21 Kondisi Kesehatan yang Perlu Diwaspadai sebelum Program Hamil

Jika mempunyai masalah kesehatan, kehamilan ditunda dulu sampai penyakitnya sembuh atau terkontrol

15 Mei 2023

21 Kondisi Kesehatan Perlu Diwaspadai sebelum Program Hamil
Freepik.com/freepik

Dalam mempersiapkan kehamilan, perlu memperhatikan kondisi fisik, mental-emosional dan lingkungan calon ibu.

Jika mempunyai masalah kesehatan, kehamilan ditunda dulu sampai penyakitnya sembuh atau terkontrol. Ada sejumlah kondisi kesehatan yang perlu diwaspadai sebelum merencakan kehamilan.

Di bawah ini Popmama.com ulas berbagai kondisi kesehatan yang perlu diwaspadai sebelum program hamil yang dirangkum dari dari buku saku Merencanakan Kehamilan Sehat yang diterbitkan oleh Kementerian Kesehatan Indonesia.

1. Anemia

1. Anemia
Freepik/Jcomp

Anemia adalah kondisi di mana kadar hemoglobin (Hb) di dalam darah kurang dari 12 g/Dl. 

Anemia sering dialami oleh perempuan karena kurangnya asupan atau konsumsi makanan yang mengandung zat besi, pengaturan pola makan yang salah, gangguan haid/haid abnormal, dan penyakit lainnya (seperti kecacingan, Malaria, dan lainnya).

Pada ibu hamil, dikatakan anemia jika kadar Hb pada trimester 1 dan 3 <11 g/dL, atau pada trimester 2 <10,5g/dL).

Tanda dan gejala anemia antara lain:

  • Lesu, Letih, Lemah, Lelah, Lunglai (5L)
  • Sering pusing dan mata berkunang-kunang
  • Pucat
  • Kadar Hb< 12 g/dL

Dampak anemia pada ibu hamil, yaitu: 

  • Pertumbuhan janin terhambat
  • Bayi berat lahir rendah (BBLR)
  • Bayi lahir sebelum waktunya
  • Bayi mengalami kelainan bawaan
  • Anemia pada bayi yang dilahirkan
  • Risiko perdarahan saat melahirkan

Anemia dapat dicegah dan diatasi dengan:

  • Mengonsumsi makanan bergizi seimbang
  • Minum tablet tambah darah (TTD) 1 tablet per minggu sebelum hamil
  • Jika ada penyakit yang menyertai, segera ke fasilitas pelayanan kesehatan

2. Kekurangan gizi

2. Kekurangan gizi
Vecteezy/pakorn sungkapukdee

Kondisi kurang gizi dalam keadaan terus menerus dapat mengakibatkan Kurang Energi Kronik (KEK). Tanda KEK adalah Lingkar lengan atas (LILA) < 23,5 cm dan atau Indeks Massa Tubuh (IMT) < 18,5.

Cara menghitung IMT:

IMT = BB (kg) : TB (m)²

Hasil IMT meliputi menentukan status gizi, yaitu:

  • Sangat kurus: kekurangan BB berat = kurang dari 17,0
  • Kurus = kekurangan BB ringat = 17 sampai kurang dari 18,5
  • Normal = 18,5 sampai 25,0
  • Gemuk = kelebihan BB ringan = lebih dari 25,0 - 27,0
  • Obesitas = kelebihan BB berat = 27,0

Ibu hamil dengan kekurangan gizi (LILA < 23,5 cm atau IMT <18) memiliki risiko yang dapat membahayakan ibu dan janin antara lain:

  • Anemia pada ibu dan janin
  • Perdarahan saat melahirkan
  • Keguguran
  • Mudah terkena penyakit infeksi
  • Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR)
  • Bayi lahir mati
  • Kelainan bawaan pada janin

Cara mencegah kekurangan gizi:

  • Mengonsumsi makanan bergizi seimbang
  • Jika ada penyakit yang menyertai, segera ke fasilitas pelayanan kesehatan

5. Dislipedimia

5. Dislipedimia
Pexels/Roger Brown

Dislipedimia merupakan keadaan di mana kandungan kadar lemak darah yang abnormal (terlalu tinggi atau terlalu rendah) akibat gangguan.

