5 Mitos tentang Kehamilan dan Pembuahan yang Perlu Kamu Tahu

Banyak mitos tentang kehamilan yang dipercaya turun-temurun, kamu tidak harus sepenuhnya percaya.

13 Mei 2021

5 Mitos tentang Kehamilan Pembuahan Perlu Kamu Tahu
Freepikt/tirachardz

Ada banyak mitos beredar tentang kehamilan dan sudah ada sejak zaman dulu.

Sebagian dari mitos tersebut mungkin ada benarnya, tapi sebagian besar lainnya bisa sepenuhnya salah. Mempercayai informasi yang salah tentang proses pembuahan mungkin saja justru mempersulit kamu untuk hamil.

Situs Very Well Family menuliskan beberapa mitos tentang kehamilan dan pembuahan, lengkap dengan penjelasannya. Nah, di sini Popmama.com merangkum mitos-mitos tersebut agar kamu lebih tahu bagaimana fakta sebenarnya, seperti berikut ini:

1. Ada yang salah jika tidak hamil setelah beberapa bulan mencoba

1. Ada salah jika tidak hamil setelah beberapa bulan mencoba
Freepik/yanalya

Kamu mungkin termasuk orang-orang yang berpikir bahwa hamil semudah hanya dengan sekali berhubungan seksual, termasuk setelah kamu memakai alat kontrasepsi dalam jangka waktu yang lama. Pendidikan seks di sekolah mungkin menggambarkan seperti demikian, namun itu tak sepenuhnya pasti terjadi.

Pada kenyataannya, hanya sedikit pasangan yang dianugerahi kehamilan pada bulan pertama mereka mencoba. Normalnya butuh waktu hingga enam bulan untuk hamil. Beberapa pasangan bahkan butuh waktu hingga satu tahun, dalam keadaan normal.

Very Well Family menyebutkan, hasil penelitian menemukan bahwa setelah tiga bulan mencoba, 68 persen pasangan dianugerahi hamil. Dan setelah satu tahun, ada 92 persen yang hamil. Namun para perempuan sumber penelitian ini menggunakan teknik penghitungan masa subur, bukan hubungan seks di tanggal random yang membuat mereka hamil.

Bagaimana jika kamu tidak kunjung hamil setelah setahun mencoba? Disarankan untuk segera menemui dokter kandungan. Terutama jika kamu berusia 35 tahun ke atas, maka kamu harus menemui dokter setelah enam bulan mencoba.

Editors' Pick

2. Ovulasi terjadi pada hari ke-14 dari siklus

2. Ovulasi terjadi hari ke-14 dari siklus
Unsplash/Dainis Graveris

Pada umumnya, ovulasi bisa jadi ada di hari ke-14 dalam siklus bulanan, tapi mungkin juga tidak. Ovulasi bisa terjadi dini, di hari ke-6 atau ke-7, atau bahkan jauh di hari ke-19 atau ke-20. Ini bukan hal yang salah atau tidak normal.

Ketika belajar tentang reproduksi pada perempuan, kebanyakan orang diberi tahu bahwa siklus rata-rata adalah 28 hari, dan ovulasi terjadi di pertengahan. Perlu diketahui bahwa perempuan yang sehat, dengan kondisi kesuburan yang baik, bisa saja memiliki siklus paling pendek 21 hari atau paling lama 35 hari, dan itu normal.

Hari ovulasi bisa saja bergeser lebih awal atau lebih lambat, tergantung berapa lama siklus bulanan kamu. Jadi, ovulasi tidak selalu terjadi di hari ke-14. Itulah mengapa perlu alat bantu untuk mengecek hari ovulasi, agar lebih akurat.

3. Tidak akan bisa hamil jika berhubungan seks saat haid

3. Tidak akan bisa hamil jika berhubungan seks saat haid
Unsplash/Deon Black

Kamu bisa saja hamil jika melakukan hubungan seks di hari menstruasi. Kemampuan kamu untuk hamil bergantung pada saat ovulasi, dan tidak ada hubungan langsung dengan menstruasi.

