Benarkah Obat Kesuburan Bisa Meningkatkan Risiko Kanker?

Banyak penelitian membuktikan anggapan ini tidak benar, namun diperlukan penelitian lebih lanjut

17 Januari 2023

Benarkah Obat Kesuburan Bisa Meningkatkan Risiko Kanker
Pexels.com/Cup of Couple

Tidak semua pasangan beruntung bisa mengalami proses kehamilan yang mudah. Masih banyak di luar sana yang merasa kesulitan untuk hamil meski sudah mencoba berbagai macam cara.

Salah satu faktor penyebabnya ialah masalah kesuburan. Selain berdiskusi dengan dokter, kebanyakan pasangan memanfaatkan obat kesuburan untuk mengatasi masalah ini.

Namun, bagaimana jika obat kesuburan itu justru bisa meningkatkan kanker? Benarkah obat kesuburan bisa meningkatkan kanker?

Ketahui kebenarannya lebih dahulu melalui ulasan yang sudah Popmama.com rangkum berikut ini.

Obat Kesuburan dan Risiko Kanker

Obat Kesuburan Risiko Kanker
Pexels.com/Kampus Production

Pada tahun 2005, sebuah penelitian yang dipublikasikan secara luas melaporkan bahwa penggunaan clomid dapat meningkatkan risiko kanker rahim.

Clomid sendiri adalah obat kesuburan yang digunakan untuk membantu perempuan dengan masalah ovulasi. Namun, hasil penelitian ini sebagian besar tidak menemukan peningkatan risiko kanker yang signifikan.

Di sisi lain, tinjauan tahun 2019 yang menyimpulkan bahwa tidak ada hubungan pasti antara penggunaan obat kesuburan dan kanker menemukan bahwa estrogen pada obat kesuburan dapat membantu melindungi tubuh dari kanker kolorektal.

Kandungan estrogen dianggap mampu menstimulasi produksi beragam hormon yang berperan dalam terjadinya ovulasi.

Kekurangan dari banyaknya studi yang telah dilakukan adalah tidak memperhitungkan faktor risiko potensial lainnya untuk kanker, misalnya risiko kanker dapat meningkat pada perempuan yang belum pernah hamil sebelumnya. 

Kemudian, obesitas juga bisa menjadi faktor risiko kanker lainnya, bukan hanya merupakan faktor infertilitas seperti yang diketahui pada umumnya.

Masalah lainnya dari semua penelitian ini adalah ukuran sampel yang terlalu kecil. Jadi, masih kurang dalam keakuratannya.

Editors' Pick

Risiko Kanker Ovarium

Risiko Kanker Ovarium
Pexels.com/Karolina Grabowska

Seperti yang disebutkan di atas bahwa hasil penggunaan clomid sebagian besar tidak menemukan peningkatan risiko kanker yang signifikan. Hal ini juga dapat dilihat dari ulasan Cocharane.

Tinjauan tersebut mencakup studi dari tahun 1990 hingga Februari 2013. Studi ini disusun bersama mencakup 182.972 perempuan.

Hasilnya menunjukkan tidak ditemukan bukti peningkatan kanker ovarium pada perempuan yang menggunakan obat kesuburan apa pun (termasuk clomid) jika dibandingkan dengan perempuan yang tidak menggunakan obat kesuburan.

Bukan penggunaan clomid, penelitian lainnya mengungkapkan bahwa IVF lah yang bisa berisiko menyebabkan kanker ovarium.

Menurut hasil penelitian yang dilakukan para ilmuwan Netherlands Cancer Institute, risiko kanker ovarium dua kali lebih tinggi dialami oleh perempuan yang telah menjalani perawatan kesuburan IVF. Cara ini dianggap memaksa ovarium menghasilkan telur ekstra.

IVF (In Vitro Fertilization) atau yang biasa dikenal dengan bayi tabung adalah alternatif mengatasi masalah kesuburan dengan menyatukan sel telur dan sperma di laboratorium khusus.

Risiko Kanker Endometrium

Risiko Kanker Endometrium
Pexels.com/Darina Belonogova

Apakah obat kesuburan meningkatkan risiko kanker endometrium? Karena desain studi yang buruk, tinjauan Cochrane menyimpulkan tidak mungkin untuk mengatakan dengan pasti apakah risiko kanker endometrium meningkat setelah terpapar obat kesuburan.

Memang ada kemungkinan peningkatan risiko pada perempuan yang mengonsumsi clomid dengan dosis sangat tinggi (lebih dari 2.000 mg yang mana dosis awal rata-rata hanya 50 mg).

Namun, penelitian saat ini tidak dapat membedakan apakah peningkatan risiko tersebut disebabkan oleh clomid atau faktor kesuburan yang mendasarinya. Misalnya, PCOS diketahui meningkatkan risiko berkembangnya kanker endometrium.

Risiko Kanker Payudara Jangka Panjang setelah IVF

Risiko Kanker Payudara Jangka Panjang setelah IVF
Pexels.com/JESHOOTS.com

Pada pembahasan di atas, IVF diketahui berisiko pada kanker ovarium. Namun, apakah juga dapat berisiko pada kanker payudara jangka panjang? Penelitian saat ini mengatakan tidak mungkin.

Salah satu penelitian terbesar hingga saat ini melibatkan 25.108 perempuan, dengan rata-rata tindak lanjut selama 21 tahun setelah pengobatan menemukan tidak ada peningkatan risiko kanker payudara pada perempuan yang melakukan IVF dibandingkan dengan mereka yang menerima perawatan kesuburan non-IVF.

Jadi, Apakah Obat Kesuburan Bisa Meningkatkan Risiko Kanker?

Jadi, Apakah Obat Kesuburan Bisa Meningkatkan Risiko Kanker
Pexels.com/Towfiqu barbhuiya

Kesimpulannya adalah obat kesuburan tidak meningkatkan risiko kanker, khususnya kanker payudara atau rahim.

Selain itu, beberapa penelitian telah mengamati penggunaan obat kesuburan dan jenis kanker lainnya (kanker tiroid dan kulit, misalnya), dan mereka juga tidak menemukan peningkatan risiko yang signifikan.

Memang ada kemungkinan penggunaan clomid dosis tinggi, atau pengobatan yang melampaui tujuh siklus, dapat meningkatkan risiko kanker endometrium. Tetapi bukti saat ini tidak dapat membedakan apakah peningkatan risiko ini berasal dari clomid atau ketidaksuburan itu sendiri.

Masih diperlukan penelitian lebih lanjut mengenai topik ini karena penelitian-penelitian sebelumnya tidak optimal dan sulit menunjukkan hasil yang akurat.

Jadi, itu dia ulasan mengenai obat kesuburan dan kanker. Lebih baik berkonsultasi dengan dokter terlebih dahulu sebelum mengonsumsi obat kesuburan.

Baca juga:

The Latest