Demam Berdarah saat Hamil: Penyebab, Gejala, dan Risikonya

Jika tidak segera ditangani, demam berdarah dapat menyebabkan keguguran atau persalinan prematur, Ma

7 Februari 2022

Demam Berdarah saat Hamil Penyebab, Gejala, Risikonya
Unsplash/Marek Piwnicki

Demam berdarah ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti dan Aedes albopictus yang terinfeksi. Ibu hamil yang sudah terinfeksi demam berdarah dapat menularkan virus ke janinnya selama kehamilan atau sekitar waktu kelahiran.

Demam berdarah dapat memiliki efek berbahaya, termasuk kematian janin, berat badan lahir rendah, dan kelahiran prematur.

Di Indonesia sendiri, penyakit ini masih sering ditemukan dan ini biasa dialami oleh siapa saja, termasuk Mama saat hamil.

Nah, di musim hujan seperti ini, Mama harus berhati-hati dengan risiko penularan. Simak ulasan Popmama.com berikut ini tentang demam berdarah saat hamil, gejala, penyebab, dan risikonya.

Gejala dan Komplikasi Demam Berdarah saat Hamil

Gejala Komplikasi Demam Berdarah saat Hamil
Freepik/prostooleh
Gejala Covid-19

Gejala demam berdarah biasanya bersifat ringan. Gejala bisa muncul 4–7 hari sejak gigitan nyamuk dan dapat berlangsung selama 10 hari.

Gejala demam berdarah selama kehamilan tidak berbeda dari orang lain yang tidak hamil, mirip dengan gejala flu.

Tapi, karena kehamilan menurunkan daya tahan tubuh mama, tingkat keparahannya pun bisa meningkat.

Demam tinggi, sakit perut, sakit kepala menyiksa, muntah, pusing bisa dialami oleh ibu hamil. Infeksi demam berdarah juga dapat menurunkan kadar trombosit.

Bila ini terjadi, dalam kasus yang parah, Mama membutuhkan transfusi darah. Kondisi ini membutuhkan perawatan dan pemantauan yang konstan.

Beberapa gejala demam berdarah, yaitu:

  • Demam tinggi mencapai 40 derajat Celsius,
  • Nyeri kepala berat, juga pada sendi, otot, dan tulang,
  • Kehilangan selera makan,
  • Mual dan muntah,
  • Nyeri pada bagian belakang mata,
  • Bintik merah di kulit,
  • Pendarahan dari hidung, gusi, atau di bawah kulit.

Bila tidak segera ditangani, gejala demam berdarah akan semakin parah. Mama mungkin akan mengalami beberapa gejala seperti di bawah ini:

  • Tekanan darah menurun,
  • Kulit basah dan terasa dingin,
  • Mulut kering,
  • Denyut nadi melemah,
  • Muncul tanda perdarahan, seperti mimisan, gusi berdarah, perdarahan di bawah kulit, muntah hitam, batuk darah, maupun buang air besar dengan feses kehitaman,
  • Frekuensi buang air kecil berkurang dan jumlah urine yang keluar sedikit,
  • Pola napas tidak beraturan, bahkan sampai sesak napas.

Editors' Pick

Penyebab Demam Berdarah

Penyebab Demam Berdarah
Unsplash/Mike Norris

Nyamuk pembawa virus menginfeksi seseorang. Biasanya ini terjadi di pagi sampai sore hari menjelang petang, Ma.

Penularan terjadi saat nyamuk menggigit dan menghisap darah seseorang yang sudah terinfeksi virus demam berdarah. Ketika nyamuk tersebut menggigit orang lain, maka virus akan tersebar.

Risiko Demam Berdarah pada Ibu Hamil dan Janin

Risiko Demam Berdarah Ibu Hamil Janin
Pexels/Andrea Piacquadio

Demam berdarah adalah infeksi virus berbahaya yang menyebar melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti.

Penyakit ini berbahaya bagi siapa saja, tetapi bagi ibu hamil, sangat penting untuk mengambil tindakan pencegahan untuk mencegah komplikasi. Saat hamil, Mama dapat menularkan infeksi ini ke janin.

Risikonya bisa sangat parah, dalam beberapa kasus, bahkan bisa mengakibatkan lahir mati dan kelahiran prematur. Selain itu, infeksi ini juga dapat menimbulkan gangguan kesehatan lainnya pada janin dan bayi yang baru lahir.

Namun, perlu dicatat bahwa tidak seperti penularan malaria, demam berdarah tidak menyebabkan cacat lahir dan kelainan.

Cara Mengatasi dan Pencegahan

Cara Mengatasi Pencegahan
Freepik/freepik

Jika Mama mengalami demam berdarah saat hamil, perhatikan tingkat hidrasi dan asupan nutrisi.

Asupan cairan, bersama dengan garam esensial yang menghidupkan tubuh harus ditingkatkan. Nutrisi penting yang Mama makan dalam masa pemulihan juga menyeimbangkan tingkat cairan yang merawat janin.

Selain itu, berikut beberapa cara lain untuk mengatasinya:

  • Cegah dehidrasi dengan perbanyak minum air putih,
  • Istirahat yang cukup,
  • Konsumsi obat yang diberikan oleh dokter,
  • Meski napsu makan berkurang, tetap penuhi asupan nutrisi harian.

Pastikan Mama memeriksakan diri ke dokter setelah mengalami beberapa gejala yang disebutkan di atas ya.

Untuk mengurangi risiko penularan, Mama dapat melakukan beberapa tindakan pencegahan berikut ini:                   

  • Memberantas sarang nyamuk dengan fogging. Namun ini sebaiknya didiskusikan dulu dengan dokter apakah aman untuk ibu hamil dan janin ya, Ma,
  • Menguras tempat penampungan air, minimal setiap minggu. Air yang menggenang menjadi tempat yang nyaman bagi nyamuk untuk bersarang. Selain itu, jangan lupa untuk menutup rapat agar tidak menjadi sarang nyamuk,
  • Perhatikan wadah-wadah di luar rumah yang berpotensi menjadi sarang nyamuk. Karena ini musim hujan, segera buang air yang ada di wadah tersebut bila sudah terisi oleh air hujan,
  • Gunakan kelambu saat tidur,
  • Hindari menggantung pakaian di luar lemari karena nyamuk juga suka berdiam pakaian yang tergantung,
  • Memasang kawat anti nyamuk di ventilasi rumah,
  • Menaburkan bubuk larvasida (abate) pada penampungan air yang sulit dikuras,
  • Gunakan krim anti nyamuk yang aman untuk ibu hamil,
  • Istirahat cukup, penuhi nutrisi dan selalu terhidrasi.

Demam berdarah sering terjadi di musim penghujan seperti saat ini, Ma. Karena itu, penting untuk melakukan pencegahan. Pada kasus yang parah, demam berdarah pada ibu hamil dapat menyebabkan persalinan prematur bahkan keguguran.

Apa yang Mama lakukan untuk mencegah penularan demam berdarah di rumah?

Baca juga:

The Latest