Tanda dislipedimia:

  • Tidak menunjukkan gejala, sehingga biasanya tidak disadari dan baru terdeteksi ketika seseorang melakukan pemeriksaan darah.
  • Tingginya kadar Trigliserida, tingginya kadar kolesterol total, tingginya kadar LDL (lemak jahat), dan rendahnya kadar HDL (lemak baik).

Dampak pada kehamilan:

Peningkatan risiko preeklamsia (hipertensi dalam kehamilan), persalinan kurang bulan (prematur), diabetes gestasional (diabetes dalam kehamilan)

Cara mencegah dislipedimia adalah denga melakukan aktivitas fisik rutin, menurunkan berat badan, dan tidak merokok, serta deteksi dini faktor risiko penyakit tidak menular /skrining kesehatan berkala

3. Obesitas

3. Obesitas
Pixabay

Obesitas merupakan suatu keadaan memiliki kelebihan lemak tubuh sehingga orang tersebut memiliki risiko kesehatan yang ditentukan dengan 2 indikator, yaitu:

  • Pengukuran Indeks Massa Tubuh (IMT) ≥25 kg/m2
  • Pengukuran Lingkar Perut (Perempuan > 80 cm dan laki-laki > 90 cm)

Faktor risiko obesitas:

  • Faktor genetik atau keturunan: 30 persen pencetus obesitas karena faktor genetik (keturunan)
  • Faktor lingkungan dan perilaku: asupan energi lebih banyak daripada energi yang dikeluarkan, perilaku makan banyak mengandung lemak, gula, kurang serat, kurang aktivitas fisik, perilaku tidur (jumlah jam tidur kurang, berlebihan, dan tidur larut malam), serta pengelolaan stres yang kurang baik.
  • Faktor obat-obatan dan hormonal seperti jenis steroid, dan terapi hormonal.

Dampak obesitas pada kehamilan:

  • Peningkatan risiko keguguran, diabetes pada kehamilan (diabetes gestasional), hipertensi pada kehamilan (preeklamsia), persalinan dengan bedah sesar
  • Dampak pada janin: kelainan kongenital, makrosomia, dan kematian neonatus

Adapun cara mencegah obesitas adalah dengan mengatur keseimbangan energi yang masuk dengan yang dibutuhkan seperti pengaturan pola makan, pengaturan aktivitas fisik dan latihan fisik, pengaturan waktu tidur, dan pengaturan perilaku mengelola stres.

4. Diabetes melitus

4. Diabetes melitus
Freepik/spukkato

Diabetes melitus adalah penyakit gangguan metabolik yang menyebabkan kadar gula dalam darah meningkat lebih dari normal.

Tanda dan gejala diabetes melitus:

  • Trias diabetes melitus (sering haus, banyak makan, sering kencing)
  • Mudah lelah dan mengantuk
  • Penglihatan kabur
  • Penurunan berat badan meskipun nafsu makan mengalami peningkatan
  • Masalah pada kulit (misalnya gatal-gatal, iritasi)
  • Kesemutan
  • Bila terdapat luka lebih sulit sembuh
  • Gula darah puasa > 126 mg/dL, gula darah 2 jam pp > 140mg/dL , gula darah sewaktu (GDS) > 200mg/dL (diukur di 2 waktu yang berbeda)

Dampak diabetes melitus pada kehamilan:

  • Perempuan penderita diabetes umumnya sulit hamil
  • Berat badan bayi lahir di atas normal/ bayi lahir besar
  • Bayi berisiko mengalami hiperbilirubinia (kuning)
  • Peningkatan risiko komplikasi persalinan
  • Peningkatan risiko kelahiran prematur (lahir sebelum waktunya) atau cacat fisik
  • Peningkatan risiko hipertensi dalam kehamilan
  • Peningkatan risiko diabetes pada kehamilan berikutnya
  • Peningkatan risiko kematian ibu dan bayi
  • Bayi berisiko mengidap diabetes tipe 2, kelebihan berat badan dan obesitas saat menginjak usia anak-anak dan remaja

Cara mencegah diabetes melitus adalah dengan melakukan aktivitas fisik, rajin konsumsi sayur dan buah, deteksi dini faktor risiko penyakit tidak menular atau skrining kesehatan berkala.

6. Gangguan hiperkoagulasi

6. Gangguan hiperkoagulasi
Pinterest.com/pngtree

Gangguan hiperkoagulasi adalah gangguan sistem pembekuan darah yang menyebabkan darah menjadi cepat membeku.

