7 Jenis Penyakit Ini Perlu Diperhatikan sebelum Memutuskan untuk Hamil

Jangan dianggap remeh karena ini bisa berpengaruh terhadap kesehatan janin

25 Mei 2022

7 Jenis Penyakit Ini Perlu Diperhatikan sebelum Memutuskan Hamil
Unsplash/rawpixel

Setiap pasangan yang sudah menikah pasti memiliki impian yaitu ingin segera hamil. Namun, sebelum memutuskan untuk memiliki seorang anak perlu sekali mempersiapkan semuanya dengan matang. 

Tidak hanya segi finansial saja, kesehatan tubuh diri sendiri dan pasangan tetap harus diperhatikan agar tidak berdampak pada kondisi janin saat masa kehamilan. Belum lagi jika memiliki penyakit bawaan yang akan memengaruhi kesehatan saat sedang hamil.

Memutuskan untuk hamil memang membutuhkan banyak pertimbangan dan tidak bisa sembarangan, terutama dalam masalah kesehatan.

Ada beberapa jenis penyakit yang harus diperhatikan sebelum memutuskan untuk hamil. Berikut beberapa jenis penyakit yang sudah Popmama.com rangkum beserta dampak yang bisa terjadi pada janin di dalam kandungan. 

1. Diabetes

1. Diabetes
Pixabay/tumisu

Penyakit diabetes dengan kadar glukosa yang tinggi di dalam darah mampu memengaruhi kandungan jika tetap memaksakan untuk hamil. Kadar glukosa bayi akan memicu berbagai macam gangguan, ini bisa terjadi akibat kadar glukosa tinggi di dalam darah. 

Kadar glukosa yang tidak lagi bisa terkontrol tanpa disadari mampu menyebabkan komplikasi dalam kehamilan, seperti: 

  • Keguguran
  • Bayi prematur
  • Kelainan bawaan
  • Bayi akan berukuran besar
  • Kematian janin saat berada di dalam kandungan

2. Hepatitis

2. Hepatitis
Unsplash/rawpixel

Hepatitis adalah suatu virus yang menginfeksi pada organ hati. Virus hepatitis pada ibu hamil dapat menyebar kepada bayi yang berada di dalam kandungan. 

Oleh karena itu, saat ibu hamil merasa positif terkena virus hepatitis. Ada baiknya untuk segera melakukan tes hepatitis pada bayi saat baru dilahirkan. Ini tentu sangat berguna agar bayi bisa cepat mendapat penanganan secara tepat. 

Editors' Pick

3. HIV 

3. HIV 
Unsplash/rawpixel

Sebelum memutuskan untuk hamil, ada baiknya memang untuk melakukan pemeriksaan HIV. Jika baru diketahui positif HIV pada awal-awal kehamilan, ada baiknya untuk menjalani penanganan medis tertentu. 

Ini berpengaruh dalam menjaga kondisi ibu hamil tetap sehat dan mencegah dalam penularan infeksi virus pada janin. Kondisi virus HIV di dalam tubuh saat hamil memang sangat membahayakan terhadap keselamatan janin. 

Untuk yang ingin melakukan tes HIV akan disarankan menggunakan sampel darah. Ini bertujuan untuk dilakukan pengecekan darah oleh pihak laboratorium. 

4. Rubella

4. Rubella
Unsplash/rawpixel

Rubella dianggap sebagai penyakit yang berbahaya bagi perkembangan janin khususnya pada awal-awal kehamilan terutama di 16 minggu pertama.  Hampir dari setengah kasus Rubella pada ibu hamil memiliki gejalanya sangat ringan dan terkadang tidak dirasakan, sehingga banyak yang tidak tahu kalau sedang terinfeksi. 

Rubella atau yang disebut dengan campak Jerman termasuk penyakit menular. Gejala rubella pun seharusnya perlu diketahui, seperti:

  • Demam ringan disertai dengan sakit kepala.
  • Terjadi pembengkakan kelenjar getah bening. 
  • Mata mulai memerah dan hidung mulai tersumbat.
  • Merasa nyeri sendi dan bengkak di beberapa bagian tubuh.
  • Ada ruam merah berbentuk bintik-bintik pada kulit, walaupun tidak selalu demikian.

Penyakit ini memiliki risiko keguguran, kematian saat lahir hingga terjadi abnormalitas pada bayi. Rubella pun bisa berdampak buruk pada bayi karena akan mengalami gangguan pendengaran serta terjadi kerusakan otak. 

5. Toksoplasma 

5. Toksoplasma 
Unsplash/Mikhail Vasilyev

Toksoplasma menjadi salah satu penyakit yang paling ditakuti oleh ibu hamil. Ini dikarenakan ibu hamil akan rentan mengalami keguguran atau bahkan mengalami kecacatan pada saat dilahirkan. 

Toksoplasma termasuk penyakit yang ditimbulkan oleh parasit bernama toxoplasma gondii. Infeksi terhadap parasit ini bisa terjadi karena beberapa faktor, seperti: 

  • Sering mengonsumsi daging mentah atau setengah matang. 
  • Meminum susu sapi atau kambing yang metah dan belum dipasteurisasi. 
  • Terbiasa mengonsumsi buah-buahan dan sayuran yang tidak dicuci bersih. 
  • Memelihara kucing yang terserang parasit toxoplasma gondii, terutama terkontaminasi dengan kotoran kucing. 
  • Kebersihan tangan yang tidak dijaga saat terkontaminasi tanah atau kotoran kucing. Belum lagi jika harus bersentuhan dengan mulut atau hidung. 

Jika penderita toksoplasma saat masa kehamilan tidak melakukan pemeriksaan secara rutin, maka akan berpengaruh terhadap perkembangan janin di dalam kandungan. Bahkan ada kemungkinan terburuk yang bisa terjadi akibat toksoplasma, seperti: 

  • Keguguran.
  • Terjadi kebutaan pada bayi yang dilahirkan.
  • Infeksi pada jantung dan paru-paru saat bayi dilahirkan.
  • Bayi akan sering mengalami kejang-kejang atau epilepsi.
  • Perkembangan otak pada bayi akan mengalami gangguan, sehingga ada keterlambatan pada sensorik dan motoriknya.

6. Hipertensi

6. Hipertensi
Unsplash/Palon Youth

Ibu hamil yang memiliki tekanan darah tinggi berisiko terkena beberapa penyakit yang cukup serius. Stroke dan serangan jantung bisa terjadi di masa-masa kehamilan. Belum lagi kondisi kesehatan ibu hamil akan semakin menurun, sehingga berpengaruh terhadap kondisi janin di dalam kandungan.  

Kondisi hipertensi selama masa kehamilan akan memengaruhi bayi. Ada kemungkinan bayi yang dilahirkan akan lahir prematur dan berat badan bayi yang rendah.

7. Tiroid 

7. Tiroid 
liverdoctor.com

Kondisi kelenjar tiroid sebelum memutuskan untuk hamil juga perlu diperhatikan karena tentu akan berpengaruh terhadap perkembangan kandungan. 

Kelenjar tiroid bertugas dalam mengatur metabolisme tubuh, sehingga berguna dalam mengeluarkan hormon yang dibutuhkan oleh tubuh.

Jika jumlah hormon yang terlalu banyak ataupun terlalu sedikit bukan hanya berpengaruh terhadap kondisi ibu hamil saja. Namun, perkembangan janin di dalam kandungan juga akan menimbulkan permasalahan.

Baca juga:

Topic:

The Latest