8 Cara Menggugurkan Kandungan karena Alasan Medis

Setiap kondisi kehamilan yang harus digugurkan harus dengan persetujuan dokter

11 Mei 2023

8 Cara Menggugurkan Kandungan karena Alasan Medis
Pexels/Anna Shvets

Menggugurkan kandungan masih menjadi hal yang dilarang di Indonesia. Namun, ada beberapa kondisi tertentu yang membuat seseorang bisa melakukan aborsi yang pastinya karena alasan medis atau membayakan bagi ibu hamil.

Di Indonesia sendiri menggugurkan kandungan atau aborsi diperbolehkan jika ada alasan kegawat daruratan medis atau hamil akibat perkosaan. 

Tindakan aborsi ini pun hanya boleh dilakukan oleh dokter dan tenaga kesehatan yang ahil serta dilakukan di fasilitas pelayanan kesehatan yang memenuhi syarat. Pastinya, diperlukan konsultasi terlebih dahulu dengan dokter kandungan sebelum melakukan tindakan tersebut. 

Berikut Popmama.com rangkum cara menggugurkan kandungan karena alasan medis.

1. Menggugurkan kandungan lewat pil aborsi dari dokter

1. Menggugurkan kandungan lewat pil aborsi dari dokter
Freepik/drobotdean

Dikutip dari Healthline, obat aborsi adalah pil yang bisa mengakhiri kehamilan. 

Pil aborsi yang diresepkan dokter umumnya terdiri dari 2 kombinasi obat yang bekerja dengan cara menghambat fungsi hormon progesteron yang berperan dalam pertumbuhan embrio. 

Obat-obatan ini menghentikan kehamilan yang berkembang dan menyebabkan rahim mengosongkan dirinya sendiri hingga akhirnya mengakhiri kehamilan. 

Dokter akan meresepkan pil aborsi yang biasanya dilakukan di minggu awal kehamilan hingga minggu ke-9 kehamilan. 

Obat-obatan tersebut akan menyebabkan rahim berkontraksi dan memicu timbulnya rasa sakit, perdarahan, hingga keguguran.

2. Tindakan bedah untuk mengangkat janin

2. Tindakan bedah mengangkat janin
Freepik/peoplecreations

Tidak semua kehamilan bisa gugur karena pil aborsi. Cara menggugurkan kandungan karena alasan medis selanjutnya adalah lewat operasi atau tindakan bedah.

Dilansir dari Cleveland Clinic, operasi ini akan mengangkat embrio atau janin dalam kandungan. Umumnya metode operasi ini dapat dilakukan dengan beberapa anestesi, yakni sedasi ringan, anestesi lokal, atau anestesi umum.

3. Aspirasi Vakum yang bisa dilakukan hingga minggu ke-14 kehamilan

3. Aspirasi Vakum bisa dilakukan hingga minggu ke-14 kehamilan
Freepik/wavebreakmedia_micro

Selain dua di atas, selanjutnya adalah aspirasi vakum. Dikutip dari National Health Service UK, metode ini dapat dilakukan hingga minggu ke-14 kehamilan. 

Aspirasi vakum dilakukan dengan memasukkan tabung berukuran kecil ke dalam rahim melalui leher rahim oleh perawat. Setelah itu embrio akan diangkat menggunakan penyedotan dengan tekanan tertentu.

Durasi prosedur ini biasanya memakan waktu sekitar 5-10 menit. Dalam beberapa jam kemudian, biasanya dokter akan memperbolehkan pasien untuk pulang ke rumah. 

Editors' Pick

4. Aborsi dilatasi dan evakuasi (D&E)

4. Aborsi dilatasi evakuasi (D&E)
Freepik/Freepik

Dikutip dari Insider, jenis aborsi ini biasanya digunakan saat janin mulai usia 14 minggu kehamilan. Mirip dengan aspirasi vakum, perbedaannya abosri D&E terletak pada alat bedah yang digunakan untuk membantu mengosongkan rahim. 