Tanda gangguan hiperkoagulasi:

  • Riwayat keguguran berulang
  • Kelahiran kurang bulan (prematur)
  • Stroke dan penyakit jantung koroner pada usia muda

Gangguan hiperkoagulasi juga memberikan dampak pada kehamilan seperti keguguran dan kelahiran prematur.

Gangguan hiperkoagulasi dapat dikendalikan dengan pemeriksaan berkala dan minum obat teratur. Untuk itu, perlu kontrol secara teratur ke dokter.

7. Penyakit jantung dan pembuluh darah

7. Penyakit jantung pembuluh darah
Freepik/Freepik

Penyakit jantung dan pembuluh darah adalah penyakit yang disebabkan oleh gangguan struktur dan fungsi jantung dan pembuluh darah.

Tanda-tandanya adalah sebagai berikut:

  • Mudah lelah
  • Rasa tidak nyaman di bagian dada kiri menjalar sampai ke lengan kiri
  • Detak jantung tidak teratur
  • Betis, telapak, pergelangan kaki bengkak
  • Berkeringat dingin
  • Rasa dingin pada ujung jari tangan dan kaki
  • Sesak nafas

Adapun dampak penyakit jantung dan pembuluh darah pada kehamilan adalah seperi peningkatan denyut jantung pada ibu hamil sehingga jantung ibu mengalami kelelahan, gangguan pertumbuhan janin, keguguran, kelahiran prematur, serta kematian ibu dan bayi.

Pencegahan penyakit jantung dan pembuluh darah:

  • Mengendalikan faktor risiko: berhenti merokok, melakukan aktivitas fisik rutin, konsumsi gizi seimbang, pertahankan berat badan ideal, dan kelola stres.
  • Mengendalikan penyakit yang dapar mengakibatkan gangguan jantung dan pembuluh darah, seperti hipertiroid, hipertensi, autoimun, gangguan ginjal.
  • Deteksi dini faktor risiko penyakit tidak menular atau skrining kesehatan berkala.

8. Hipertensi

8. Hipertensi
Freepik/prostooleh

Hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah peningkatan tekanan darah sistolik lebih dari 140 mmHg dan atau tekanan darah diastolik lebih dari 90 mmHg pada dua kali pengukuran dengan selang waktu lima menit dalam keadaan cukup istirahat/ tenang.

Tanda-tanda hipertensi:

  • Sering kali tidak disertai dengan gejala
  • Kehilangan keseimbangan dan kesulitan berjalan karena tengkuk, leher, dan punggung akan terasa berat dan pegal
  • Sakit kepala
  • Gelisah
  • Jantung berdebar-debar
  • Pusing
  • Penglihatan kabur
  • Rasa sakit di dada
  • Mudah lelah

Dampak hipertensi pada kehamilan adalah seperti eningkatan risiko preeklamsi dan eklamsi dan kematian ibu dan janin.

Adapun cara yang bisa dilakuakn untuk mencegah hipertensi adalahd dengan PATUH,  yaitu:

P: periksa kesehatan secara rutin dan ikuti anjuran dokter

A: atasi penyakit dengan pengobatan yang tepat dan teratur

T: tetap diet dengan gizi seimbang

U: upayakan aktifitas fisik dengan aman

H: hindari asap rokok, alkohol dan zat karsinogenik

9. Penyakit Ginjal Kronik

9. Penyakit Ginjal Kronik
Freepik/Jcomp

Penyakit ginjal kronik adalah kelainan yang mengenai organ ginjal yang menyebabkan menurunnya fungsi sistem pembuangan racun tubuh.

Adapun tanda-tanda penyakit ginajl kronik adalah sebagai berikut:

  • Gangguan menstruasi (tidak mendapatkan menstruasi), infertilitas, keguguran
  • Tekanan darah tinggi
  • Perubahan frekuensi dan jumlah buang air kecil dalam sehari
  • Adanya darah dalam urine
  • Lemah serta sulit tidur
  • Kehilangan nafsu makan
  • Sakit kepala
  • Tidak dapat berkonsentrasi
  • Gatal
  • Sesak
  • Mual dan muntah
  • Bengkak, terutama pada kaki dan pergelangan kaki, serta pada kelopak mata waktu pagi hari

Dampak penyakit ginjal kronik pada kehamilan seperti peningkatan risiko keguguran (abortus), peningkatan Berat Badan Lahir Rendah (BBLR), dan bayi berisiko mempunyai masalah ginjal kronis pada saat dewasa.

