Masalah kesuburan merupakan masalah yang bisa dialami baik perempuan maupun laki-laki. Dikutip dari Mayo Clinic, saat sedang menjalani program hamil diketahui bahwa masalah kesuburan umum pada laki-laki menjadi penyebab susah hamil bagi lebih dari sepertiga pasangan.
Hal ini juga didukung dengan adanya fakta bahwa hampir setengah dari masalah kesuburan pada laki-laki disebabkan oleh rendahnya jumlah sperma.
Selain jumlah yang rendah, terdapat beberapa masalah lain pada sperma yang membuat peluang kehamilan jadi semakin kecil, Ma.
Berikut ini beberapa masalah kesuburan yang umum pada laki-laki yang sudah Popmama.com rangkum dari berbagai sumber untuk Mama.
1. Azoospermia atau tidak adanya sperma dalam air mani
Freepik/Tutatama
Masalah kesuburan umum pada laki-laki yang pertama adalah Azoospermia. Ini merupakan kondisi yang didefinisikan sebagai tidak adanya sperma sama sekali dalam air mani atau ejakulasi.
Kondisi Azoospermia mempengaruhi sekitar 5 persen pria yang mengalami infertilitas.
Gangguan ini bisa jadi disebabkan oleh tubuh yang tidak memproduksi sperma, tetapi seringnya Azoospermia disebabkan oleh penyumbatan pada saluran ejakulasi atau vas deferens.
Inilah yang dapat mencegah sperma keluar dari testis saat mencapai ejakulasi.
2. Oligospermia atau jumlah sperma yang rendah
Pixabay/geralt
Selanjutnya ada Oligospermia. Kondisi ini masih mirip dengan Azoospermia.
Tetapi kondisi ini merupakan kondisi dimana jumlah sperma relatif rendah. Pada Oligospermia, sperma masih bisa ditemukan saat ejakulasi terjadi. Hanya saja, sel sperma tersebut terlalu sedikit.
Hal ini juga bisa disebabkan oleh produksi sperma yang rendah atau oleh saluran ejakulasi parsial atau obstruksi vas deferens.
Editors' Pick
3. Gangguan Epididimitis atau gangguan saluran sperma
hegdefertility.com
Tak hanya masalah pada sperma, masalah pada saluran yang mengantarkannya pun bisa menjadi kendala untuk mendapatkan kehamilan.
Dalam beberapa kasus, saluran yang mengangkut sperma ke penis saat ejakulasi tidak berkembang dengan baik sebelum lahir. Masalah lainnya, bisa jadi saluran tersebut mengalami gangguan atau bahkan infeksi.
Ini menyebabkan pasien yang dapat memproduksi sperma yang layak di testis tidak bisa menciptakan kehamilan. Sebabnya jelas karena adanya hambatan dalam mengantarkan sperma saat ejakulasi terjadi.
4. Asthenozoospermia atau masalah motilitas sperma yang buruk
Pixabay.com
Motilitas sperma didefinisikan sebagai kemampuan sperma untuk bergerak atau berenang secara efisien di dalam tubuh perempuan.
Walaupun kali ini jumlah sperma dalam kondisi yang baik, tetapi jika gerakan mereka mengalami masalah, tentu saja sperma bisa mengalami kesulitan saat mencapai atau menembus sel telur.
Semakin banyak sperma yang bergerak secara progresif, maka akan semakin pula kehamilan terjadi.
5. Ejakulasi dini atau ejakulasi yang terjadi lebih awal
Freepik/jcomp
Ejakulasi dini terjadi ketika laki-laki secara konsisten berejakulasi sebelum penetrasi vagina terjadi.
Kondisi ini juga dianggap sebagai gejala prematur yang menyebabkan aktivitas seks jadi kurang menyenangkan, terutama untuk pasangan.
Untuk mengatasi kondisi ini, sebenarnya ada banyak tips dan cara yang bisa dicoba. Misalnya dengan melatih teknik ejakulasi, mengonsumsi suplemen yang mendukung, hingga mengubah pola makan sehari-hari.
6. Masalah varikokel atau varises pada skrotum
Unsplash/Dainis Graveris
Varikokel merupakan kondisi pembesaran varises di skrotum. Hal ini dapat mempengaruhi fungsi reproduksi dalam beberapa cara, salah satunya dapat mempengaruhi produksi, kualitas, dan transportasi sperma.
Masalah ini bisa terjadi laki-laki yang berusia 15-25 tahun. Umumnya, varikokel terjadi pada skrotum bagian kiri, tetapi bisa juga terjadi pada bagian sebelah kanan.
Walau tidak berbahaya, gangguan ini dapat membuat testis jadi kecil, mengganggu kesuburan, hingga menyebabkan kemandulan.
7. Impotensi atau disfungsi ereksi
Pixabay/Alexas_Fotos
Disfungsi ereksi adalah kesulitan yang konsisten untuk mencapai atau mempertahankan ereksi walaupun sudah mendapatkan rangsangan seksual.
Bahkan dikutip dari laman Southern California Reproductive Center, kondisi ini dapat membuat kehamilan alami sulit bahkan tidak mungkin terjadi.
Sekitar 50 persen laki-laki usia 40-70 tahun mengalami gejala disfungsi ereksi. Tetapi kini impotensi pun bisa dialami oleh laki-laki berusia lebih muda, lho.
Beberapa faktor penyebabnya adalah kebiasaan merokok, sering mengkonsumsi alkohol, stres, depresi, gangguan tidur, kondisi medis, penggunaan obat jangka panjang, hingga gangguan pada kelenjar hormon.
Itulah tadi beberapa masalah kesuburan yang umum pada laki-laki. Periksakan segera untuk mendapatkan tindakan yang tepat untuk membantu terciptanya peluang kehamilan.