5 Jenis Pekerjaan yang Memengaruhi Kesuburan Seseorang

Meski berisiko, bukan berarti tidak mungkin terjadi sama sekali

9 Juli 2021

5 Jenis Pekerjaan Memengaruhi Kesuburan Seseorang
Freepik/senivpetro

Banyak sekali pekerjaan yang bisa dipilih sebagai jalan hidup. Tapi ternyata, beberapa di antaranya bisa sedikit menyulitkan seseorang untuk punya keturunan. 

Setiap pekerjaan punya risikonya sendiri. Mulai dari waktu dan pikiran yang tersita, hingga kesempatan untuk punya keturunan. 

Ada pekerjaan yang memang dianggap aman, namun ada juga yang bisa menurunkan kemungkinan kamu untuk punya anak.

Dirangkum Popmama.com dari Kidpsot.com, inilah beberapa pekerjaan dengan risiko lebih tinggi untuk punya anak.

1. Para mekanik dan mereka yang sering terpapar hidrokarbon

1. Para mekanik mereka sering terpapar hidrokarbon
Pexels/kaique-rocha

Menurut ketua organisasi Healthy Male, Profesor Rob McLachlan, mekanik dan orang yang sering terpapar hidrokarbon memiliki kemungkinan lebih besar dalam masalah fertilitas. 

Profesor Rob melanjutkan, para pria yang bekerja di sektor ini bisa saja mengalami masalah dengan kualitas sperma. Selain mekanik, mereka yang bekerja dengan cairan pembersih yang mengandung hidrokarbon pun punya masalah yang sama. 

Namun bukan berarti ini tidak ada solusi. Profesor Rob menyarankan untuk mengenakan pakaian aman, pakai masker, sarung tangan, dan peraturan standar lain untuk melindungi diri. 

Editors' Pick

2. Petani dengan pestisida

2. Petani pestisida
chasepestcontrol.com

Pestisida punya banyak pengaruh buruk bagi kesehatan. Sedangkan petani yang bersentuhan langsung dengan pembasmi jamur, pestisida, dan sejenisnya bisa mengurangi kesuburan dan kualitas sperma. 

Bahan kimia ini bisa terhirup dari hidung, tertelan, dan terserap dari kulit. Bahan kimia berat ini tidak bisa dengan mudah keluar dari tubuh. 

Selain melakukan proteksi diri dengan maksimal, para pekerja di sektor ini juga diminta untuk konsisten dengan kebersihan. Rutinlah mencuci tangan dan membersihkan diri setelah bersentuhan dengan bahan kimia tersebut. Dengan begitu, kesehatan bisa lebih terjaga dan kesuburan tak bermasalah.

3. Para tenaga kesehatan

3. Para tenaga kesehatan
Freepik/valuavitaly

Lebih lanjut, Prof Rob mengatakan bahwa pekerja di sektor esensial seperti rumah sakit juga punya kesempatan terpapar bahan kimia. Tentunya, hal ini berpengaruh pada kesuburan mereka. 

Beberapa pekerja di rumah sakit bersentuhan langsung dengan gas anestesi, mengurus beberapa obat kanker, mengurus kemoterapi, dan beragam kontaminasi lain saat mengurus pasien, demikian ungkap Vice Presiden dari Fertility Society of Australia, Profesor Luk Rombauts. 

Cepat atau lambat, paparan kimia tersebut bisa memengaruhi kesuburan seseorang.

4. Pekerja di sektor kecantikan

4. Pekerja sektor kecantikan
Freepik/valuavitaly

Meski di salon rambut banyak terdapat bahan kimia dan pekerjanya sering terpapar langsung, namun belum ada penelitian yang membuktikan bahwa itu berpengaruh pada kesuburan seseorang. 

Namun jika kamu bekerja di salon kecantikan kuku, bisa saja ada pengaruhnya. Salah satu bahan yang sering digunakan adalah toluene.

Sayangnya, bahan kimia ini cukup beracun dan bisa punya efek buruk jika sering terpapar setiap hari. 

5. Pekerja dengan sistem shift

5. Pekerja sistem shift
Freepik/bignai

Tak semua pekerja yang terpapar kimia berat bisa punya pengaruh pada kesehatan reproduksi. Namun kamu yang punya pekerjaan dengan sistem shift pun bisa punya kesulitan tersendiri untuk urusan memiliki anak. 

Profesor Rombauts mengatakan, mereka yang punya sistem kerja shift seperti polisi, perawat, pramugari, dokter, punya kemungkinan untuk mendapat kesulitan saat ingin punya anak. Namun bukan berarti tak mungkin ya, Ma. Asal bisa menyeimbangkan gaya hidup maka semua bisa ditangani dengan baik.

Meski banyak yang menyalahkan stres pada pekerjaan berpengaruh pada kemungkinan hamil, namun para dokter di IVF sebenarnya tidak punya bukti cukup mengenai hal itu. 

Jadi, stres pada pekerjaan tidak berpengaruh besar pada kehamilan ya, Ma.

Apapun pekerjaannya memang selalu ada risiko. Namun jika melakukan tindakan preventif dengan baik, maka segalanya bisa lebih mudah dan lebih mungkin. 

Tetap semangat ya, Ma!

Baca juga:

The Latest