Pencegahan yang bisa dilakukan untuk mencegah penyakit ginjal kronik:

  • Mengendalikan faktor risiko: tidak merokok, melakukan aktivitas fisik rutin, konsumsi gizi seimbang, pertahankan berat badan ideal, kelola stres
  • Rajin beraktivitas fisik dan berolahraga agar badan tetap bugar
  • Menjaga kadar gula darah tetap normal
  • Menjaga tekanan darah tetap normal
  • Menjaga berat badan ideal
  • Asupan cairan (minum) sesuai kebutuhan
  • Periksa fungsi ginjal secara berkala
  • Konsumsi obat dan jamu hanya sesuai anjuran dokter

Editors' Pick

10. Penyakit tiroid

10. Penyakit tiroid
unsplash/taisiia_shestopal

Penyakit tiroid dalah suatu kondisi kelainan pada seseorang akibat adanya gangguan kelenjar tiroid, baik berupa perubahan bentuk maupun perubahan fungsi baik berlebihan maupun menurun.

Tanda hipertiroid:

  • Berkeringat
  • Berdebar debar
  • Cemas berlebihan
  • Peningkatan gairah seks
  • Kesulitan tidur
  • Mudah tersinggung
  • Bola mata menonjol
  • Tangan gemetar
  • Solutio Placenta
  • Preeklamsia
  • Gagal jantung
  • Kelahiran prematur
  • Pertumbuhan janin terhambat
  • Janin kecil dari masa kehamilan
  • Kematian janin
  • Gangguan fungsi tiroid pada janin
  • Kelainan kongenital

Sementara tanda hipotiroid adalah sebagai berikut:

  • Kelelahan yang berlebih
  • Kesulitan konsentrasi dan pelupa
  • Kurang motivasi, depresi
  • Penurunan gairah seks
  • Penurunan kesuburan
  • Keguguran
  • Anemia
  • Hipertensi pada kehamilan
  • Gangguan kecerdasan pada bayi
  • Berat bayi lahir rendah
  • Solutio placenta

Pencegahan yang bisa dilakukan untuk mencegah penyakit tiroid adalah dengan mengenali gejala dan tandanya, serta lakukan pemeriksaan fungsi tiroid bila ada gejala, dan kontrol secara teratur ke dokter.

11. Asma

11. Asma
Freepik

Asma adalah peradangan saluran napas bawah yang ditandai dengan gejala pernapasan seperti batuk, mengi (napas berbunyi), sesak napas, dada terasa terikat yang hilang timbul bila ada faktor pencetus.

Tanda-tanda asma adalah seperti batuk, mengi, sesak napas, dada terasa terikat yang hilang timbul. Gejala tersebut mempunyai ciri khas seperti sering kali timbul bila ada faktor pencetus, dapat berulang dan diantaranya ada periode atau waktu bebas serangan, sering memburuk pada malam hari atau dini hari, dan dapat reda dengan pengobatan dan terkadang dapat reda tanpa pengobatan.

Dampak asma pada kehamilan dan janin:

  • Penderita asma yang terkontrol dapat menjalani kehamilan dengan sehat. Keadaaan asma sebelum hamil mencerminkan keadaan saat hamil, dan biasanya terjadi perburukan pada minggu ke 29 sd 32.
  • Ibu hamil asma tidak terkontrol dapat menyebabkan bayi lahir prematur, Berat Badan Lahir Rendah (BBLR), pertumbuhan janin terhambat (IUGR), kelainan bawaan, kesulitan napas pada bayi baru lahir (hipoksia neonates), kejang.

Asma dapat dicegah dengan menghindari pemicu alergi dan faktor pencetus timbulnya asma, seperti: berhenti merokok, aktivitas fisik teratur, menghindari paparan dari pekerjaan, menghindari obat-obatan yang memicu asma (aspirin, nsaid, non selective beta blockers), diet sehat, menurunkan berat badan pada pasien dengan obesitas, latihan pernapasan, mengatasi stres emosional, menghindari debu, polutan dalam dan luar ruangan, dan menghindari makanan yang menyebabkan alergi.

12. Sindrom Lupus Eriematosus (Lupus)

12. Sindrom Lupus Eriematosus (Lupus)
lupusuk.org.uk

Lupus adalah penyakit inflamasi kronis sistemik yang disebabkan oleh sistem kekebalan tubuh yang keliru sehingga mulai menyerang jaringan dan organ tubuh sendiri.

