Pengobatan kanker rahim yang direkomendasikan adalah histero-salpingo-ooforektomi bilateral (pengangkatan rahim beserta kedua saluran telur dan ovarium) dengan atau tanpa pengangkatan kelenjar getah bening, diikuti oleh pengambilan sampel cairan peritoneum (rongga perut).
Setelah operasi, beberapa pasien mungkin memerlukan kemoterapi atau radioterapi tambahan sesuai dengan ukuran, stadium, dan jenis kanker. Meski demikian, cara ini memiliki keterbatasan, yakni menyebabkan hilangnya fungsi reproduksi khususnya pada perempuan usia reproduksi yang belum menikah dan ingin memiliki keturunan.
Oleh sebab itu, terdapat alternatif pengobatan kanker rahim yang disebut dengan fertility-sparing strategy. Cara ini dapat direkomendasikan pada perempuan berusia kurang dari 40 tahun yang sangat ingin mempertahankan kesuburannya.
Kandidat untuk pengobatan ini harus diseleksi dengan cermat dan masuk ke dalam "kategori risiko rendah" yang memiliki ciri-ciri berikut:
- Jenis kanker adalah adenokarsinoma endometrioid stadium 1 berdiferensiasi baik, yang telah dikonfirmasi melalui prosedur dilatasi dan kuretasi (D&C).
- Tumor terbatas pada endometrium dengan diameter kurang dari 2 cm, tanpa penyebaran di luar rahim dan invasi pada lapisan dinding otot rahim dan/atau rongga limfovaskular (LVSI).
- Berada pada rentang usia reproduksi dan berkeinginan untuk memiliki keturunan di masa depan.
- Tidak ada kontraindikasi terhadap terapi hormonal.
- Memahami bahwa sifat pengobatan tidak standar, termasuk adanya risiko kanker yang tersembunyi, berulang, dan/atau menetap.
Fertiliy-sparing strategy mengandalkan terapi dengan progestin. Hormon sintetis ini dapat diberikan secara oral (medroxyprogesterone acetate [MPA], megestrol acetate [MA]) atau melalui IUD hormonal (Mirena®).
Studi menemukan bahwa kombinasi progestin oral dan IUD hormonal lebih efektif daripada penggunaan terapi tunggal. Evaluasi dilakukan 3 bulan setelah terapi progestin dimulai melalui biopsi dinding rahim.
- Bila terjadi remisi total (tidak ditemukan sel kanker), biopsi diulang 3 bulan kemudian. Apabila hasil biopsi negatif selama 2 kali berturut-turut, pasien disarankan untuk segera hamil.
- Bila kanker menetap di bulan ketiga terapi, dosis progestin oral umumnya dinaikkan. Biopsi dilakukan kembali 3 bulan kemudian. Bila setelah 9-12 terapi progestin kanker menetap atau bahkan memburuk, kemungkinan besar diperlukan histerektomi.
Artikel ini merupakan kerja sama antara Popmama.com dengan Pusat Fertilitas Bocah Indonesia. Untuk mengetahui lebih lanjut soal Pusat Fertilitas Bocah Indonesia, Mama dan Papa bisa mengunjungi situs bocahindonesia.com.