Sebelum prosedur, beberapa dokter akan menyuntikkan obat ke perut wanita hamil untuk menghentikan detak jantung janin. 

Teknik ini umumnya dilakukan dengan sedasi atau anestesi umum. Dibutuhkan waktu sekitar 10-20 menit untuk melakukan teknik pembedahan yang satu ini. 

5. Aborsi dengan dilatasi dan ekstraksi (D&X)

5. Aborsi dilatasi ekstraksi (D&X)
Freepik/senivpetro

Prosedur ini dilakukan jika janin dalam ibu hamil berusia lebih dari 21 minggu dan mengalami masalah yang serius atau komplikasi medis. Saat hal itu terjadi dokter akan menyarankan teknik dilatasi dan ekstraksi. 

Mirip dengan proses D&E, bedanya dokter akan melakukan tindakan pembedahan untuk mengeluarkan janin kemungkinan akan dilakukan dulu induksi persalinan, histerotomi, atau histerektomi. 

Namun, metode-metode tersebut memiliki risiko tinggi, oleh karenanya dokter hanya melakukannya jika memang diperlukan secara medis.

6. Aborsi aspirasi manual, menggunakan jarum suntik

6. Aborsi aspirasi manual, menggunakan jarum suntik
Freepik

Ini menjadi teknik yang bisa dilakukan jika diputuskan harus aborsi dini. Prosedur tersebut bisa dilakukan saat usia janin 5-12 minggu. 

Dokter yang menangani aborsi jenis ini akan menggunakan jarum suntik genggam untuk menghasilkan hisapan. Pilihan aborsi ini hanya membutuhkan waktu 5-15 menit dan dikutip dari Very Well Health memiliki risiko minimal menyebabkan jaringan parut serta pemulihan yang cepat.

7. Melakukan aborsi dengan metode dilatasi dan kuret (D&C)

7. Melakukan aborsi metode dilatasi kuret (D&C)
Pixabay/Nikos Apelaths

Metode aborsi dilatasi dan kuretase (D&C) adalah proses bedah untuk mengeluarkan janin sampai minggu ke-16 kehamilan. 

Dulunya ini merupakan pilihan aborsi dini yang populer, tetapi karena ada lebih banyak pilihan aborsi non-invasif yang sekarang tersedia, penggunaan D&C telah menurun.

Dilatasi berarti membuka serviks, sementara kuret berarti menghilangkan isi rahim. Prosedur pelebaran dan kuretase mungkin diperlukan jika aborsi aspirasi vakum tidak berhasil. 

Selama proses D&C, kuret (alat berbentuk sendok) digunakan untuk mengikis dinding rahim. 

8. Melakukan aborsi induksi

8. Melakukan aborsi induksi
Freepik/Freepik

Aborsi induksi adalah prosedur yang dilakukan untuk mengakhiri kehamilan trimester kedua atau ketiga. Pilihan aborsi ini biasanya hanya digunakan jika ada masalah medis pada janin atau ibu hamil. 

Aborsi induksi meminimalkan risiko terhadap kesehatan ibu hamil dan memungkinkan dokter bisa melakukan otopsi yang lebih akurat pada janin (untuk menentukan dengan tepat apa yang salah). 

Selama aborsi induksi dilakukan ibu hamial akan diberikan obat yang memicu dimulainya kontraksi. Kemudian, sang Ibuakan menjalani semua langkah persalinan meski bayi dalam kondisi ini kemungkinan sudah mengalami komplikasi atau meninggal di dalam kandungan.

Itulah tadi cara menggugurkan kandungan karena alasan medis. Tindakan aborsi harus sesuai dengan rujukan dokter karena ada masalah kesehatan tertentu. Ingat risiko tanpa diawasi bisa menyebabkan komplikasi dan melanggar hukum!

Baca juga:

The Latest