Wanita hamil memiliki risiko kekurangan gizi, terutama zat besi, karena kebutuhan mereka yang meningkat untuk mendukung pertumbuhan janin.
"Kekurangan zat besi dapat menyebabkan kelelahan, memengaruhi tidur dan berdampak pada sel-sel darah merah yang dibutuhkan untuk mendukung ibu dan bayinya yang sedang tumbuh," kata Fleming.
Jika Mama mengonsumsi benda yang bukan makanan, ada potensi keracunan dan komplikasi untuk ibu dan bayi. Ini juga dapat memengaruhi makanan sehat serta vitamin yang telah mama konsumsi. Sehingga berpotensi menyebabkan kekurangan gizi bagi Mama dan janin.
Benda-benda itu sendiri bisa beracun, karena mengandung parasit atau bakteri (kotoran) atau tidak bisa dicerna (sisa logam), yang menyebabkan masalah seperti sembelit, obstruksi usus, infeksi, dan kekurangan gizi.
Jika ada dorongan atau bahkan mengarah pada tindakan impulsif untuk menelan benda-benda yang bukan makanan, Mama harus segera mencari bantuan dokter. Tidak ada tes khusus untuk pica, namun dokter dapat menguji kadar zat besi dan seng dalam darah serta risiko anemia.
Dokter juga dapat merekomendasikan Mama untuk menemui ahli gizi, yang dapat menangani gejala dan membantu menyehatkan tubuh dengan membuat diet kaya zat besi atau menambahkan suplemen.
Ada banyak alasan mengapa defisiensi nutrisi dapat muncul. Kadang-kadang, seorang ibu tidak mampu mencukupi kebutuhan dirinya sendiri karena faktor sosial-ekonomi atau mungkin menderita penyakit mental dan mengatasi perasaan yang tidak diinginkan. Terlepas dari apapun alasannya, ini sebenarnya bukanlah pilihan sang Ibu.
Jika Mama mengalami gangguan makan ini, jangan panik dan stres. Mencari bantuan dokter adalah hal terbaik yang dapat Mama lakukan untuk diri sendiri dan janin.
Selama hamil, apa hal paling aneh yang pernah Mama idamkan?