Pengaruh stres pada peluang kehamilan masih menjadi perdebatan. Banyak penelitian dilakukan untuk mencari hubungannya. Ada penelitian yang menghubungkan stres dengan penurunan kesuburan, tetapi ada juga penelitian yang menunjukkan sebaliknya.
American Society for Reproductive Medicine menyatakan, "Meskipun infertilitas menyebabkan stres, tidak ada bukti bahwa stres menyebabkan infertilitas."
Sebuah studi tahun 2019 memaparkan bahwa stres tingkat sedang tidak berpengaruh pada perempuan yang mencoba untuk hamil.
Meski begitu, penelitian lain menunjukkan efek sebaliknya. Sebuah studi tahun 2018 oleh Boston University School of Public Health menemukan bahwa perempuan yang memiliki tingkat stres yang tinggi mengalami tingkat kesuburan yang lebih rendah daripada mereka yang kurang stres.
Penting untuk dicatat bahwa meskipun kurangnya efek jangka panjang pada kemampuan untuk hamil, stres yang ekstrim dapat memengaruhi kesuburan dalam jangka pendek.
Misalnya, Mama mungkin mengalami menstruasi yang tidak teratur selama waktu stres yang tidak biasa. Tetapi kemudian mengalami menstruasi kembali setelah periode stres berlalu.
Yang pasti, beberapa faktor yang berhubungan dengan stres lebih mungkin membuat seseorang sulit hamil.
Popmama.com merangkum 7 faktor yang berhubungan dengan stres yang dapat memengaruhi peluang hamil.
