Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel Popmama lainnya di IDN App
Apa Itu Fibroid Uterus? Tumor Jinak Rahim yang Sering Tak Disadari
Freepik

Intinya sih...

  • Fibroid uterus adalah tumor jinak pada rahim

  • Gejala fibroid bervariasi, dari ringan hingga mengganggu

  • Penyebab pasti belum diketahui, faktor risiko meningkatkan kemungkinan fibroid

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Mama mungkin pernah mendengar istilah fibroid uterus, namun belum tentu tahu apa sebenarnya kondisi ini. Fibroid uterus adalah pertumbuhan jaringan nonkanker pada rahim yang cukup umum terjadi pada perempuan usia reproduktif.

Kondisi ini bisa muncul tanpa gejala, tapi juga dapat menyebabkan masalah serius seperti nyeri hebat atau perdarahan menstruasi berlebih.

Menurut Mayo Clinic, fibroid hampir tidak pernah berubah menjadi kanker, meskipun ukurannya bisa sangat beragam, dari sekecil biji hingga sebesar semangka.

Sementara itu, Cleveland Clinic menambahkan bahwa fibroid adalah jenis tumor jinak paling umum pada rahim yang terdiri dari otot dan jaringan ikat. Untung mengenal lebih lanjut, berikut Popmama.com rangkumkan penjelasan mengenai apa itu fibroid uterus?

Yuk, simak penjelasannya!

1. Tumor jinak yang banyak dialami perempuan

Freepik

Fibroid uterus, juga dikenal dengan istilah leiomyomas atau myomas, adalah pertumbuhan jaringan otot pada rahim yang bersifat jinak. Pertumbuhan ini tidak terkait dengan peningkatan risiko kanker rahim.

Dilansir dari Mayo Clinic, fibroid bisa muncul pada satu bagian saja atau dalam jumlah banyak, bahkan ukurannya dapat mencapai sebesar buah grapefruit. Meski terdengar menakutkan, fibroid sebenarnya sangat umum dan banyak perempuan tidak menyadarinya karena tidak menimbulkan gejala.

Dalam Cleveland Clinic menjelaskan bahwa 40–80% perempuan dengan rahim dapat mengalami fibroid di usia 30–50 tahun. Dengan begitu, fibroid merupakan kondisi yang umum, bukan sesuatu yang langka.

2. Gejala yang bervariasi, dari ringan hingga mengganggu

Freepik

Tidak semua perempuan dengan fibroid mengalami keluhan. Namun, bagi yang merasakan gejala, keluhannya bisa sangat beragam.

Dilansir dari Mayo Clinic, tanda yang sering muncul adalah menstruasi berat, nyeri panggul, perut terasa penuh, hingga sering buang air kecil akibat tekanan pada kandung kemih. Ada pula yang mengalami konstipasi, nyeri punggung bawah, atau nyeri saat berhubungan seksual. Fibroid besar dapatmenyebabkan perut terlihat membesar, bahkan mirip kondisi hamil.

Gejala biasanya semakin berkurang setelah menopause karena kadar hormon menurun. Maka, gejala fibroid sangat bergantung pada ukuran, jumlah, dan titik pertumbuhannya.

3. Penyebab pasti belum diketahui

Freepik

Sampai saat ini, penyebab pasti fibroid belum jelas. Dilansir dari Mayo Clinic, terdapat beberapa faktor yang berperan, yaitu perubahan genetik, pengaruh hormon estrogen dan progesteron, serta faktor pertumbuhan jaringan sebagai pemicu utama. Hormon tersebut membuat lapisan rahim menebal setiap siklus menstruasi dan juga memengaruhi pertumbuhan fibroid.

Fibroid juga cenderung tumbuh saat kadar hormon tinggi, seperti selama kehamilan dan menyusut saat kadar hormon menurun, seperti setelah menopause. Meskipun penyebab pastinya belum jelas, faktor hormonal memiliki peran besar dalam kondisi ini.

4. Faktor risiko yang meningkatkan kemungkinan fibroid

Freepik/shurkin_son

Dilansir kembali dari Mayo Clinic, faktor yang meningkatkan risiko meliputi riwayat keluarga, jika ibu atau saudara perempuan memiliki fibroid, obesitas, menstruasi pertama pada usia dini, kekurangan vitamin D, serta pola makan tinggi daging merah dan rendah sayur. Selain itu, dalam Cleveland Clinic juga menyatakan bahwa belum memiliki anak atau nulliparity dan menopause yang terlambat juga meningkatkan risiko.

Faktor ras juga berperan, di mana perempuan kulit hitam cenderung mengalami fibroid lebih awal, lebih banyak, dan bergejala lebih parah. Dengan mengetahui faktor-faktor ini, Mama bisa lebih waspada dan rutin melakukan pemeriksaan kondisi ini lebih dini.

5. Komplikasi yang mungkin terjadi

Freepik

Meski fibroid sering dianggap tidak berbahaya, komplikasi tetap mungkin terjadi. Salah satu yang paling sering adalah anemia, yaitu kondisi ketika tubuh kekurangan sel darah merah akibat perdarahan menstruasi yang berlebihan.

Fibroid juga dapat meningkatkan risiko komplikasi kehamilan, seperti gangguan pertumbuhan janin, kelahiran prematur, hingga placental abruption, yaitu kondisi dimana plasenta terlepas sebelum waktunya.

Selain itu, fibroid dengan ukuran besar dapat menekan organ sekitar, memicu rasa sakit, serta mengganggu kesuburan meski kasusnya jarang. Meski umumnya bersifat jinak, fibroid tetap perlu dipantau agar tidak menimbulkan dampak serius, Ma.

6. Cara diagnosis dan pilihan pengobatan

Freepik

Fibroid biasanya ditemukan secara tidak sengaja saat pemeriksaan panggul atau USG. Dokter biasanya menggunakan MRI, CT scan, hingga histeroskopi, yaitu alat berbentuk tabung dengan kamera untuk melihat rahim untuk memastikan ukuran dan lokasi fibroid.

Tidak semua fibroid perlu diobati, Ma. Fibroid dengan ukuran kecil tanpa gejala cukup dipantau secara rutin. Namun, jika menimbulkan gejala berat, terdapat beberapa pilihan pengobatan.

Dilansir dari Mayo Clinic beberapa pilihan pengobatannya yaitu terapi hormon, suplemen zat besi untuk anemia, atau operasi seperti miomektomi, yaitu pengangkatan fibroid, hingga histerektomi atau pengangkatan rahim.

Pemilihan terapi sangat bergantung pada gejala, ukuran fibroid, serta rencana kehamilan mama nantinya. Itulah penjelasan mengenai apa itu fibroid uterus yang merupakan tumor jinak pada rahim yang umum terjadi pada perempuan usia reproduktif.

Kondisi ini bisa tidak bergejala, namun juga dapat menimbulkan menstruasi berat, nyeri panggul, hingga komplikasi kehamilan.

Dengan memahami penyebab, faktor risiko, serta pilihan pengobatannya, Mama bisa lebih waspada dan melakukan pemeriksaan rutin agar kesehatan reproduksi tetap terjaga.

Editorial Team