Faktor-Faktor yang Memengaruhi Peluang Punya Bayi Kembar

Ingin punya bayi kembar, Ma? Cek dulu faktor peluangnya

25 Juli 2018

Faktor-Faktor Memengaruhi Peluang Pu Bayi Kembar
Pixabay/1035352

Memiliki bayi kembar mungkin menjadi impian dari sebagian Mama. Terbayang bisa memiliki sepasang atau lebih bayi dalam waktu bersamaan akan menjadi momen menyenangkan yang tak terlupakan.

Ada dua jenis bayi kembar yang umum diketahui: identik dan non identik.

Pada kembar identik, satu sel telur dibuahi oleh satu sperma, sehingga ia kemudian terbagi menjadi dua embrio terpisah. Tak cuma akan terlihat mirip secara fisik, mereka juga akan berbagi struktur genetik dan plasenta yang sama.

Sementara itu, kembar non identik terjadi ketika dua sel telur terpisah dibuahi oleh dua sperma yang terpisah juga. Meski kembar, bayi-bayi ini akan memiliki komposisi genetik terpisah dan memiliki plasenta masing-masing. Jenis kembar seperti ini yang paling banyak terjadi pada ibu hamil.

Menurut David Davies, dari Portsmouth’s Queen Alexandra Hospital, kembar identik sampai saat ini masih disebut sebagai faktor alam dan belum diketahui faktor-faktor pemicu lainnya. Sementara untuk kembar non identik, ada beberapa faktor lain yang bisa mempengaruhi.

Jika Mama mendambakan untuk bisa memiliki bayi kembar, berikut beberapa faktor yang bisa memengaruhinya:

1. Riwayat keluarga Mama

1. Riwayat keluarga Mama
Pixabay/Cuncon

Riwayat keluarga yang mempengaruhi peluang kehamilan bayi kembar adalah dari sisi Mama. Jadi ketika riwayat kembar terdapat pada keluarga Papa, para ahli berpendapat hal ini tidak terlalu berpengaruh.

Seperti disampaikan oleh David, peluang bayi kembar dipengaruhi oleh sel telur, yang dalam hal ini diproduksi oleh perempuan.

Maka dari itu, jika Mama atau anggota keluarga Mama memiliki riwayat kembar, maka peluang Mama untuk bisa hamil bayi kembar semakin besar.

Editors' Pick

2. Gaya hidup

2. Gaya hidup
Pexels/Rawpixel.com

Menurut beberapa penelitian, peluang untuk memiliki bayi kembar akan menjadi lebih besar ketika Mama rutin mengonsumsi susu dan daging.

Sebaliknya, peluang memiliki bayi kembar akan menurun apabila Mama menerapkan diet rendah lemak, terutama seperti vegan dan vegetarian.

David menjelaskan bahwa kemungkinan penyebabnya adalah pengaruh diet terhadap perubahan hormonal pada tubuh Mama.

Semakin beragam asupan nutrisinya, maka semakin tinggi juga peluang Mama untuk bisa memiliki bayi kembar.

3. Jumlah anak yang dimiliki

3. Jumlah anak dimiliki
Pexels/Samer Daboul

Penelitian menyebutkan bahwa semakin banyak anak yang dimiliki sebelumnya, maka semakin besar pula peluang Mama untuk bisa memiliki bayi kembar. Selain itu, peluang Mama untuk bisa hamil bayi kembar juga diyakini meningkat jika sebelumnya Mama pernah memiliki anak kembar.

Disebut-sebut bahwa hal ini dipengaruhi oleh perbaikan kualitas sel telur. Semakin tinggi frekuensi sel telur yang dibuahi, maka semakin tinggi juga perbaikan kualitasnya.

4. Daerah asal

4. Daerah asal
Pexels/Slon_dot_pics

Dari mana wilayah asal Mama juga menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi peluang untuk bisa memiliki bayi kembar. Salah satu area yang diketahui memiliki angka kelahiran kembar cukup tinggi adalah Eropa Barat, yakni sekitar 1 dari 60 kehamilan. Di Nigeria, kehamilan kembar memiliki angkat perbandingan 1:30.

Sementara di Asia Tenggara, angka perbandingan bayi kembar masih sangat rendah. Meski belum diketahui secara pasti apa penyebabnya, namun David menduga kuat daerah asal Mama mempengaruhi peluang hamil kembar karena berkaitan dengan budaya diet atau iklim.

5. Usia

5. Usia
Pexels/Michael Morse

Berdasarkan penelitian, kehamilan kembar lebih banyak terjadi pada Mama berusia antara 30 hingga 40 tahun.

Diduga kuat hal ini dipengaruhi oleh cara kerja indung telur dan bagaimana fungsi mereka berubah seiring pertambahan usia Mama.

Jika biasanya sel telur yang dilepaskan adalah satu buah setiap bulannya, maka pada perubahan cara kerja indung telur tersebut sangat mungkin terjadi pelepasan lebih dari satu sel telur per bulan.

Pakar fertilitas Emma Cannon juga menjelaskan bahwa salah satu kemungkinan lain adalah karena respons tubuh saat mencapai akhir masa subur. Ia bahkan menyebutkan bahwa semakin tua usia perempuan, maka semakin besar pula peluangnya untuk bisa hamil kembar. Ini karena ketika masa subur hampir usai, maka tubuh bisa ‘panik’ dan jadi melepaskan lebih dari satu sel telur.

Baca Juga: 13 Fakta Tentang Bayi Kembar yang Wajib Mama Tahu

Baca Juga: Seluk Beluk Menyusui Bayi Kembar, Apakah Merepotkan?

Baca Juga: Proses Persalinan Bayi Kembar yang Harus Mama Ketahui

The Latest