7 Faktor Terkait Stres yang Dapat Memengaruhi Peluang Hamil

Secara tidak langsung, stres dapat memengaruhi kesuburan, Ma

6 Desember 2021

7 Faktor Terkait Stres Dapat Memengaruhi Peluang Hamil
Freepik/tirachardz

Pengaruh stres pada peluang kehamilan masih menjadi perdebatan. Banyak penelitian dilakukan untuk mencari hubungannya.

Ada penelitian yang menghubungkan stres dengan penurunan kesuburan, tetapi ada juga penelitian yang menunjukkan sebaliknya.

American Society for Reproductive Medicine menyatakan, "Meskipun infertilitas menyebabkan stres, tidak ada bukti bahwa stres menyebabkan infertilitas."

Sebuah studi tahun 2019 memaparkan bahwa stres tingkat sedang tidak berpengaruh pada perempuan yang mencoba untuk hamil.

Meski begitu, penelitian lain menunjukkan efek sebaliknya. Sebuah studi tahun 2018 oleh Boston University School of Public Health menemukan bahwa perempuan yang memiliki tingkat stres yang tinggi mengalami tingkat kesuburan yang lebih rendah daripada mereka yang kurang stres.

Penting untuk dicatat bahwa meskipun kurangnya efek jangka panjang pada kemampuan untuk hamil, stres yang ekstrim dapat memengaruhi kesuburan dalam jangka pendek.

Misalnya, Mama mungkin mengalami menstruasi yang tidak teratur selama waktu stres yang tidak biasa. Tetapi kemudian mengalami menstruasi kembali setelah periode stres berlalu.

Yang pasti, beberapa faktor yang berhubungan dengan stres lebih mungkin membuat seseorang sulit hamil.

Popmama.com merangkum 7 faktor yang berhubungan dengan stres yang dapat memengaruhi peluang hamil.

Stres, Faktor Gaya Hidup, dan Infertilitas

Stres, Faktor Gaya Hidup, Infertilitas
Pexels/Mikhail-nilov

Stres dapat mendorong orang ke arah perilaku tidak sehat yang telah terbukti berdampak pada kesuburan. Misalnya, saat stress Mama mungkin akan:

  • Tidur terlalu banyak atau terlalu sedikit,
  • Menerapkan pola makan yang tidak sehat,
  • Berolahraga berlebihan atau bahkan tidak sama sekali,
  • Konsumsi alkohol yang berlebihan,
  • Merokok,
  • Mengonsumsi kafein secara berlebihan,
  • Kehilangan minat untuk berhubungan seks.

Bagaimana kebiasaan itu memengaruhi kesuburan? Simak penjelasan berikut ini ya, Ma.

1. Tidur

1. Tidur
Pexels/ Ketut Subiyanto

Stres dapat menyebabkan seseorang kesulitan tidur. Kurang tidur yang terjadi terus-menerus dapat memengaruhi tubuh dan kesuburan.

Penelitian menunjukkan bahwa orang yang tidur secara teratur kurang dari lima jam lebih mungkin mengalami obesitas. Ini juga dapat meningkatkan risiko masalah kehamilan dan keguguran.

Tidak bisa tidur karena memiliki terlalu banyak hal di pikiran? Cobalah menulis jurnal sebelum tidur atau bahkan sekadar menulis apa yang perlu dilakukan keesokan harinya.

2. Pola makan

2. Pola makan
Freepik/wayhomestudio

Ketika stres, orang cenderung makan dengan cara yang kurang sehat. Stres terus-menerus telah terbukti menyebabkan penambahan berat badan dan obesitas.

Dan ini dikaitkan dengan kemampuan untuk hamil dan kesuburan.

Di sisi lain, beberapa orang mengatasi stres dengan berdiet atau kehilangan nafsu makan saat berada di bawah banyak tekanan.

Penelitian telah menemukan hubungan antara obesitas dan infertilitas pada perempuan. Bahkan sedikit kelebihan berat badan dapat mempengaruhi kesuburan.

Obesitas juga dapat berdampak negatif pada kesuburan laki-laki, yang menyebabkan jumlah sperma lebih rendah.

Berat badan yang terlalu kecil atau tidak cukup makan juga dapat memengaruhi potensi reproduksi, lho. Menjadi kurus secara signifikan dapat menyebabkan amenore atau menstruasi terhenti.

Tidak ada siklus menstruasi berarti tidak ada ovulasi dan Mama tidak bisa hamil. Konsumsi makanan bernutrisi dianjurkan bagi siapa saja yang mencoba untuk hamil.