Tanda-tanda lupus:

  • Demam lebih dari 380C dengan sebab yang tidak jelas
  • Rasa lelah dan lemah berlebihan
  • Sensitif terhadap sinar matahari
  • Rambut rontok
  • Ruam kemerahan berbentuk kupu-kupu yang melintang dari hidung ke pipi
  • Ruam kemerahan di kulit
  • Sariawan yang tidak kunjung sembuh, terutama di atap rongga mulut
  • Nyeri dan bengkak pada persendian terutama di lengan dan tungkai, menyerang lebih dari 2 sendi dalam jangka waktu lama
  • Ujung-ujung jari tangan dan kaki pucat hingga kebiruan saat udara dingin
  • Nyeri dada terutama saat berbaring dan menarik napas panjang
  • Kejang atau kelainan saraf lainnya

Dampak lupus pada kehamilan dan janin:

  • Gangguan organ yang berat yang berdampak menyeluruh, dapat terjadi kegagalan fungsi pada organ-organ vital terutama otak dan jantung-paru dan mengancam nyawa ibu
  • Abortus, kelainan janin, eklamsia

13. Kanker

13. Kanker
Pexels/Ivan Samkov

Kanker adalah penyakit akibat pembelahan sel abnormal yang tidak terkendali dan dapat menyerang jaringan di sekitarnya. Penderita Kanker dianjurkan untuk tidak hamil.

Kanker terjadi akibat perubahan pertumbuhan sel ditambah dengan adanya faktor pencetus oleh bahan – bahan karsinogen. Selain itu, janker dapat terjadi pada semua orang dan semua golongan umur.

Kanker dapat disembuhkan jika ditemukan pada stadium dini dan dilakukan pengobatan dengan cepat dan tepat.

Tanda-tanda penyakit kanker:

W: waktu buang air besar atau kecil, apakah ada perubahan kebiasaan atau gangguan dari kebiasaan sehari – hari?

A: alat pencernaan yang terganggu dan susah menelan

S: suara serak atau batuk yang tak kunjung sembuh

P: payudara terlihat ada benjolan (tumor)

A: andeng-andeng (tahi lalat), yang berubah sifatnya menjadi makin besar dan gatal

D: darah atau lendir yang tidak biasa keluar dari tubuh

A: adanya koreng atau borok yang tidak sembuh-sembuh

Dampak kanker pada kehamilan dan janin:

  • Pengidap kanker perlu menjalani terapi kemoterapi, terapi target, dan terapi hormon yang apabila ditunda dapat mengakibatkan peningkatan stadium keganasan dan kematian
  • Kehamilan menyulitkan pemberian terapi, sehingga mempertahankan kehamilan dapat menimbulkan risiko besar bagi kesehatan ibu dan janin.

Kanker bisa dicegah dengah CERDIK, yaitu:

C: cek kesehatan secara rutin

E: enyahkan asap rokok

R: rajin aktivitas fisik

D: diet seimbang yudara terlihat ada benjolan (tumor)

I: istirahat cukup

K: kelola Stres

14. Malaria

14. Malaria
Freepik/grooveriderz

Malaria adalah penyakit yang disebabkan oleh sekelompok parasit plasmodium yang hidup dalam sel darah merah.

Malaria dapat ditularkan melalui gigitan nyamuk Anopheles betina yang terinfeksi parasit plasmodium. Selain itu, malaria juga dapat ditularkan melalui transfusi darah yang terkontaminasi parasit plasmodium.  Ingat, bahwa ,alaria tidak dapat ditularkan secara kontak langsung dari satu manusia ke manusia lainnya.

Adapun dampak malaria padah kehamilan bisa menyebabkan anemia dan kelak dapat memengaruhi kesehatan ibu hamil dan janinnya. Anemia pada kehamilan juga dapat menyebabkan keguguran, risiko perdarahan saat melahirkan, bayi lahir sebelum waktunya, dan bayi dengan berat lahir rendah (BBLR).

Yang bisa dilakukan untuk mencegah malaria adalah dengan penggunaan kelambu saat tidur. Tutup pintu dan jendela menggunakan kawat/kasa/kelambu nilon, dan gunakan pakaian pelindung yang menutupi lengan dan kaki saat keluar rumah, serta gunakan obat/krim anti nyamuk.

