Menstruasi saat Hamil, Apakah Mungkin?
Secara medis, perempuan yang tengah hamil tidak akan mengalami menstruasi
28 Maret 2023

Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Umumnya perempuan yang sedang hamil tidak mengalami menstruasi. Namun, saat melihat adanya darah seperti menstruasi di celana dalam pasti membuat panik dan khawatir.
Perlu Mama ketahui bahwa keluarnya darah dari vagina saat hamil bukanlah menstruasi, Ma. Darah yang keluar dari vagina di masa kehamilan merupakan perdarahan yang disebabkan oleh kondisi lain, dan perdarahan ini perlu diwaspadai.
Untuk lebih jelasnya mengenai kemungkinan menstruasi saat hamil, di bawah ini Popmama.comtelah merangkum penjelasannya dari beragam sumber. Yuk, kita simak sama-sama!
Editors' Pick
Apakah Mungkin Ibu Hamil Menstruasi?
Menstruasi yang dialami oleh setiap perempuan terjadi karena tidak ada pembuahan yang terjadi. Sel telur yang tidak dibuahi serta dinding rahim yang mengandung sel darah kemudian akan meluruh dan keluar dari vagina.
Sementara itu, apabila sel telur berhasil dibuahi dan terjadi kehamilan, maka tidak akan ada proses peluruhan sel telur dan dinding rahim. Sehingga dapat dikatakan bahwa perempuan yang hamil tidak akan mengalami menstruasi.
Secara medis, perempuan yang tengah hamil tidak akan mengalami menstruasi dan menstruasi saat hamil adalah kondisi yang tidak mungkin terjadi.
Meskipun mungkin ibu hamil melihat adanya darah keluar dari vagina, itu bukanlah darah menstruasi, melainkan perdarahan yang disebabkan oleh kondisi lain.
Penyebab Lain Perdarahan saat Hamil
Seorang perempuan tidak akan mungkin mengalami menstruasi di masa kehamilan. Meski begitu, ibu hamil memiliki kemungkinan untuk mengalami perdarahan.
Perdarahan yang dialami oleh ibu hamil umumnya cenderung lebih sering terjadi selama trimester pertama. Berikut penyebab prndarahan pada ibu hamil di trimester pertama:
- kehamilan ektopik (kehamilan di luar rahim),
- infeksi,
- keguguran,
- pendarahan subkorionik (pendarahan yang terjadi antara dinding rahim dan plasenta), dan
- penyakit trofoblas gestasional (GTD), kondisi mengandung jaringan janin abnormal.
Setelah trimester pertama, ibu hamil juga tetap memiliki kemungkinan untuk mengalami perdarahan. Apabila ibu hamil mengalami perdarahan setelah minggu ke-20 kehamilan, kondisi yang menjadi penyebab perdarahan di antaranya:
- Pemeriksaan serviks
Perdarahan yang terjadi di minggu ke-20 kehamilan bisa terjadi setelah dilakukannya pemeriksaan serviks oleh dokter. Prosedur pemeriksaan ini umumnya dapat menyebabkan beberapa perdarahan ringan.
- Plasenta previa
Plasenta previa adalah suatu kondisi yang terjadi ketika plasenta berada di bawah rahim sehingga menghalangi jalan lahir bayi.
- Hubungan seksual
Hubungan seksual juga bisa menjadi salah satu alasan ibu hamil mengalami perdarahan di masa kehamilan. Perdarahan yag terjadi setelah melakukan hubungan seksual disebabkan karena adanya peningkatan sensitivitas jaringan vagina dan serviks.
- Solusio plasenta
Solusio plasenta adalah suatu kondisi di mana plasenta mulai terpisah dari rahim sebelum bayi lahir. Kondisi ini kemudian dapat menyebabkan pendarahan.
Jika seorang ibu hamil mengalami perdarahan pada setiap tahap kehamilan, ia harus memerhatikan warna, jumlah, dan konsistensi perdarahan tersebut. Hal ini akan memudahkan dokter saat melakukan pemeriksaan untuk memastikan penyebab perdarahan.