Apakah Skoliosis Berdampak Buruk bagi Kehamilan?

Gangguan tulang yang satu ini memang menimbulkan rasa nyeri seiring perkembangan kehamilan Mama

4 Desember 2020

Apakah Skoliosis Berdampak Buruk bagi Kehamilan
freepik/yanalya

Skoliosis merupakan gangguan yang menyebabkan lengkungan tulang belakang miring ke satu sisi. Karena skoliosis, tulang belakang yang seharusnya lurus akhirnya berbentuk seperti huruf S atau C. Biasanya kasus skoliosis terjadi selama masa pertumbuhan sebelum masa pubertas. 

Pada kasus yang ringan, skoliosis tidak menimbulkan masalah serius. Tetapi, pada kasus yang parah, dapat menyebabkan rasa nyeri yang berat. Bagi Mama penderita skoliosis yang sedang hamil, tentunya khawatir akan kondisi ini. 

Apakah skoliosis dapat memperbesar potensi komplikasi selama kehamilan? Apakah berpengaruh pada bayi? Kali ini Popmama.com mengulas dampak skoliosis pada kehamilan, dilansir dari MomJunction:
 

Apakah Kehamilan Memperburuk Skoliosis?

Apakah Kehamilan Memperburuk Skoliosis
freepik.com/user18526052

Perempuan yang sebelumnya menjalani perawatan ortopedi untuk skoliosis lebih mungkin memiliki risiko lebih tinggi untuk berkembangnya kelengkungan selama kehamilan, dibandingkan mereka yang tidak pernah hamil.

Pada ibu hamil yang menginjak usia kehamilan trimester ketiga, harus lebih berhati-hati dengan kondisi punggung karena ligamen yang lebih rileks akibat perubahan hormon kehamilan. 

Editors' Pick

Bagaimana Skoliosis Berdampak pada Kehamilan?

Bagaimana Skoliosis Berdampak Kehamilan
Freepik

Pada sebagian besar ibu hamil, skoliosis yang diderita tidak secara langsung berdampak pada kehamilan. Namun, beberapa gejala skoliosis yang parah mungkin terasa jadi makin parah selama kehamilan. Rasa sakit bisa meningkat saat pusat gravitas bergeser seiring perut yang makin membesar dan tubuh secara alami bertumpu untuk menopang peningkatan berat badan.

Skoliosis dapat menyebabkan nyeri punggung yang sedang hingga parah. Selain itu, skoliosis juga bisa menyebabkan masalah pernapasan karena janin yang bertumbuh menekan diafragma sehingga Mama akan mengalami sesak napas. 

Masalah lain yang timbul akibat skoliosis pada kehamilan adalah kesulitan berjalan jika kaki mama tidak simetris. Berjalan bisa menjadi hal yang lebih sulit dilakukan seiring bertambahnya berat badan. 

Setelah melahirkan, lekuk tubuh bisa memburuk jika Mama cenderung menggendong bayi hanya di satu sisi saja.

Perawatan Skoliosis selama Kehamilan

Perawatan Skoliosis selama Kehamilan
freepik.com/sosiukin

Merawat skoliosis selama kehamilan memang sulit dan biasanya tidak ada perawatan khusus yang bisa dilakukan untuk mengatasinya. Sementara itu, ahli ortopedi bisa membantu Mama meredakan rasa sakit dan ketidaknyaman. Berdasarkan faktor-faktor, seperti derajat kurva kemiringan, komplikasi kehamilan, dan berbagai risiko terkait, dokter mungkin akan menyarankan beberapa metode perawatan berikut ini:

  • Obat pereda rasa nyeri
  • Latihan
  • Penggunaan simulator kinesiatrics
  • Penggunaan penyangga atau bracing
  • Pijat khusus
  • Akupuntur
  • Maternity belt (sabuk bersalin)

Apakah Kondisi Ini Dapat Mempersulit Proses Persalinan?

Apakah Kondisi Ini Dapat Mempersulit Proses Persalinan
freepik.com/wavebreakmedia-micro

Perempuan dengan skoliosis dapat melahirkan bayinya hingga cukup bulan dengan proses persalinan secara normal tanpa komplikasi apapun yang diakibatkan skoliosis itu sendiri. Sebelumnya, banyak perempuan dengan skoliosis memilih operasi caesar. Tetapi kemudian studi menemukan bahwa persalinan pervaginam tetap memungkinkan untuk dilakukan, asalkan tidak ada komplikasi kehamilan lainnya. 

Persalinan normal pada perempuan dengan skoliosis akan sama dengan persalinan pada perempuan tanpa skoliosis. Namun, tantangan utamanya adalah penempatan suntikan epidural yang efektif. Dokter akan mendiskusikan opsi persalinan dan manajemen rasa nyeri dengan Mama sebelum waktunya melahirkan sehingga Mama tahu apa yang diharapkan. 

Apakah Skoliosis Bisa Menurun ke Anak?

Apakah Skoliosis Bisa Menurun ke Anak
Freepik

Penyebab sebenarnya dari skoliosis idiopatik tidak diketahui, tetapi bisa jadi turun-temurun. Studi menemukan bahwa sekitar 30 persen pasien skoliosis memiliki riwayat keluarga dengan kondisi tersebut. Namun, bagaimana penyakit tersebut diwariskan, polanya tidak jelas.

Diduga penyakit ini bisa menurun karena beberapa faktor, seperti genetik dan lingkungan. Risiko terkena skoliosis juga lebih tinggi pada anak perempuan dibandingkan pada anak laki-laki. 

Konsultasikan dengan dokter kandungan mama dan ahli ortopedi tentang kemungkinan komplikasi dan pencegahan kondisi agar skoliosis tidak semakin parah dalam masa kehamilan.

Nah, itulah informasi mengenai dampak skoliosis pada kehamilan. Semoga informasi ini menambah wawasan ya, Ma. 

Baca Juga:

The Latest