Ada risiko tertentu yang terkait dengan biopsi endometrium, antara lain:
- Perdarahan atau sedikit bercak setelah prosedur. Dalam beberapa kasus, itu bisa bertahan hingga awal periode berikutnya.
- Infeksi panggul karena goresan selama biopsi endometrium.
- Lubang atau tusukan pada dinding rahim oleh pipelle (alat biopsi). Padahal ini sangat jarang terjadi.
Sebaiknya diskusikan kondisi fisik, alergi dan kondisi medis yang sudah ada sebelumnya untuk menghindari komplikasi nantinya. Masalah seperti infeksi vagina, kanker serviks, atau penyakit radang panggul dapat memperburuk risiko biopsi endometrium.
Jika Mama menduga jika Mama hamil, beri tahu dokter. Prosedur ini dapat meningkatkan kemungkinan keguguran jika Mama ternyata sudah hamil.
Efek samping biopsi endometrium adalah:
- kram ringan,
- bercak atau pendarahan selama beberapa hari,
- demam dan menggigil,
- nyeri di perut bagian bawah.
Mama harus menghubungi dokter jika sesuatu yang tidak biasa terjadi setelah biopsi endometrium seperti:
- pendarahan berat,
- keputihan berbau tidak sedap,
- nyeri hebat di perut bagian bawah,
- infeksi setelah prosedur.
Biopsi endometrium untuk infertilitas adalah tes diagnostik kesuburan yang vital bagi perempuan yang mengalami infertilitas dalam waktu yang lama.
Selain memeriksa peluang kehamilan, tes ini juga dapat mendeteksi adanya sel abnormal atau kanker, polip atau fibroid di dalam rahim. Dengan demikian, Mama dapat mengambil tes biopsi endometrium jika mengalami masalah menstruasi yang tidak teratur untuk menghindari kesulitan konsepsi.
Itu penjelasan tentang biopsi endometrium untuk pemeriksaan infertilitas pada perempuan. Diskusikan dengan dokter apakah Mama membutuhkan tes ini, ya.