Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel Popmama lainnya di IDN App
Peluang Kehamilan di Setiap Usia
Freepik/pvproductions

Intinya sih...

  • Usia 20–24 tahun memiliki peluang kehamilan tertinggi, sekitar 90% sel telur masih normal dan siklus haid teratur.

  • Pada usia 25–29 tahun, peluang kehamilan masih tinggi dengan risiko keguguran yang rendah, sekitar 10%.

  • Peluang hamil pada usia 30–34 tahun masih baik, namun risiko keguguran mulai meningkat dibanding usia sebelumnya.

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jumlah sel telur dalam tubuh perempuan akan menurun seiring bertambahnya usia, begitu pula kualitasnya. Hal ini berpengaruh pada peluang kehamilan serta waktu yang dibutuhkan sampai akhirnya hamil.

Dengan memahami gambaran peluang kehamilan pada setiap rentang usia, Mama bisa membuat rencana keluarga dengan lebih tenang dan terarah.

Pemahaman ini juga membantu Mama mengetahui kapan perlu berkonsultasi dengan dokter bila program hamil belum berhasil. Popmama.com telah merangkum informasi mengenai peluang kehamilan di setiap usia yang perlu Mama ketahui.

Yuk, simak selengkapnya!

1. Usia 20–24 tahun

Freepik/cookie_studio

Pada usia 20–24 tahun, peluang kehamilan per siklus termasuk yang paling tinggi. Dilansir dari Parents, pada usia ini sekitar 90% sel telur masih normal secara kromosom, sehingga peluang hamil dan mempertahankan kehamilan lebih baik.

Berdasarkan data American Society of Reproductive Medicine yang dirangkum Parents, peluang hamil dalam 6 bulan mencapai sekitar 57%, dan dalam 12 bulan mencapai 71%.

Pada usia ini, siklus haid biasanya masih teratur sehingga lebih mudah menentukan masa subur. Jika sudah berusaha selama satu tahun namun belum hamil, barulah dianjurkan melakukan evaluasi kesuburan.

Masa ini sering disebut masa paling subur secara alami.

2. Usia 25–29 tahun

Freepik/lookstudio

Pada usia 25–29 tahun, peluang kehamilan masih tergolong tinggi dan termasuk dalam fase paling subur. Angka peluang hamil dalam 6 bulan pada usia ini sekitar 59%, sedangkan dalam 12 bulan mencapai 79%.

Pada kelompok usia ini, risiko keguguran juga disebut paling rendah berdasarkan studi yang dikutip Parents, yaitu sekitar 10%. Dengan perencanaan yang baik dan hubungan intim di masa subur, peluang hamil dalam waktu satu tahun tetap besar.

Pemeriksaan kesuburan biasanya baru disarankan jika sudah mencoba selama 12 bulan namun belum berhasil. Pada rentang usia ini, tubuh masih berada pada kondisi terbaik untuk hamil dan menjalani kehamilan.

3. Usia 30–34 tahun

Freepik/senivpetro

Pada usia 30–34 tahun, peluang hamil masih baik jika program dilakukan rutin selama satu tahun. Peluang hamil dalam 6 bulan berada pada kisaran 61%, dan dalam 12 bulan sekitar 77%.

Pada usia ini jumlah sel telur mulai berkurang dibandingkan usia 20-an, tetapi sebagian besar perempuan masih bisa hamil secara alami. Risiko keguguran mulai meningkat dibanding usia 20-an, namun belum setinggi usia di atas 35 tahun.

Mama dianjurkan berkonsultasi jika belum hamil setelah 9–12 bulan agar masalah bisa ditemukan lebih awal. Pemeriksaan dini membantu persiapan sebelum memasuki usia 35 tahun ketika penurunan kesuburan makin terasa.

4. Usia 35–39 tahun

Popmama.com/Syabita Salma/AI

Usia 35–39 tahun sering disebut sebagai fase ketika kesuburan mulai menurun lebih cepat. Peluang hamil dalam 6 bulan pada usia ini sekitar 46%, dan dalam 12 bulan sekitar 67%.

Penurunan ini terutama dipengaruhi kualitas sel telur yang semakin berkurang seiring bertambahnya usia. Pada usia ini dokter umumnya menyarankan evaluasi kesuburan setelah 6 bulan mencoba, tidak menunggu hingga satu tahun.

Di usia ini juga meningkat risiko komplikasi kehamilan, sehingga pengawasan medis menjadi penting. Beberapa pilihan teknologi reproduksi berbantu seperti IUI, yaitu inseminasi intrauterin atau IVF dapat dipertimbangkan sesuai anjuran dokter.

5. Usia 40–44 tahun

Popmama.com/Syabita Salma/AI

Pada usia 40–44 tahun, peluang kehamilan menurun cukup signifikan. Dilansir dari Parents, peluang hamil per siklus pada usia 40 tahun berkisar 5–10%, dan dalam 6 bulan sekitar 28%, sedangkan dalam 12 bulan sekitar 56%.

Pada usia ini sebagian besar sel telur mengalami kelainan kromosom, sehingga peluang hamil dan bertahan sampai persalinan menjadi lebih kecil. Risiko keguguran juga lebih tinggi dibandingkan usia sebelumnya.

Pada usia ini, konsultasi ke dokter biasanya disarankan segera saat mulai program hamil. Teknologi reproduksi berbantu seperti IVF lebih sering direkomendasikan.

6. Usia 45 tahun ke atas

Popmama.com/Syabita Salma/AI

Pada usia 45 tahun ke atas, peluang hamil secara alami sangat kecil. Peluang hamil per siklus berada di bawah 5%, dan banyak perempuan membutuhkan bantuan teknologi reproduksi.

Sisa sel telur pada usia ini umumnya memiliki kelainan kromosom, sehingga peluang keberhasilan kehamilan menurun. Karena itu, pada usia ini dokter sering menyarankan penggunaan sel telur donor untuk meningkatkan peluang kehamilan.

Risiko keguguran dan komplikasi kehamilan juga lebih tinggi, sehingga pemantauan medis ketat sangat dibutuhkan. Meski demikian, keputusan memiliki anak tetap bersifat pribadi dan perlu pertimbangan matang bersama dokter.

Peluang kehamilan di setiap usia dipengaruhi oleh kesuburan perempuan yang berubah secara bertahap seiring bertambahnya usia, terutama karena jumlah dan kualitas sel telur yang terus menurun.

Peluang hamil paling tinggi berada pada usia 20-an dan mulai menurun setelah usia 30 tahun, dengan penurunan lebih cepat setelah usia 35 tahun. Semoga informasi ini membantu Mama membuat langkah yang tepat sesuai kondisi tubuh dan rencana keluarga.

Editorial Team