Apa Itu Bayi Tabung dan Bagaimana Prosesnya?

Ini bisa jadi pilihan metode dalam memiliki buah hati

28 Agustus 2021

Apa Itu Bayi Tabung Bagaimana Prosesnya
Pixabay/David Wagner

Memiliki anak adalah dambaan setiap pasangan menikah. Sudah berbagai program kehamilan dilakukan sesuai dengan saran dokter. Namun, hingga saat ini belum membuahkan hasil.

Kamu nggak perlu berkecil hati, karena masih ada metode atau program kehamilan yang bisa kamu lakukan. Salah satunya adalah bayi tabung.

Ya, metode bayi tabung atau pembuahan buatan ini juga bisa menjadi salah satu metode kehamilan yang bisa ditempuh. Untuk informasi yang lebih lengkap mengenai bayi tabung, berikut Popmama.com rangkum khusus untuk kamu.

1. Apa itu bayi tabung?

1. Apa itu bayi tabung
pexels/rawpixel

Bayi tabung adalah suatu proses pembuahan sel telur oleh sel sperma di luar tubuh perempuan, tepatnya di dalam sebuah tabung pembuahan. Setelah sel telur sudah berhasil dibuahi dan menghasilkan embrio, maka akan dipindahkan ke dalam rahim. Secara medis proses bayi tabung disebut dengan in vitro fertilization (IVF).

2. Kapan dibutuhkan proses bayi tabung?

2. Kapan dibutuhkan proses bayi tabung
Unsplash/Fomaolea

Sebenarnya bayi tabung bukanlah satu-satunya solusi untuk pasangan yang mengalami masalah infertilitas dan masalah genetik.

Sebenarnya ada beberapa pilihan lain, seperti menggunakan obat kesuburan untuk meningkatkan produksi telur.

Namun, Untuk sebagian perempuan berusia di atas 40 tahun, disarankan sebagai metode untuk mengatasi infertilitas atau ketidaksuburan.

Selain itu, beberapa kondisi seperti di bawah ini  yang kemungkinan menyebabkan sulit hamil dan disarankan menggunakan prosedur bayi tabung.

  • Kelainan genetik
  • Kondisi kesehatan yang tengah menderita penyakit serius seperti kanker
  • Gangguan pada tuba falopi atau rahim berupa kerusakan atau sumbatan jalur sel telur
  • Gangguan ovulasi yang membuat produksi sel telur minimal
  • Endometriosis
  • Produksi sperma dengan kuantitas yang rendah
  • Masalah sistem kekebalan tubuh yang mengganggu sel telur atau sperma
  • Sperma yang tidak mampu melewati cairan leher rahim
  • Alasan dari masalah ketidaksuburan yang tidak diketahui
  • Memiliki risiko penyakit keturunan

Melalui metode IVF, sel telur yang sudah dibuahi dapat diskrining kode genetiknya untuk mencari masalah genetik tertentu.

Setelah embrio dinyatakan sehat dan tidak memiliki risiko penyakit yang dapat diturunkan, maka kemudian dapat ditanam pada rahim.

Jadi, melalui metode bayi tabung, kamu memiliki peluang lebih besar untuk mendapatkan keberhasilan kehamilan dan memiliki bayi yang sehat.

Lalu bagaimana proses bayi tabung dijalankan?

1. Stimulasi ovarium

1. Stimulasi ovarium
Freepik/Jcomp

Tujuan utama dari stimulasi ini adalah untuk meningkatkan jumlah sel telur yang diproduksi oleh ovarium.

Semakin banyak sel telur yang bisa diambil dan dibuahi selama proses bayi tabung, maka semakin besar pula kesempatan terjadinya kehamilan.

Selama tahap stimulasi ovarium ini, kamu akan diberikan obat kesuburan untuk meningkatkan produksi sel telur.

Selain itu, dokter juga akan memantau pertumbuhan dan perkembangan folikel dalam beberapa hari dengan melakukan USG dan tes darah untuk memantau perkembangan telur dalam ovarium dan mengetahui kadar hormon.

Editors' Pick

2. Pematangan oosit (sel telur dalam ovarium)

2. Pematangan oosit (sel telur dalam ovarium)
checkpregnancy.com

Sebelum sel telur diambil dan dipindahkan ke rahim Mama, telur harus menyelesaikan pertumbuhan dan perkembangannya terlebih dulu. Untuk memicu pematangan oosit tersebut, Mama akan diberi suntikan human chorionic gonadotropin (hCG) guna pematangan telurnya maksimal.

