Dilansir Motherly, infertilitas sekunder biasanya disebabkan oleh perubahan sejak konsepsi sebelumnya. Beberapa di antaranya termasuk pertambahan usia, adanya kenaikan berat badan yang signifikan, masalah pada panggul atau rahim.
Seperti diketahui, semakin bertambah usia perempuan, umumnya kesuburannya kian menurun. Dengan bertambahnya usia, risiko terjadinya penurunan kesuburan dan keguguran pun meningkat. Kebanyakan masalah ini terjadi karena adanya kelainan kromosom sel telur yang menua.
- Kenaikan berat badan signifikan
Kesuburan sangat dipengaruhi oleh berat badan dan kesehatan tubuh seseorang secara umum. Jika selama rentang setelah kelahiran anak pertama baik Mama maupun Papa mengalami kenaikan berat badan yang signifikan, infertilitas sekunder pun lebih rentan terjadi.
Jika Mama mengalami masalah pada jaringan parut rahim, Mama juga berisiko lebih tinggi mengalami infertilitas sekunder. Pun demikian jika Mama mengalami masalah pada tuba falopi, gangguan ovulasi, endometriosis dan lain sebagainya.
- Gangguan kesuburan pada suami
Tak melulu karena Mama, infertilitas sekunder juga bisa disebabkan oleh adanya masalah kesuburan pada Papa. Misalnya pada kali ini karena faktor gaya hidup, Papa mengalami masalah pada produksi dan pergerakan sperma, sehingga kesuburan pun jadi terganggu.
Nah, kapan Mama perlu melakukan konsultasi ke dokter kandungan jika curiga mengalami infertilitas sekunder? Beberapa hal bisa menjadi bahan pertimbangan, Ma. Salah satunya adalah ketika usia Mama maupun Papa masih di bawah 35 tahun. Apabila pada usia ini dan program hamil 6-12 bulan belum juga membuahkan hasil, segera cek ke dokter.
Nantinya, dokter mungkin akan melakukan pemeriksaan fisik, tes darah, pemeriksaan panggul dan USG.