Benarkah Migrain Bisa Memengaruhi Peluang Hamil?
Ternyata, migrain dan peluang hamil saling berhubungan, Ma
1 April 2024
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Bila migrain kambuh, seseorang akan mengalami kesulitan melakukan aktivitas. Migrain adalah kondisi kesehatan yang menyebabkan rasa sakit pada kepala secara berulang, disertai dengan gejala mual. Sebagian besar migrain yang dialami orang terjadi pada satu sisi kepala. Tetapi gejala ini bisa bervariasi pada tiap orang.
Rasa sakit akibat migrain ini bisa berlangsung selama beberapa jam, bahkan berhari-hari. Tergantung tingkat keparahannya. Migrain pun bisa menyerang siapa saja, termasuk pasangan suami istri yang sedang dalam program hamil.
Mengutip dari laman Being the Parents, migrain dan peluang hamil saling berhubungan. Lantas, bagaimana migrain bisa memengaruhi peluang hamil?
Bila Mama sedang dalam program hamil dan kerap mengalami migrain, simak dulu penjelasan Popmama.com berikut ini.
Editors' Pick
Apakah Migrain Memengaruhi Kesuburan dan Peluang Hamil?
Tampaknya tidak ada hubungan langsung antara migrain dan kesuburan. Namun migrain secara tidak langsung memengaruhi peluang untuk hamil. Pasalnya, akibat dari kondisi ini dapat mengakibatkan kondisi fisiologis dan psikologis yang dapat mengakibatkan kesulitan untuk hamil.
Misalnya, migrain mungkin bertepatan dengan waktu ovulasi sehingga dapat membuat hubungan seks jadi tidak menyenangkan. Stres akibat sakit kepala dapat berdampak negatif terhadap hasrat seksual.
Selain itu, migrain juga dapat menyebabkan gangguan hormonal tertentu yang juga dapat menyebabkan masalah terkait kesuburan.
Meskipun penelitian terbatas yang membuktikan hubungan langsung antara migrain dan infertilitas, penelitian berbasis bukti menunjukkan bahwa seringnya migrain, sampai batas tertentu, dapat mengganggu kesuburan seseorang.
Bagaimana Migrain Memengaruhi Peluang Hamil secara Tidak Langsung?
Migrain tidak secara langsung memengaruhi kesuburan tetapi dapat mengurangi minat untuk melakukan tindakan yang diperlukan untuk membentuk keluarga.
Migrain dapat memengaruhi kesuburan dalam beberapa cara tidak langsung, yaitu:
1. Migrain meningkatkan stres dan ketegangan
Stres menyebabkan migrain dan migrain menyebabkan lebih banyak stres. Karena migrain adalah masalah genetik dengan tingkat penularan turun-temurun sekitar 34 hingga 64 persen, penderita migrain tidak ingin menurunkannya pada keturunannya. Akhirnya pasangan mempertimbangkan apakah akan memiliki bayi atau tidak.
2. Peningkatan migrain saat ovulasi
Menurut laporan yang diterbitkan oleh American Headache Society, sekitar 60 persen perempuan menderita migrain selama masa ovulasi dan menstruasi.
Dan masa ovulasi adalah masa di mana perempuan berada dalam kondisi paling subur. Jadi mengalami migrain parah selama masa ovulasi adalah kabar buruk bagi reproduksi karena Mama mungkin tidak ingin berhubungan seks dengan migrain.
3. Endometriosis
Endometriosis dapat menjadi penyebab umum migrain dan infertilitas. Pada endometriosis, jaringan yang tidak diinginkan berkembang di luar rahim yang dapat menyebabkan nyeri haid dan kemandulan dalam jangka panjang.
4. Ketakutan jika migrain bisa makin parah akhirnya menghambat peluang hamil
Ketakutan akan keparahan dan efek samping migrain yang berbahaya selama kehamilan juga memaksa banyak perempuan menarik diri dari program hamil. Sesuai laporan yang diterbitkan oleh ScienceDirect, sekitar 73% perempuan penderita migrain percaya bahwa migrain mereka akan bertambah parah selama kehamilan.
Kekhawatiran ini tidak sepenuhnya benar karena kehamilan justru mengurangi migrain karena lonjakan hormon estrogen. Namun, beberapa obat migrain bisa berbahaya bagi janin. Perawatan IVF dan obat infertilitas tertentu juga dapat meningkatkan migrain.