Suntikan hormon ini dilakukan sebanyak satu kali dan harus dilakukan pada waktu yang tepat, Ma. Karena jika dilakukan terlalu dini, telur bisa menjadi tidak cukup matang.

Namun, jika suntikan dilakukan terlalu lama, telur malah akan menjadi terlalu tua dan tidak bisa berbuah dengan baik.

Untuk melihat kapan waktu yang tepat dalam melakukan suntikan, maka diperlukan melakukan pemeriksaan ultrasound atau USG kembali. 

3. Pengambilan sel telur (ovum retrieval)

3. Pengambilan sel telur (ovum retrieval)
parenting.firstcry.com

Pengambilan telur baru bisa dilakukan sekitar 34-36 jam setelah kamu menerima suntikan hCG. Agar tidak merasakan sakit saat pengambilan telur, maka perempuan akan dianestesi terlebih dulu.

Kemudian, USG transvaginal dilakukan untuk memandu dokter dalam pengambilan sel telur. Pengambilan sel telur dilakukan menggunakan jarum yang akan mengisap folikel dalam ovarium.

Nantinya, hanya akan ada satu oosit (telur) tiap satu folikel yang diambil dari ovarium. Oosit ini kemudian akan dibawa ke laboratorium embriologi untuk dilakukan pembuahan.

4. Pembuahan telur

4. Pembuahan telur
checkpregnancy.com

Jika sebelumnya telur atau folikel dipilih yang paling baik, makan selanjutnya akan dilakukan pembuahan atau inseminasi.

Inseminasi adalah saat di mana sperma diperkenalkan ke telur, kemudian hasil gabungan keduanya dimasukkan ke dalam ruangan khusus. Biasanya dalam waktu 12-24 jam diharapkan sudah terjadi pembuahan antara sperma dengan telur.

Namun, jika suami yang mengalami masalah ketidaksuburan atau yang mempunyai kualitas sperma rendah, sperma perlu disuntikkan langsung ke masing-masing telur yang matang.

Teknik ini disebut dengan intra-cytoplasmic sperm injection (ICSI).

5. Pemindahan telur yang sudah dibuahi

5. Pemindahan telur sudah dibuahi
Pexels/Martproduction

Beberapa hari sebelum dilakukan pemindahan embrio, perempuan akan diberikan obat hormon progesteron untuk membantu mempersiapkan dinding rahim untuk menerima embrio.

Setelah telur dibuahi, embrio yang dihasilkan akan disimpan selama 3-5 hari di tempat khusus sebelum dipindahkan ke rahim.

Pemindahan telur yang sudah dibuahi (embrio) biasanya dilakukan pada hari kelima setelah pembuahan, di mana embrio sudah  berada pada fase blastosit.

Embrio pada fase blastosit ini sudah mampu menempel dengan baik pada rahim.

Faktor Penentu Keberhasilan Bayi Tabung

Faktor Penentu Keberhasilan Bayi Tabung
Freepik/tirachardz

Ada beberapa faktor yang menentukan keberhasilan prosedur bayi tabung ini. Salah satu faktor utama yang sangat berpengaruh adalah usia perempuan itu sendiri.

Usia optimal dari perempuan yang biasanya menentukan keberhasilan proses bayi tabung yaitu sekitar 23-39 tahun, dengan persentase tertinggi adalah di bawah usia 35 tahun.

Namun, tingkat keberhasilan kehamilan bayi tabung tak hanya bergantung pada faktor usia, melainkan juga sejumlah faktor termasuk sejarah reproduksi, penyebab infertilitas, dan faktor gaya hidup.

Untuk mengetahui hasilnya, sebaiknya setelah dilakukan pemindahan embrio ke rahim, kamu harus menunggu waktu selama dua minggu untuk melihat apakah kamu berhasil hamil atau tidak.

Selama waktu menunggu, sebaiknya kamu melakukan aktivitas sehari-harin seperti biasanya. Jangan buat diri kamu stres dengan memikirkan kehamilan kamu ya. Karena kalau kamu stres justru hal itu bisa menjadi faktor penghambat kehamilannya berhasil.

Baca Juga:

The Latest