Merencanakan Kehamilan di Usia 35 Tahun? Ini yang Harus Dilakukan!
Ketahui juga risiko bagi sang Ibu dan janin
15 Agustus 2018

Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Masa subur laki-laki tidak terlalu dibatasi oleh umur, berbeda dengan perempuan. Semakin tua umur perempuan, maka semakin sulit juga baginya untuk hamil dan memiliki keturunan.
Meskipun setiap pasangan menginginkan hadirnya seorang anak dalam kehidupan mereka, namun untuk pasangan yang menikah di umur 35 tahun ke atas, maka mereka akan membutuhkan lebih banyak usaha lagi untuk mendapatkan keturunan.
Hal tersebut disebabkan oleh tingkat kesuburan yang menurun dan risiko komplikasi kehamilan lainnya.
Meskipun sulit, namun bukan berarti tidak bisa! Kamu masih bisa kok merencanakan kehamilan bersama pasangan meski sudah berusia 35 tahun.
Namun sebelumnya, ketahuilah prosedur dan risikonya dengan baik. Berikut Popmama.com telah merangkumnya untuk kamu!
Editors' Pick
1. Prosedur merencanakan kehamilan di usia 35 tahun
Menurut para medis, kehamilan perempuan di usia 35 tahun ke atas akan lebih sulit dan lebih berisiko dibandingkan kehamilan di usia 20 tahunan.
Namun jangan berkecil hati, akan tetap ada cara yang bisa dilakukan agar tetap bisa memiliki keturunan yang sehat dan sempurna.
Sebelum merencanakannya, berikut hal yang perlu kamu perhatikan baik-baik:
Rutin melakukan konsultasi dengan dengan dokter perihal rencana kehamilan
Dengan rutin melakukan konsultasi, maka dokter akan memeriksa riwayat kesehatanmu, pengobatan yang sedang berlangsung (jika ada), dan gaya hidupmu secara keseluruhan.
Hal ini juga akan membantumu mengetahui apa saja yang harus lebih diperhatikan ketika berupaya untuk hamil saat sudah berusia di atas 35 tahun.
Usahakan untuk tetap dalam kondisi yang sehat secara fisik, mental, dan emosional
Perempuan yang sedang dalam kondisi sehat secara fisik, mental, dan emosional akan lebih mudah hamil dan memiliki keturuanan, berbeda dengan perempuan yang tidak sehat secara fisik dan emosional.
Alkohol, rokok, dan kafein dapat memberi dampak buruk pada kehamilan dan kesuburan, maka dari itu hentikanlah kebiasaan buruk tersebut jika kamu ingin merencanakan kehamilan.
Kelebihan atau kekurangan berat badan juga dapat memengaruhinya lewat fungsi hormon. Oleh karena itu, usahakan berat badanmu berada dalam kondisi yang stabil dan normal.
Memperhatikan tanda-tanda kesuburan
Cara mudah untuk mengetahui tanda-tanda kesuburan adalah dengan mencatat suhu tubuh dan cairan serviks agar kamu dapat mengidentifikasi kapan waktu terbaik untuk berhubungan seksual agar dapat hamil.
Tanda-tanda masa subur datang tersebut juga akan memperlihatkan apakah kamu dapat berovulasi secara rutin atau tidak. Agar lebih akurat, kamu juga dapat membeli alat pendeteksi atau prediksi ovulasi.
Mengkonsumsi suplemen yang mengandung myo-inositol
Suplemen yang satu ini dipercaya dapat membantu perempuan untuk memperbaiki kualitas sel telurnya.
Namun agar lebih pastinya, kamu dapat melakukan konsultasi dengan dokter perihal suplemen myo-inositol yang diketahui dapat meningkatkan kualitas sel telur.
2. Risiko yang mungkin terjadi pada ibu hamil
Setiap hal yang sedang diusahakan, pasti akan selalu ada risikonya. Sama halnya dengan usaha kehamilan yang sedang kamu rencanakan bersama pasangan.
Salah satu risiko kehamilan di usia 35 tahun mungkin saja terjadi pada dirimu. Berikut beberapa risiko yang dapat terjadi:
Risiko keguguran
Risiko keguguran pada usia kehamilan sebelum 4 bulan atau bayi meninggal di dalam kandungan meningkat sekitar 20-35 persen pada perempuan berusia 35-45 tahun dibandingkan dengan mereka yang hamil pada usia 20 tahunan.
Keguguran umumnya disebabkan oleh masalah pada kromosom atau genetika janin.
Gangguan kesehatan pada calon Mama
Gangguan kesehatan seperti tekanan darah tinggi dan diabetes dapat muncul di saat sedang hamil,
dan kondisi-kondisi ini lebih umum terjadi pada ibu hamil di usia 30 hingga 40-an.
Selain itu, perempuan yang hamil pada usia ini juga cenderung lebih berisiko mengalami komplikasi seperti plasenta previa dan preeklampsia.
Operasi caesar
Risiko komplikasi pada perempuan yang hamil pada usia 35 tahun ke atas, seperti plasenta previa,
membuat mereka lebih sering menjalani proses persalinan dengan operasi caesar.
Baca juga: 7 Fakta Tentang Bekas Luka Operasi Caesar yang Wajib Mama Pahami
Baca juga: Jangan Lama-Lama Sakitnya, 7 Tips Pulihkan Tubuh Pasca Operasi Caesar