15. TORCH

TORCH adalah penyakit yang disebabkan oleh Toksoplasma, Rubella, Cytomegalovirus (CMV), dan Herpes simplex virus II (HSV-II).

  • Toksoplasmosis adalah infeksi pada manusia yang ditimbulkan oleh Toxoplasma gondii (T. gondii). Parasit ini seringkali terdapat pada kotoran kucing atau daging yang belum matang.
  • Rubella adalah infeksi virus yang ditandai dengan ruam merah pada kulit. Penularan terjadi ketika menghirup percikan air liur yang dikeluarkan penderita saat batuk atau bersin dan kontak langsung dengan benda yang terkontaminasi air liur penderita.
  • Cytomegalovirus (CMV) adalah kelompok virus herpes yang dapat menginfeksi dan bertahan di tubuh manusia untuk waktu yang lama dalam keadaan tidak aktif. Namun jika sistem kekebalan tubuh sedang lemah virus ini dapat aktif Kembali. Virus ini dapat menular melalui cairan tubuh, seperti air ludah, darah, urine, air mani, dan air susu ibu.
  • Herpes simplex virus II (HSV-II) adalah kelompok virus yang dapat menyebabkan infeksi pada manusia. Infeksi virus herpes umumnya ditandai dengan kulit kering, luka lepuh, atau luka terbuka yang berair. HSV 2 merupakan penyebab utama penyakit herpes genital. Virus HSV 2 menyebar melalui kontak langsung dengan luka yang dimiliki penderita herpes, misalnya saat hubungan seksual. Selain itu, HSV 2 juga dapat ditularkan dari ibu kepada bayinya pada saat persalinan.

TORCH bisa menyebabkan infertilitas. Selain itu, kelak jika hamil dapat mengakibatkan kecacatan pada janin, misal kelainan saraf, mata, telinga, otak, paru-paru, limpa, dan terganggunya fungsi gerak.

TORCH bisa dicegah dengan vaksinasi MMR (Mumps Measles Rubella. Untuk mencegah Rubella dapat dilakukan vaksinasi 3-6 bulan dari rencana hamil, perilaku hidup bersih dan sehat dengan cuci tangan pakai sabun, mencuci bahan makanan (sayuran, buah, dan lainnya) dengan air bersih yang mengalir, dan memasak makanan sampai matang sempurna.

16. TBC

16. TBC
Freepik/benzoix

TBC Adalah penyakit menular yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis yang dapat menular melalui percikan dahak.

Tanda-tanda TBC:

  • Batuk selama dua minggu atau lebih, batuk berdahak, dahak dapat bercampur darah, dapat disertai nyeri dada, sesak napas (utama)
  • Mudah lelah, penurunan berat badan, menurunnya nafsu makan, menggigil, demam, berkeringat di malam hari (tambahan)

Adapun dampak TBC pada kehamilan dan janin adalah seperti peningkatan risiko komplikasi kehamilan, peningkatan risiko keguguran, berat bayi lahir rendah (BBLR), kelahiran prematur, kematian janin, hingga TBC kongenital.

Pencegah TBC bisa dilakukan dengan erilaku hidup bersih dan sehat, peningkatan daya tahan tubuh, hindari kontak dekat dalam waktu yang lama dengan orang yang terinfeksi TBC,  ventilasi dan pencahayaan ruang yang baik, dan imunisasi BCG pada bayi.

17. Hepatitis B

17. Hepatitis B
Freepik/user5356353

Hepatitis B adalah penyakit menular dalam bentuk peradangan hati yang disebabkan oleh virus Hepatitis B. Virus Hepatitis B dapat ditemukan dalam cairan tubuh penderita seperti produk darah, cairan serebrospinal, cairan vagina dan cairan tubuh lainnya.

Gejala hepatitis tidak khas bahkan sering tanpa gejala. Ketika muncul gejala sering kali sudah terlambat, sudah sirosis bahkan kanker hati sehingga hepatitis sering disebut sebagai silent killer. Gejala yang dapat timbul adalah seperti demam, mual dan muntah, rasa lelah, kencing berwarna gelap seperti teh, dan mata dan kulit berwarna kuning.

Dampak hepatitis pada kehamilan adalah terjadinya penularan secara vertikal pada janin (95% penularan), untuk itu setiap bayi yang dilahirkan dari ibu penderita Hepatitis B harus mendapatkan HbIg dalam waktu kurang dari 24 jam setelah kelahiran.