Selama ini banyak perempuan percaya bahwa jika mereka masih dalam masa menstruasi, maka mereka belum berada dalam masa subur. Namun jika siklus kamu pendek, dan ovulasi terjadi pada hari ke-7 atau ke-8, kamu bisa saja hamil dari hubungan seksual saat menstruasi.

Kesalahpahaman lain yang banyak dipercaya orang adalah bahwa menstruasi akan meluruhkan sperma bersama dengan darah yang keluar. Ini tidak benar. Menstruasi tidak akan menghentikan sperma melaju menuju sistem reproduksi.

Namun, dengan alasan kehigienisan, tidak disarankan untuk melakukan hubungan seksual di masa menstruasi.

4. Agar hamil, hubungan seks harus dilakukan setelah ovulasi

4. Agar hamil, hubungan seks harus dilakukan setelah ovulasi
Pexels/Nataliya Vaitkevich

Banyak orang percaya bahwa jika ingin hamil maka harus berhubungan seks sebelum waktu ovulasi. Memang idealnya seks dalam dua hari sebelum ovulasi kemungkinan besar memberi peluang kehamilan. Ada kesalahpahaman umum hingga kebanyakan orang sampai pada kesimpulan ini.

Memang masuk akal bahwa sel telur harus ada di dalam rahim terlebih dahulu, sebelum sperma berenang menuju ke sana. Namun ternyata bukan seperti itu cara kerjanya. 

Sperma bisa bertahan di saluran reproduksi perempuan hingga enam hari, dan akan mati seiring berjalannya waktu. Itulah kenapa semakin dekat dengan waktu ovulasi, semakin baik untuk melakukan hubungan seks. Tidak perlu menunggu sampai waktu ovulasi tiba untuk bisa terjadi pembuahan.

Yang juga tak kalah penting, perlu diketahui bahwa jika sperma tidak segera membuahi sel telur dalam waktu 12 hingga 24 jam setelah dilepaskan dari ovarium, maka kehamilan tidak akan terjadi. Telur tidak bisa bertahan lama jika tidak ada pembuahan.

5. Berhubungan seks setiap hari sekali atau lebih agar cepat hamil

5. Berhubungan seks setiap hari sekali atau lebih agar cepat hamil
Unsplash/We-Vibe WOW Tech

Berhubungan seks setiap hari memang bukan jadi masalah jika kamu dan pasangan memang menginginkannya.

Namun tidak ada bukti bahwa hal tersebut bisa membantu kamu untuk lebih cepat hamil. Ini justru lebih memungkinkan terjadinya kelelahan dan frustrasi, terutama jika ternyata kamu tidak kunjung hamil di bulan pertama pernikahan.

Melakukannya setiap hari dalam masa subur adalah yang paling memungkinkan terjadinya kehamilan.

Faktanya, jika kamu berhubungan seks tiga kali dalam seminggu, kamu juga bisa saja mencapai waktu paling subur.

Lebih sering melakukan hubungan seksual bukan berarti akan hamil lebih cepat. Ini ada alasannya lho.

Konsepsi itu lebih dari sekadar waktu yang tepat. Ada berbagai faktor fisik juga yang memengaruhi apakah kamu akan hamil, entah di bulan ke berapa.

Nah, itulah beberapa mitos seputar kehamilan dan pembuahan yang banyak beredar.

Setelah tahu bahwa poin-poin tersebut di atas hanyalah mitos, yuk mulai menjaga kesehatan dan melakukan usaha yang sewajarnya saja jika kamu ingin hamil.

Kamu juga bisa melakukan program kehamilan dengan berkonsultasi ke dokter untuk tahu cara mana yang cocok.

Semoga berhasil dalam program kehamilan yang kamu jalani, ya!

Baca juga:

Topic:

The Latest