjadi pada ibu hamil. Berikut ini adalah beberapa risiko amniocentesis, antara lain:

  • Cairan ketuban bocor. 
  • Mengalami keguguran.
  • Cedera pada janin yang disebabkan oleh jarum.
  • Sensitisasi Rh.
  • Memicu infeksi rahim.
  • Janin dapat tertular infeksi dari ibu hamil.

Sementara, untuk risiko yang dapat terjadi akibat tes CVS, antara lain:

  • Cairan ketuban bocor.
  • Mengalami pendarahan dan kram.
  • Mengalami keguguran.
  • Memicu kelahiran prematur.
  • Mengakibatkan infeksi baik bagi ibu hamil maupun janin dalam kandungan.

Demikian informasi mengenai perbedaan prosedur amniocentesis dan CVS. Semoga bermanfaat, ya, Ma.

Baca juga:

The Latest