Pencegahan:

  • Menghindari faktor risiko penularan hepatitis B (Hubungan seksual tidak aman dengan pengidap hepatitis B, transfusi darah terkontaminasi virus Hepatitis B, penggunaan jarum suntik bergantian yang terkontaminasi virus hepatitis B)
  • Imunisasi hepatitis B. Vaksin hepatitis B diberikan dalam 3 dosis, yaitu pada bulan ke-0, 1 dan 6

18. Sifilis

18. Sifilis
Pexels/Magda Elhers

Sifilis adalah salah satu jenis infeksi menular seksual yang disebabkan oleh bakteri Treponema pallidum, dapat ditularkan melalui hubungan seksual.

Tanda-tanda sifilis:

  • Adanya luka dan tukak di sekitar anus dan kelamin (Ulkus sifilis primer)
  • Bercak merah di telapak kaki, telapak tangan, punggung, vagina, kebotakan (patchy alopecia (sekunder)
  • Dapat juga terjadi tanpa gejala (laten)
  • Benjolan khas (Gumma) di hidung dan/atau langit-langit, gigi Hutchinson, keratitis pada mata, dan masalah saraf (tersier)
  • Nampak ruam pada kulit (interstisial lesi mukokutaneus) pada sifilis kongenital (sifilis pada bayi baru lahir)

Dampak sifilis pada kehamilan dan janin adalah seperi peningkatan risiko lahir mati dan keguguran, peningkatan risiko kematian perinatal, peningkatan risiko BBLR, dan peningkatan risiko infeksi neonatus.

Sifilis dapat dicegah dengan melakukan seks aman (setia pada pasangan, gunakan kondom), lakukan skrining IMS dan komunikasikan dengan pasangan, dan semua ibu hamil dilakukan skrining sifilis sedini mungkin.

19. HIV/AIDS

19. HIV/AIDS
Freepik/Freepik

HIV (Human Immunodefisiensi Virus) adalah virus yang menyerang dan melemahkan sistem pertahanan tubuh sehingga tubuh kurang atau tidak mampu melawan infeksi dan menjadi mudah tertular penyakit.

HIV tidak menunjukkan gejala untuk itu lakukan tes HIV pada pasangan yang ingin hamil. HIV ditularkan melalui hubungan seksual tidak aman orang dengan HIV, tranfusi darah yang tercemar HIV, jarum suntik yang sudah terkontaminasi HIV dan dipakai secara bergantian, penularan ibu positif HIV kepada bayinya saat kehamilan, persalinan dan menyusui.

Minum obat ARV secara teratur dan seumur hidup dapat meningkatkan kualitas kesehatan orang dengan HIV. Pasangan dengan HIV boleh hamil dengan syarat tertentu.

Sementara AIDS adalah kumpulan gejala klinis akibat penurunan sistem pertahanan tubuh yang timbul akibat infeksi HIV.

Tanda-tanda HIV/AIDS:

  • Orang yang terinfeksi HIV terlihat biasa saja tetapi bisa menularkan lewat pertukaran cairan tubuh atau jarum suntik
  • Orang yang terinfeksi HIV terlihat sehat hingga 5 tahun sejak terinfeksi virus tersebut tergantung tingkat kekebalan tubuh seseorang dan pengobatan yang diberikan hingga kemudian penderita AIDS meninggal karena infeksi akibat penurunan daya tahan tubuh
  • Setelah lewat masa 5 tahun, mulai tampak gejala akibat sistem kekebalan tubuh yang turun sehingga penyakit lain yang masuk ke tubuh tidak dapat ditangkis

Dampak HIV/AIDS pada kehamilan dan janin:

  • Peningkatan risiko komplikasi kehamilan, persalinan dan nifas, terutama infeksi dan anemia
  • Peningkatan risiko janin lahir mati, kelahiran premature, dan BBLR
  • Bayi dapat tertular HIV dari ibunya selama masa kehamilan, persalinan, atau menyusui

Pencegahan HIV/AIDS dalah dengan saling setia dengan pasangan, menghunakan kondom, tidak menggunakan narkoba suntik, dan pencegahan penularan HIV dari Ibu ke anak.