Editors' Pick

3. Berolahraga

3. Berolahraga
Freepik/yanalya

Olahraga dapat menurunkan stres dan menyebabkan tubuh yang lebih sehat. Juga menurunkan berat badan atau menjaga berat badan normal.

Namun ini semua tentang keseimbangan, terlalu banyak olahraga berpengaruh buruk bagi kesuburan.

Jika Mama mencoba untuk menurunkan berat badan, Mama perlu berolahraga sebanyak 4 jam dalam seminggu.

Jika Mama memiliki masalah dengan olahraga kompulsif, ini berdampak negatif bagi kesehatan dan juga kesuburan.

4. Kafein

4. Kafein
Pexels/Andrea Piacquadio

Ketika merasa lelah dan stres, secangkir kopi dapat membantu memulai hari atau membantu melewati sore.

Tapi apakah kafein memengaruhi kesuburan? Satu studi menunjukkan bahwa terlalu banyak kopi (dan kafein yang terkait) dapat memiliki efek negatif, terutama bagi kesuburan.

Peneliti mengamati pasangan yang awalnya menjalani perawatan IVF tetapi kemudian mencoba untuk hamil secara alami.

Disimpulkan bahwa minum empat cangkir kopi atau lebih sehari mengurangi peluang pasangan untuk hamil sebesar 26 persen.

Terlepas dari kesimpulan beberapa penelitian, ada penelitian tambahan yang gagal menemukan hubungan antara kafein dan kesuburan. Berkonsultasi dengan dokter soal asupan kafein dan program hamil juga dapat membantu, Ma.

5. Alkohol

5. Alkohol
Freepik/Racool_studio

Stres dapat menyebabkan beberapa orang mengonsumsi alkohol. Mama mungkin sudah tahu bahwa alkohol dan merokok adalah "larangan" yang besar saat program hamil.

Kebiasaan minum juga berdampak negatif pada jumlah sperma. Satu studi yang mengevaluasi efek konsumsi alkohol pada keberhasilan IVF menemukan bahwa untuk setiap minuman tambahan yang dikonsumsi laki-laki, risiko pembuahan yang tidak mengarah pada kelahiran hidup meningkat dua hingga delapan kali lipat.

6. Merokok

6. Merokok
Freepik/freepic.diller

Jika Mama merokok karena stres, Mama harus menyadari bahwa perilaku ini dapat berdampak kuat pada kesuburan laki-laki dan perempuan.

Ini, tentu saja, di samping semua risiko kesehatan negatif lainnya yang terkait dengan merokok.

Pada perempuan, merokok dikaitkan dengan peningkatan risiko penyumbatan saluran tuba, kanker serviks, kerusakan sel telur di ovarium, dan keguguran.

Laki-laki yang merokok telah terbukti mengurangi kemungkinan keberhasilan IVF dan mungkin meningkatkan risiko keguguran. Asap rokok juga dapat membahayakan kesuburan.

7. Berhubungan intim

7. Berhubungan intim
Freepik/freepik

Seks adalah bagian penting dari konsepsi. Ini juga bisa menjadi pereda stres yang baik. Stres dapat menurunkan libido, sehingga Mama atau suami mungkin tidak mood untuk melakukan hubungan intim.

Lalu, ada efek infertilitas pada kehidupan seks. Infertilitas dapat menurunkan libido dan pada laki-laki, juga dapat menyebabkan impotensi.

Jika seks yang direncanakan menyebabkan masalah di kamar tidur, mungkin membantu untuk berhenti mencoba mengatur waktu seks untuk ovulasi. Lakukan hubungan seks beberapa kali seminggu untuk menghilangkan tekanan yang berorientasi pada tujuan.

Jika sibuk, Mama mungkin perlu proaktif dalam mencari waktu untuk berhubungan seks. Stres juga menyebabkan masalah hubungan intim, konseling dapat membantu.

Stres itu sendiri mungkin tidak secara langsung menyebabkan kemandulan. Ttetapi dapat menyebabkan faktor gaya hidup yang dapat membuat lebih sulit untuk hamil.

Selain stresor umum yang mungkin dialami, Mama mungkin menemukan bahwa ketidaksuburan itu sendiri menyebabkan stres yang luar biasa

Untuk meredakan perasaan kewalahan, pertimbangkan untuk menemui terapis. Terapi mungkin tidak secara langsung membantu Mama untuk hamil, tetapi dapat menurunkan tingkat stres.

Ini memungkinkan Mama untuk membuat pilihan gaya hidup yang lebih sehat. Sehingga secara positif memengaruhi kesehatan reproduksi dan kesuburan.

Baca juga:

The Latest