Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel Popmama lainnya di IDN App
Freepik/Atlascompany
Freepik/Atlascompany

Intinya sih...

  • Premature Ovarian Failure (POF) adalah kondisi di mana ovarium berhenti berfungsi sebagaimana mestinya sebelum usia 40 tahun.

  • Penyebabnya bisa berasal dari faktor genetik, autoimun, efek samping pengobatan, riwayat operasi pada ovarium, infeksi virus tertentu, dan riwayat keluarga dengan gangguan ovarium dini.

  • Gejalanya mirip dengan menopause, seperti siklus menstruasi tidak teratur, hot flashes, kering pada area kewanitaan, kesulitan untuk hamil, mood swing atau perubahan suasana hati, penurunan gairah seksual dan gangguan tidur.

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Saat sedang merencanakan kehamilan, tentu kamu berharap semua fungsi reproduksi berjalan optimal. Namun, bagaimana jika ovarium berhenti berfungsi lebih cepat dari seharusnya?

Kondisi ini dikenal dengan istilah Premature Ovarian Failure (POF) atau dalam istilah medis terbaru disebut juga Primary Ovarian Insufficiency (POI).

Premature ovarian failure adalah kondisi ketika ovarium berhenti memproduksi hormon estrogen secara normal dan berhenti melepaskan sel telur sebelum usia 40 tahun. Hal ini tentu berdampak pada kesuburan dan bisa menjadi tantangan tersendiri bagi kamu yang sedang menjalani program hamil.

Ingin tahu lebih dalam mengenai kondisi ini? Yuk, simak informasi selengkapnya dari Popmama.com mengenai apa itu premature ovarian failure, gejala, hingga penyebabnya. 

1. Apa itu premature ovarian failure?

Freepik

Premature Ovarian Failure (POF) adalah kondisi di mana ovarium berhenti berfungsi sebagaimana mestinya sebelum usia 40 tahun. Ovarium tidak lagi melepaskan sel telur secara teratur dan produksi hormon estrogen pun menurun drastis.

Ini berbeda dari menopause, karena pada POF, fungsi ovarium bisa datang dan pergi. Artinya masih ada kemungkinan ovulasi, meskipun sangat jarang.

Menurut Cleveland Clinic, sekitar 1 dari 100 wanita di bawah usia 40 tahun mengalami POF dan kondisi ini bisa berdampak besar pada peluang kehamilan secara alami.

2. Penyebab dan faktor risiko premature ovarian failure

Freepik/kjpargeter

Ada berbagai penyebab yang bisa memicu terjadinya POF, namun sebagian besar kasus tidak diketahui secara pasti. 

Beberapa faktor risiko yang diketahui antara lain:

  • Faktor genetik, seperti kelainan kromosom (misalnya sindrom Turner atau Fragile X).
  • Kondisi autoimun, di mana tubuh menyerang jaringan ovarium secara keliru.
  • Efek samping pengobatan, seperti kemoterapi atau radioterapi.
  • Riwayat operasi pada ovarium.
  • Infeksi virus tertentu yang menyebabkan peradangan pada ovarium.
  • Riwayat keluarga dengan gangguan ovarium dini.

3. Gejala premature ovarian failure

Freepik/Drobotdean

Gejalanya mirip dengan menopause, namun terjadi jauh lebih awal. Kamu perlu waspada jika mengalami:

  • Siklus menstruasi tidak teratur atau berhenti sama sekali.
  • Hot flashes (rasa panas mendadak di tubuh bagian atas, terutama di malam hari).
  • Kering pada area kewanitaan.
  • Kesulitan untuk hamil.
  • Mood swing atau perubahan suasana hati. 
  • Penurunan gairah seksual. 
  • Gangguan tidur. 

Kondisi ini bisa muncul perlahan atau mendadak. Jika kamu mengalami kombinasi gejala di atas, sebaiknya segera konsultasikan ke dokter kandungan untuk pemeriksaan hormon dan USG ovarium.

4. Dampaknya terhadap kesuburan dan kehamilan

freepik/freepik

Salah satu dampak terbesar dari POF adalah terganggunya kesuburan. Meskipun jarang, beberapa wanita dengan POF masih bisa hamil secara alami, terutama jika ovarium sesekali masih berovulasi.

Namun, banyak juga yang membutuhkan bantuan teknologi reproduksi seperti In vitro fertilization (IVF) dengan donor sel telur. 

5. Cara mencegah premature ovarian failure

Freepik.com/freepik

Meski tidak semua kasus Premature Ovarian Failure (POF) bisa dicegah, kamu tetap bisa melakukan beberapa langkah sederhana untuk menjaga kesehatan ovarium dan menurunkan risikonya.

Berikut beberapa cara yang bisa dilakukan:

  • Hindari paparan zat beracun, seperti bahan kimia industri atau pestisida.
  • Lindungi diri dari paparan radiasi, terutama saat menjalani pengobatan seperti radioterapi.
  • Hindari merokok, karena zat dalam rokok dapat merusak fungsi ovarium lebih cepat.
  • Konsumsi makanan bergizi seimbang, yang kaya antioksidan dan mendukung kesehatan hormon.
  • Kelola stres dengan baik, karena stres berkepanjangan dapat mengganggu keseimbangan hormon.
  • Rutin periksa kesehatan reproduksi, terutama jika ada riwayat gangguan ovarium dalam keluarga.
  • Hindari penggunaan obat-obatan tanpa pengawasan dokter, termasuk suplemen hormonal.

Dengan menjaga gaya hidup sehat dan rutin memeriksakan diri, tentunya kamu bisa lebih siap menghadapi masalah kesuburan sejak dini.

Jika kamu mengalami gejala yang mencurigakan atau punya riwayat keluarga dengan gangguan ovarium, jangan ragu untuk memeriksakan diri lebih awal.

Deteksi dini bisa membantu kamu membuat keputusan yang terbaik untuk masa depan kesehatan dan kesuburan.

 

Editorial Team