Jika Papa mengalami kesulitan ereksi, temui dokter atau ahli urologi Anda. Terbuka soal disfungsi ereksi mungkin sulit namun ini sangat penting untuk diobat. Mengabaikan masalah ini dapat memengaruhi hubungan dengan istri dan sulit untuk memiliki keturunan.
Pertama, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik. Kemudian dokter mungkin memerintahkan tes laboratorium (seperti kadar testosteron, HbA1c, atau panel lipid puasa) untuk mencari penyakit seperti diabetes, penyakit jantung, atau masalah hormonal yang dapat menyebabkan masalah ereksi.
Berdasarkan pemeriksaan dan hasil laboratorium, dokter akan merekomendasikan rencana perawatan.
Terkadang, hanya perlu membuat beberapa perubahan pada gaya hidup, termasuk hal-hal seperti:
- Berolahraga secara teratur,
- Penurunan berat badan,
- Berhenti merokok tembakau,
- Mengurangi alkohol.
Semua perubahan gaya hidup ini dapat membantu mengatasi kondisi disfungsi ereksi.
Jika metode tersebut tidak berhasil, dokter mungkin akan meresepkan obat yang meningkatkan aliran darah ke penis untuk menghasilkan ereksi. Ini termasuk:
- Sildenafil (Viagra),
- Tadalafil (Cial),
- Vardenafil (Levitra, Staxyn).
Semua obat ini membawa risiko, terutama jika Papa pernah mengalami gagal jantung, penyakit jantung lain, mengonsumsi obat nitrat untuk penyakit jantung, atau memiliki tekanan darah rendah. Diskusikan dengan dokter mengenai kondisi kesehatan serta pengaruh obat tersebut untuk kesehatan.
Obat lain yang digunakan untuk mengatasi disfungsi ereksi adalah alprostadil (Caverject Impulse, Edex, Muse), yaitu terapi Prostaglandin E1. Obat ini disuntikkan sendiri atau dimasukkan sebagai supositoria ke dalam penis. Ini menghasilkan ereksi yang berlangsung hingga satu jam.
Jika terapi obat tidak tepat untuk Papa, pompa penis atau implan dapat membantu.
Ketika masalahnya bersifat emosional, menemui konselor dapat membantu mengatasi masalah yang membuat sulit mencapai ereksi. Pasangan juga dapat mengambil bagian dalam sesi terapi.