5 Hal yang Dipercaya tentang Proses Kehamilan, Padahal Cuma Mitos

Cari tahu dulu yuk soal faktanya!

30 September 2021

5 Hal Dipercaya tentang Proses Kehamilan, Padahal Cuma Mitos
Pexels/Freestocks.org

Terkait proses pembuahan yang kemudian berujung pada kehamilan, banyak hal-hal yang keliru tapi masih dipercaya oleh sebagian pasangan suami istri.

Nyatanya dari sisi ilmiah informasi tersebut belum bisa dibuktikan, Ma.

Misalnya tentang mengubah posisi kaki sesaat setelah berhubungan intim. Meski diyakini hal ini bisa meningkatkan peluang kehamilan, namun belum sepenuhnya terbukti.

Yuk simak rangkuman informasinya dari Popmama.com berikut ini:

1. Posisi misionaris harus diutamakan

1. Posisi misionaris harus diutamakan
Pexels/Rawpixel.com

Bagi sebagian pasutri, posisi misionaris dianggap sangat penting karena bisa benar-benar mengoptimalkan proses konsepsi.

Peluang kehamilan pun diyakini bisa menjadi lebih besar jika setiap kali hubungan intim, posisi ini menjadi posisi utamanya.

Menurut pakar kebidanan dan kandungan dari Chattanooga, Tennessee, Dr Kristi Angevine, MD, FACOG, hal ini keliru.

Meskipun posisi tertentu tampak akan membuat sperma berenang lebih dekat pada sel telur, namun menurut Angevine posisi tidak selalu memegang peran utama.

Semua posisi memberikan peluang kehamilan yang hampir sama besarnya. Untuk meningkatkan peluang kehamilan tersebut, Angevine menyebutkan kondisi kesehatan sperma lebih memegang peranan penting.

Editors' Pick

2. Angkat kaki pasca berhubungan intim

2. Angkat kaki pasca berhubungan intim
Pexels/Pixabay

Selain posisi misionaris, hal lain yang juga dipercaya bisa meningkatkan peluang kehamilan adalah mengangkat kaki pasca berhubungan intim.

Dengan melakukan hal ini, secara gravitasi sperma akan lebih mudah ‘jatuh’ dan menemukan sel telur.

Lagi-lagi Angevine menyangkal informasi tersebut. Menurutnya, sperma dari awal memang sudah terprogram untuk menemukan sel telur bagaimanapun posisinya.

Jadi meskipun Mama tidak mengangkat kaki pasca berhubungan intim, sperma yang sudah masuk tetap akan bisa mencari jalannya menuju sel telur.

Sebaliknya, mengangkat kaki pasca berhubungan intim tidak serta-merta akan membantu sperma. Terutama jika memang sejak awal sperma tidak memiliki kondisi yang prima.

Misalnya bermasalah pada jumlah maupun pergerakannya, Ma.

3. Jenis kelamin bisa bergantian

3. Jenis kelamin bisa bergantian
Pexels/Pixabay

Jika anak pertama Mama sudah laki-laki, maka kemungkinan besar anak kedua nantinya akan bergantian alias berjenis kelamin perempuan.

Menurut Angevine, jenis kelamin tidak bisa dipastikan akan bisa bergantian terjadi pada kehamilan berikutnya.

Setiap proses pembuahan memiliki peluang yang sama, yakni 50 persen peluang anak laki-laki dan 50 persen peluang anak perempuan.

4. Waktu tertentu menentukan jenis kelamin bayi

4. Waktu tertentu menentukan jenis kelamin bayi
Pexels/Acharaporn Kamornboonyarush

Ada informasi lain yang juga menyebutkan bahwa periode waktu tertentu akan membuat Mama lebih berpeluang memiliki bayi laki-laki, begitu juga sebaliknya.

Misalnya jika Mama melakukan hubungan intim lebih awal dalam siklus ovulasi, Mama akan lebih berpeluang memiliki bayi perempuan.

Menurut Angevine, informasi ini sama sekali tidak benar. Ia menegaskan bahwa tidak ada waktu pada siklus haid dan ovulasi yang bisa membuat jenis kelamin tertentu lebih berpeluang dimiliki.

Ini berarti belum ada penelitian ilmiah yang mendasari informasi tersebut ya, Ma.

Baca juga: Penyebab Mual Setelah Masa Mentruasi dan Cara Mengatasinya

Baca juga: Kenali Perdarahan Perimenopause Hingga Tanda yang Harus Diwaspadai

Baca juga: Awas! Polusi Udara Dapat Memengaruhi Kondisi Kesehatan Reproduksi

5. Frekuensi hubungan intim sangat berpengaruh

5. Frekuensi hubungan intim sangat berpengaruh
Pexels/Pixabay

Ada pasangan yang melakukan hubungan intim setiap hari demi meningkatkan peluang kehamilan, ada juga yang justru menunda dengan harapan sperma akan bertambah semakin banyak.

Angevine menuturkan bahwa pada dasarnya frekuensi berhubungan intim tidak sepenuhnya memengaruhi peluang kehamilan.

Jumlah sperma akan terus bertambah setiap harinya, dan faktanya sperma mampu bertahan hidup di dalam tubuh perempuan sampai maksimal 5 hari.

Untuk meningkatkan peluang kehamilan, Angevine menuturkan bukan frekuensi hubungan intim yang memegang peranan penting. Namun pemilihan waktu yang tepat.

Peluang kehamilan akan meningkat jika hubungan intim dilakukan saat Mama sedang berada pada periode masa subur.

Yuk Ma, mulai cari tahu kebenaran terlebih dahulu sebelum mempercayai suatu informasi!

Baca juga:

The Latest