Mengenal Amniocentesis, Pendeteksi Cacat Janin yang Penting bagi Bumil

Sudahkah Mama melakukan tes amniocentesis?

26 Februari 2020

Mengenal Amniocentesis, Pendeteksi Cacat Janin Penting bagi Bumil
Freepik/Peoplecreations

Amniocentesis adalah prosedur prenatal yang mungkin akan disarankan oleh dokter untuk dilakukan selama kehamilan.

Tes ini dapat memeriksa apakah ada kelainan janin (cacat lahir) seperti sindrom down, fibrosis kistik atau spina bifida pada janin yang Mama kandung.

Amniocentesis hanya dilakukan pada perempuan yang dianggap lebih berisiko melahirkan anak dengan cacat lahir.

Namun sebelumnya, diskusikan terlebih dahulu dengan dokter atau dokter kandungan mengenai Amniocentesis yang tepat untuk Mama.

Umumnya, amniocentesis dilakukan antara minggu ke‐16 dan 20. Dalam waktu ini, bayi berada dalam sekitar 130ml cairan ketuban, yang terus‐menerus ia telan dan keluarkan.

Cairan ini akan diperiksa untuk mendapatkan informasi tentang bayi (termasuk jenis kelamin) dan untuk mendeteksi kelainan fisik seperti down syndrome atau spina bifida.

Nah, bagi Mama yang ingin mengetahui lebih dalam lagi seputar amniocentesis, berikut Popmama.com telah merangkum 5 informasi pentingnya.

1. Kapan waktu yang tepat untuk menjalani amniocentesis?

1. Kapan waktu tepat menjalani amniocentesis
Freepik

Seiring bertambahnya usia pada perempuan, risiko memiliki anak dengan sindrom down pun semakin meningkat secara signifikan, dari sekitar satu banding 2.000 (pada usia 20 tahun) menjadi satu banding 100 (di usia ibu 40 tahun).

Untuk itu, berikut beberapa ibu hamil yang disarankan untuk menjalani tes amniocentesis:

  • Ibu hamil yang usianya di atas 40 tahun (perempuan berusia 37 tahun ke atas biasanya sudah ditawarkan tes ini)
  • Perempuan dengan riwayat kelainan kromosom di keluarganya, misalnya sindrom down
  • Perempuan yang telah memiliki anak dengan kelainan kromosom
  • Perempuan yang diketahui pembawa kelainan genetik
  • Perempuan yang pasangannya memiliki riwayat keluarga kelainan genetik atau kelainan kromosom 
  • Perempuan yang hasil tes darah 'serum screen' atau pemeriksaan USG‐nya menunjukkan hasil yang abnormal

Jika dokter telah merekomendasikan amniocentesis, maka prosedur biasanya akan dijadwalkan antara minggu ke‐15 dan ke‐18 masa kehamilan.

Editors' Pick

2. Apa saja persiapan yang harus dilakukan sebelum menjalani amniocentesis?

2. Apa saja persiapan harus dilakukan sebelum menjalani amniocentesis
Freepik/yanalya

Tidak ada persiapan khusus sebelum menjalani amniocentesis. Ibu hamil juga tidak perlu berpuasa sebelum dilakukan tindakan.

Dalam beberapa kasus, ibu hamil dianjurkan untuk menahan buang air kecil, dikarenakan prosedur ini lebih mudah dilakukan apabila urine memenuhi saluran kemih.

Mintalah kepada suami atau keluarga untuk mengantar dan menemani selama prosedur.

3. Bagaimana proses melakukan tes amniocentesis?

3. Bagaimana proses melakukan tes amniocentesis
Freepik/Peoplecreations

Dokter akan meminta Mama berbaring dengan nyaman di ranjang ruang periksa. Dokter akan membantu untuk memposisikan diri ke posisi litotomi yaitu posisi berbaring terlentang, lutut dan pinggul ditekuk, serta kedua kaki akan ditopang.

Saat Mama sudah berbaring dengan nyaman, dokter akan menggunakan USG untuk memeriksa kondisi janin, denyut jantung janin, lokasi plasenta, dan lokasi air ketuban.

Dokter akan menggunakan anestesi yang disuntikkan di sekitar perut untuk mengurangi rasa sakit. Namun, anestesi tidak selalu digunakan dalam amniocentesis karena pengaruhnya dirasa tidak begitu penting.

USG juga digunakan sebagai panduan untuk menusukkan jarum ke dinding perut hingga ujung jarum berada di pusat kantung ketuban.

Dokter akan mengambil kira-kira 30 ml (sekitar 2 sendok makan) cairan. Prosedur ini berlangsung singkat, yakni sekitar 30 detik hingga beberapa menit.

Apabila pengambilan jumlah cairan dirasakan cukup, dokter akan secara hati-hati menarik jarum keluar dari perut.

Setelah itu, dokter akan mengoleskan cairan antiseptik dan menutup area tusukan di perut dengan perban.

4. Apa yang harus dilakukan setelah tes amniocentesis?

4. Apa harus dilakukan setelah tes amniocentesis
Freepik/free photo

Setelah amniocentesis, dokter akan memeriksa denyut jantung janin dengan alat khusus, memastikan bahwa janin tidak mengalami stres.

Apabila Mama memiliki golongan darah rhesus negatif, dan janin dicurigai memiliki golongan darah rhesus positif, dokter akan memberikan suntikan Rho setelah prosedur. Suntikan Rho bertujuan untuk mencegah reaksi alloimunization terhadap janin.

Dokter akan memperbolehkan Mama untuk pulang dan menyarankan beristirahat di rumah, serta menghindari aktivitas dengan gerakan yang berulang-ulang dan hubungan seksual selama 1-2 hari.

Sampel air ketuban akan diperiksa lebih lanjut di laboratorium dan hasilnya bisa diperoleh dalam beberapa hari hingga satu bulan. Diskusikan bersama dokter hasil amniocentesis yang telah dijalani.

5. Apa saja komplikasi dari tes amniocentesis?

5. Apa saja komplikasi dari tes amniocentesis
Newsheads.in

Konsultasikan kepada dokter apabila Mama mengalami komplikasi setelah menjalani amniocentesis. Amniocentesis dapat menyebabkan sejumlah komplikasi berupa:

  • Penularan infeksi

Ibu hamil yang memiliki infeksi, seperti hepatitis atau HIV, berisiko menginfeksi janin melalui amniocentesis.

  • Kebocoran air ketuban

Walau jarang, kebocoran air ketuban bisa saja terjadi. Apabila terjadi, kondisi ibu dan janin akan terus dipantau oleh dokter, terutama bila adanya infeksi.

Dalam kasus ini, risiko komplikasi kelahiran prematur akan meningkat, yang umumnya disebabkan oleh sedikitnya jumlah cairan ketuban yang tersisa. 

  • Keguguran

Penelitian menunjukkan peluang amniocentesis untuk menyebabkan risiko keguguran sangatlah kecil. Terjadinya keguguran akibat amniocentesis hanya 0,2-0,3 persen dari seluruh kehamilan.

  • Cedera pada janin

Beberapa cedera yang mungkin dialami bayi adalah gangguan paru-paru, dislokasi pinggul, atau kaki pekuk (clubfoot).

Nah, itulah kelima informasi penting terkait amniocentesis.

Semoga dapat menjadi pertimbangan bagi Mama yang ingin melakukan tes ini, ya!

Baca juga:

The Latest