5 Tes Kesehatan yang Penting Dilakukan Mama Sebelum Program Hamil

Siapkan tubuh Mama dengan berbagai pemeriksaan terlebih dahulu

6 Agustus 2021

5 Tes Kesehatan Penting Dilakukan Mama Sebelum Program Hamil
Freepik

Sebelum menjalani program hamil, ada beberapa hal yang perlu Mama perhatikan agar tubuh lebih siap. Salah satunya adalah melakukan pemeriksaan terlebih dahulu.

Dengan mengetahui seperti apa kondisi tubuh serta riwayat-riwayat kesehatan Mama, berbagai risiko terkait kesehatan kehamilan dan janin pun bisa diprediksi.

Dokter kandungan pun bisa menyiapkan diri dengan berbagai perawatan khusus yang mungkin kelak dibutuhkan Mama.

Ya, American Congress of Obstetricians and Gynecologists (ACOG) juga merekomendasikan para calon Mama untuk menjalani sesi perencanaan khusus dengan dokter sebelum memutuskan untuk hamil. Sesi ini bisa menjadi awal yang sangat baik untuk kesehatan kehamilan Mama.

Apa saja ya pemeriksaan sebelum kehamilan yang sebaiknya Mama lakukan? Nah, berikut rangkuman informasinya, Ma:

1. Tes darah

1. Tes darah
Pexels/Amornthep Srina

Salah satu pemeriksaan yang bisa dilakukan saat tes darah adalah untuk mengetahui apakah Mama memiliki risiko pembawa penyakit genetik. Menurut pakar kesehatan kandungan Johns Hopkins Medicine, Sheri Lawson, beberapa penyakit yang dikhawatirkan yakni fibrosis kistik dan anemia sel sabit.

Selain itu, pemeriksaan darah rutin seperti kadar hemoglobin, hematokrit, sel darah putih (leukosit) dan sel pembekuan darah (trombosit) juga dilakukan. Dari hasilnya akan terlihat apakah Mama memiliki anemia, infeksi, atau gangguan faktor pembekuan darah.

Yang tak kalah penting, Mama dan Papa juga sebaiknya melakukan pemeriksaan golongan darah dan rhesus. Masalah kesehatan bisa muncul jika Mama memiliki rhesus negatif dan Papa memiliki rhesus positif. Jika janin kelak memiliki rhesus positif sementara Mama rhesus negatif, kondisi ini berbahaya. Maka dari itu, bicarakan dengan dokter sedari awal ya, Ma.

Editors' Pick

2. Tes gula darah

2. Tes gula darah
Pexels/Pixabay

Pemeriksaan gula darah sebaiknya dilakukan dua kali, saat puasa dan tidak puasa. Keduanya memiliki tujuan untuk mengetahui apakah Mama mengidap diabetes mellitus atau tidak.

Apabila Mama memiliki gula darah yang tak terkontrol,  janin cenderung juga akan mengalaminya. Maka dari itu, jika Mama mengalami berat badan berlebih atau curiga diabetes, penting untuk melakukan tes gula darah sebelum hamil dan melihat apakah ada sesuatu yang harus disiapkan sejak awal sebelum hamil.

3. Tes fungsi tiroid

3. Tes fungsi tiroid
Pexels/Martin Lopez

Jika Mama mengidap hipotiroidisme dan tubuh Mama tidak memiliki cukup hormon tiroid yang dibutuhkan untuk perkembangan janin normal, maka kelak janin dapat mengalami gangguan pertumbuhan.

Sebaliknya, jika fungsi tiroid Mama mengalami kelebihan, maka kondisinya juga bisa mengganggu janin. Janin pada akhirnya berisiko juga mengalami pembesaran tiroid. Untuk mengetahuinya, Mama bisa melakukan tes fungsi tiroid melalui cek darah.

4. TORCH

4. TORCH
Pixabay/Kropekk_pl

TORCH merupakan singkatan dari Toxoplasma, Rubella, Cytomegalovirus, dan Herpes Simplex Virus. Ketahui apakah Mama memiliki riwayat atau sedang terinfeksi penyakit-penyakit tersebut sebelum hamil, untuk mencegah infeksi pada janin.

Infeksi pada janin akibat penyakit-penyakit tersebut dapat menimbulkan risiko keguguran, kelahiran prematur, atau bahkan kelainan bawaan.

Kalau gitu, jangan lupa untuk lakukan pemeriksaan TORCH ya, Ma.

5. Tes kromosom

5. Tes kromosom
Pixabay/Fernandozhiminaicaela

Tes kromosom sangat penting dilakukan terutama jika sebelumnya diketahui ada riwayat keluarga Papa atau Mama yang memiliki gangguan kromosom. Beberapa di antaranya yakni down syndrome, thalassemia dan hemofilia.

Tes ini bisa dilakukan dengan mengambil sampel darah dan diperiksa ke laboratorium. Nanti dari hasilnya akan dicek oleh dokter apakah Mama membutuhkan perawatan khusus.

Nah Ma, jangan lupa untuk selalu berdiskusi dengan dokter tentang apapun hasil tes yang Mama dapatkan, ya. Dengan begitu, segala risiko yang mungkin muncul pada janin bisa diminimalkan sejak awal.

Baca juga:

The Latest