Penyebab Phantom Pregnancy dan Cara Mengatasinya
Seseorang yang mengalami phantom pregnancy merasakan gejala kehamilan tapi sebenarnya tidak hamil
21 Desember 2022
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Peremuan yang dinyatakan hamil akan merasakan atau mengalami beberapa gejala kehamilan.
Gejala umum yang sering dirasakan oleh ibu hamil di antaranya adalah seperti perasaan mual dan muntah, payudara membesar, dan perut yang membesar seiring waktu kehamilan.
Namun, bagaimana jika ternyata seseorang mengalami gejala-gejala kehamilan tapi sebenarnya tidak hamil?
Nah, kondisi tersebut dapat dikenali sebagai fenomena phantom pregnancy atau kehamilan palsu, Ma.
Berikut Popmama.com telah rangkum dari beragam sumber mengenai penyebab phantom pregnancy dan cara mengatasinya. Yuk, kita simak sama-sama!
Apa Itu Phantom Pregnancy?
Phantom pregnancy atau kehamilan palsu merupakan suatu kondisi ketika seorang perempuan mengalami gejala-gejala kehamilan, namun tidak dinyatakan hamil.
Gejala yang dirasakan seperti mual, payudara membesar, berat badan bertambah, dan perutnya yang bertambah besar membuat seseorang percaya bahwa dirinya hamil, padahal tidak.
Pada kehamilan palsu benar-benar tidak ada janin dalam kandungannya.
Editors' Pick
Apa Penyebab dari Phantom Pregnancy?
Penyebab dari phantom pregnancy ini belum diketahui secara pasti, namun para ahli dan dokter menyatakan bahwa faktor psikologis dan hormonal berperan besar menciptakan kondisi ini.
Pada dasarnya, tubuh tertipu oleh oleh pikiran sehingga tubuh menginterpretasikan sinyal sebagai kehamilan, dan memicu pelepasan hormon, seperti estrogen dan prolaktin, yang dapat menyebabkan gejala kehamilan yang sebenarnya.
Berikut adalah beberapa teori utama tentang penyebab dari phantom pregnancy atau kehamilan palsu:
- Kondisi psikosomatik
Karena adanya keinginan kuat untuk hamil, otak akan memicu perubahan hormonal yang menyebabkan gejala kehamilan.
Hal ini mungkin terjadi pada perempuan yang telah berjuang dengan infertilitas, mengalami keguguran, atau peristiwa traumatis lainnya.
Beberapa ahli berteori bahwa pembesaran perut, adanya sensasi gerakan janin, dapat disebabkan oleh peningkatan aktivitas dalam sistem saraf simpatik.
- Gangguan depresi mayor
Perempuan dengan depresi berat atau stres berat mungkin mengalami perubahan hormon reproduksi. Selain itu, obat antipsikotik dapat menyebabkan beberapa gejala seperti kehamilan, seperti penambahan berat badan, berhentinya menstruasi, dan nyeri payudara.
- Kondisi medis
Beberapa kondisi termasuk tumor ovarium, depresi berat, kanker, obesitas, dan kehamilan ektopik, ditambah dengan faktor psikologis, dapat menyebabkan distensi perut yang mungkin dapat ditafsirkan oleh seseorang sebagai kehamilan.