Cek Risiko Jarak Kehamilan Terlalu Dekat Sebelum Memutuskan Hamil Lagi

Mama perlu tahu risiko jarak kehamilan terlalu dekat berikut ini

18 Mei 2021

Cek Risiko Jarak Kehamilan Terlalu Dekat Sebelum Memutuskan Hamil Lagi
Freepik/Jcomp

Mama sudah mau hamil lagi padahal si Kecil belum genap berusia satu tahun? Lebih baik pertimbangkan kembali keputusan tersebut.

Memang bagi sebagian orangtua lebih menyukai jarak usia anak yang dekat. Banyak yang menyatakan alasannya seperti berikut: "biar sekalian mbak repotnya".

Ya, punya anak memang menguras energi, pikiran, finansial dan sebagainya.

Tapi apakah cepat hamil kembali dan melahirkan sebelum dua tahun dari kelahiran pertama itu baik dan normal terjadi? Atau malah berbahaya?

Apa saja risiko jarak kehamilan yang terlalu dekat?

Jarak  kehamilan ternyata berpengaruh terhadap kesehatan Mama maupun janin, lho!

Jarak antara dua kehamilan yang terlalu dekat khususnya dibawah dua tahun dapat menimbulkan komplikasi serius pada kehamilan maupun proses kelahiran.

World Health Organization (WHO) dan Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) menyatakan bahwa jarak antar-kehamilan sebaiknya 2 hingga 3 tahun.

Jika kurang dari itu maka bisa berdampak buruk bagi kesehatan Mama maupun janin yang dikandungnya.

Oleh karena itu sebaiknya Mama mengikuti program keluarga berencana.

Selain itu cek risiko jarak kehamilan terlalu dekat yang Popmama.com rangkum berikut ini sebagai bahan pertimbangan:

1. Berhenti menyusui sang kakak

1. Berhenti menyusui sang kakak
Freepik

Biasanya banyak Mama yang terpaksa berhenti menyusui anak pertamanya saat hamil anak kedua.

Ada banyak faktor yang melatarbelakanginya. Diantaranya menurunnya produksi ASI serta kekhawatiran timbul kontraksi apabila masih menyusui anak pertama.

Produksi ASI dapat menurun karena ia dipengaruhi oleh hormon oksitosin yaitu hormon bahagia. Apabila pikiran Mama terpecah dan timbul kekhawatiran saat hamil anak kedua maka sangat mungkin produksi ASI menurun drastis.

Misalnya khawatir terhadap masalah finansial dan lain sebagainya.

Sebenarnya kegiatan menyusui tetap dapat dilakukan selama Mama tidak memiliki riwayat keguguran, melahirkan prematur, dan pendarahan selama kehamilan.

Meski demikian alangkah baiknya jika Mama merencanakan jarak kehamilan supaya tidak terlalu dekat dengan sebelumnya.

Editors' Pick

2. Anak kurang mendapat perhatian penuh

2. Anak kurang mendapat perhatian penuh
Pexels/Nelly Aran

Hal kedua yang harus dikorbankan yaitu anak. Dimana ia akan kurang mendapat perhatian penuh dari orangtuanya.

Saat ia belum genap berusia satu tahun, Mama harus menyapihnya dan memperhatikan kondisi calon adik yang sedang dikandung Mama. Dengan demikian otomatis perhatian pada anak pertama pun tidak dapat sempurna.

Padahal untuk tumbuh kembang yang baik anak tidak hanya memerlukan nutrisi dari makanan yang bergizi, tetapi juga butuh perhatian penuh khususnya dalam dua tahun pertama kehidupannya yang merupakan masa emas dalam pertumbuhannya.

Apabila terlanjur hamil kembali, pastikan sang kakak tetap mendapat perhatian yang ia butuhkan.

Ajak Papa untuk lebih memperhatikan si Kecil.

Bagaimanapun perhatian Mama pada kakak pasti tidak akan sempurna karena Mama tidak bisa lagi menggendongnya dan akan mudah merasa lelah saat hami anak kedua.

Baca juga: Tips Sukses Membagi Pekerjaan Rumah Tangga dengan Suami

3. Risiko komplikasi bayi

3. Risiko komplikasi bayi
Pexels/Pixabay

Kapan waktu yang ideal untuk dapat hamil kembali setelah melahirkan anak yang pertama?

Menurut Kongres Dokter Kandungan dan Ginekolog Amerika (ACOG) dan Organisasi March of Dimes menyatakan bahwa pasangan suami istri sebaiknya menunda kehamilan kembali minimal 18 bulan setelah kelahiran sebelumnya.

Alasannya, hamil dalam kurun waktu kurang dari 18 bulan setelah persalinan sebelumnya dapat meningkatkan risiko komplikasi seperti kelahiran bayi prematur atau berat badan rendah. Risiko ini akan meningkat khususnya bila kehamilan terjadi setelah enam bulan kelahiran sebelumnya.

Bayi prematur memiliki risiko lebih tinggi dalam menderita penyakit asma, masalah penglihatan, pendengaran dan lain sebagainya. Risiko ini muncul kemungkinan dikarenakan rahim Mama masih meradang akibat kehamilan sebelumnya.

4. Risiko komplikasi Mama

4. Risiko komplikasi Mama
Pexels/Pixabay

Selain risiko pada janin yang dikandung, jarak kehamilan terlalu dekat pun berisiko menyebabkan komplikasi pada Mama antara lain kelainan bawaan bayi, masalah plasenta seperti plasenta terlepas dari dinding rahim maupun plasenta previa dan bisa menyebabkan gangguan Schizophrenia pada Mama.

5. Tubuh Mama Belum Pulih Pasca Melahirkan yang Pertama

5. Tubuh Mama Belum Pulih Pasca Melahirkan Pertama
Pexels/Burst

Kondisi rahim setelah melahirkan itu membengkak dan meradang. Butuh waktu agar ia normal dan kembali ke ukuran semula.

Jarak kehamilan yang terlalu dekat membuat Mama tidak memiliki waktu cukup untuk memulihkan tubuhnya. Dimana pada kehamilan sebelumnya nutrisi dalam tubuh terkuras.

Padahal saat hamil kembali Mama membutuhkan banyak kandungan nutrisi terutama asam folat dan zat besi. Kekurangan gizi akan mempengaruhi kesehatan Mama maupun janin yang dikandungnya. 

Itulah 5 risiko jarak kehamilan terlalu dekat. Sebaiknya Mama hamil kembali setelah si Kecil berusia dua tahun agar ia mendapat perhatian penuh dan ASI eksklusif di periode emas masa pertumbuhannya. 

Selain itu Mama dan Papa juga sebaiknya merencanakan kondisi finansial terlebih dahulu sebelum memutuskan menambah momongan.

Baca juga:

The Latest