Apakah Pap Smear Harus Dilakukan saat Hamil? Cek Faktanya, Ma
Benarkah melakukan tes dapat ini meningkatkan risiko keguguran?
7 April 2021

Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Pap smear merupakan bagian dari pemeriksaan perempuan. Pemeriksaan ini bertujuan untuk mendeteksi adanya kanker leher rahim atau serviks. Ini dilakukan dengan mendeteksi perubahan abnormal pada sel-sel serviks.
Melakukan tes ini secara rutin dapat membantu dokter melakukan tindakan sejak dini. Namun apakah tes ini juga perlu dilakukan saat hamil?
Usia dan riwayat akan menentukan seberapa sering Mama harus menjalani tes pap smear. Secara umum, perempuan usia 21 hingga 29 tahun harus melakukan tes ini setiap tiga tahun. Sedangkan perempuan yang berusia 30 hingga 65 tahun harus menjalani tes setiap tiga tahun atau dilakukan bersama dengan tes HPV (disebut co-testing) setiap lima tahun. Tidak jarang perempuan melakukan tes pap smear setiap tahun dengan dokter mereka.
Ibu hamil disarankan untuk melakukan pap smear, biasanya pada kunjungan prenatal pertama, meskipun itu tergantung dengan kondisi setiap orang. Diskusikan dengan dokter tentang kapan dan seberapa sering Mama harus menjalani tes ini jika Mama tidak yakin.
Lalu apakah pap smear harus dilakukan saat hamil? Dan apakah tes ini berisiko? Yuk, simak penjelasannya pada ulasan Popmama.com berikut ini, Ma.
Mengapa Pap Smear Perlu Dilakukan saat Hamil?
Jika Mama sedang hamil dan belum pernah melakukan pap smear dalam beberapa tahun terakhir, dokter mungkin akan merekomendasikan untuk melakukannya selama kunjungan pemeriksaan prenatal pertama.
Sama seperti saat tidak sedang hamil, pap smear selama kehamilan dapat mendeteksi sejak dini jika ada perubahan serviks yang tidak normal. Skrining juga mencari beberapa infeksi menular seksual dan infeksi lainnya.
Editors' Pick
Bagaimana Pap Smear selama Kehamilan Dilakukan
Mama mungkin sudah mengetahui bagaimana prosedur pap smear dilakukan. Pap smear selama kehamilan hampir sama prosedurnya dengan yang dilakukan saat Mama tidak hamil.
Mama akan berbaring telentang dengan kaki di sanggurdi sementara spekulum dimasukkan ke dalam vagina untuk memberi dokter pandangan yang jelas tentang serviks.
Praktisi akan menggosokkan kuas ke serviks, mengumpulkan sel-sel, yang dikirim ke laboratorium untuk dibiakkan dan dianalisis.