Fenomena menurunnya angka kelahiran bukan lagi sekadar tren global, tapi juga menjadi perhatian serius di Indonesia. Salah satu sorotan terbaru datang dari UNFPA (United Nations Population Fund) dan BKKBN (Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional), yang menegaskan bahwa krisis fertilitas bukan disebabkan oleh keengganan orang untuk memiliki anak.
Justru sebaliknya, banyak orang sebenarnya ingin membentuk keluarga dan memiliki anak, tetapi berbagai hambatan struktural dan sosial membuat keinginan tersebut sulit diwujudkan. Mulai dari biaya hidup yang tinggi, tekanan pekerjaan, hingga kurangnya dukungan kebijakan menjadi faktor yang tidak bisa diabaikan.
Lantas sebenarnya, apa yang menjadi alasan krisis fertilitas yang menjadi sorotan UNFPA? Kenapa dukungan nyata begitu penting bagi calon orang tua? Simak informasi selengkapnya di Popmama.com.