20. Infertilitas atau kemandulan

20. Infertilitas atau kemandulan
pixabay/drkontogianniivf

Infertilitas adalah kondisi pada PUS, yang berhubungan seksual secara teratur (2-3 kali/minggu) dan tanpa menggunakan alat kontrasepsi, yang belum pernah dan belum mampu mempunyai anak paling sedikit dalam kurun waktu 12 bulan (infertilitas primer).

Faktor risiko infertilitas:

  • Gaya hidup: merokok, gizi buruk, obesitas, defisiensi mikronutrien, konsumsi alkohol, stres dan olahraga berat, misalnya lebih dari 5 jam/minggu pada laki-laki atau 3-5 jam/minggu pada perempuan (yang dianjurkan 150 menit/minggu).
  • Konsumsi obat-obatan tertentu, misalnya obat-obatan yang berpengaruh terhadap produksi testosteron dan sperma (misalnya spironolakton, sulfasalazin, kolkisin dan allopurinol, antibiotik tertentu, simetidin dan obat-obat herbal tertentu seperti ginkobiloba)
  • Keterpaparan terhadap suhu tinggi dan bahan berbahaya bagi fertilitas perempuan dan laki-laki, misalnya panas, radiasi sinar-X, logam dan pestisida.

21. Gangguan mental emosional

21. Gangguan mental emosional
Freepik/Cookie_studio

Gangguan mental emosional merupakan penyakit yang memengaruhi emosi, pola pikir, dan perilaku penderitanya.

Tanda dan Gejala:

  • Gangguan makan misalnya merasa takut berat badan bertambah, cenderung memuntahkan makanan, atau makan dalam jumlah banyak.
  • Perubahan pada pola tidur, seperti mudah mengantuk dan tertidur, sulit tidur, serta gangguan pernapasan dan kaki gelisah saat tidur.
  • Kecanduan nikotin dan alkohol, serta penyalahgunaan NAPZA.
  • Gangguan mental berat dapat menimbulkan: waham atau delusi, yaitu meyakini sesuatu yang tidak nyata atau tidak sesuai dengan fakta yang sebenarnya. Halusinasi, yaitu sensasi ketika seseorang melihat, mendengar, atau merasakan sesuatu yang sebenarnya tidak nyata. Suasana hati yang berubah-ubah dalam periode-periode tertentu. Perasaan sedih yang berlangsung hingga berminggu-minggu, bahkan berbulan-bulan. Perasaan cemas dan takut yang berlebihan dan terus menerus, sampai mengganggu aktivitas sehari-hari. Marah berlebihan sampai mengamuk dan melakukan tindak kekerasan. Perilaku yang tidak wajar, seperti teriak-teriak tidak jelas, berbicara dan tertawa sendiri, serta keluar rumah dalam kondisi telanjang.
  • Selain gejala yang terkait dengan psikologis, penderita gangguan mental juga dapat mengalami gejala pada fisik, misalnya sakit kepala, sakit punggung, dan sakit maag.

Gangguan mental emosional dapat memengaruhi kesehatan kehamilan, dan kehamilan dapat memperberat gangguan mental yang sudah ada sebelumnya, sehingga penderita gangguan mental bila akan hamil harus dalam keadaan terkontrol.

Obat-obat untuk gangguan mental dapat diatur yang aman diberikan selama kehamilan. Deteksi awal gangguan mental emosional dapat menggunakan tools SRQ-20.

Tidak semua gangguan mental dapat dicegah. Namun, ada beberapa langkah yang bisa dilakukan untuk mengurangi risiko serangan gangguan mental, yaitu:

  • Tetap berpartisipasi aktif dalam pergaulan dan aktivitas yang disenangi.
  • Berbagilah dengan teman dan keluarga saat menghadapi masalah.
  • Lakukan olahraga rutin, makan teratur, dan kelola stres dengan baik.
  • Tidur dan bangun tidur teratur pada waktu yang sama setiap harinya.
  • Jangan merokok dan menggunakan NAPZA.
  • Batasi konsumsi minuman beralkohol dan minuman berkafein.
  • Konsumsi obat-obatan yang diresepkan dokter, sesuai dosis dan aturan pakai.
  • Segera ke dokter atau psikolog untuk menjalani skrining awal kesehatan mental, atau bila muncul gejala gangguan mental.

Itu tadi berbagai kondisi kesehatan yang perlu diwaspadai sebelum program hamil. Semoga bermanfaat!

Baca juga:

The Latest