ilustrasi hamil (pexels.com/olia danilevich)
Banyak perempuan yang langsung khawatir setelah mengalami decidual cast dan bertanya-tanya, apakah kondisi ini bisa memengaruhi kesuburan atau membuat sulit hamil di kemudian hari. Menurut penjelasan dr. Edy Priyanto, tubuh sebenarnya masih memiliki kemampuan untuk hamil kembali setelah kondisi ini terjadi.
Pada proses decidual cast, tubuh Mama sudah sempat melalui tahap awal pembuahan, hanya saja embrio gagal menempel di dinding rahim.
Kehamilan seperti ini disebut sebagai kehamilan secara biochemical, artinya proses pertemuan sperma dan sel telur sudah terjadi, tetapi tidak berkembang menjadi kehamilan klinis.
Karena embrio tidak berhasil menempel, lapisan rahim akhirnya luruh sekaligus.
Namun, hal ini nggak berarti rahim Mama rusak atau tidak subur, karena setelah proses peluruhan selesai, rahim akan membentuk lapisan baru yang siap untuk siklus berikutnya.
Dilansir dari Cleveland Clinic, perempuan yang mengalami decidual cast umumnya masih bisa hamil secara normal di masa depan, terutama jika nggak ada gangguan reproduksi lain seperti infeksi, kelainan rahim, atau ketidakseimbangan hormon kronis. Tubuh hanya memerlukan waktu untuk menstabilkan kembali kadar hormon agar proses ovulasi bisa berjalan dengan normal.
Untuk membantu memulihkan kondisi tubuh setelah mengalami decidual cast, Mama bisa mulai dengan menjaga pola makan bergizi, tidur cukup, dan mengelola stres.
Selain itu, penting juga untuk rutin memeriksakan diri ke dokter kandungan, terutama jika Mama sedang merencanakan kehamilan. Dokter dapat membantu memastikan siklus ovulasi berjalan lancar dan kondisi rahim benar-benar siap untuk mendukung proses kehamilan berikutnya.
Jadi, Mama tidak perlu khawatir berlebihan. Mengalami decidual cast bukan berarti tidak bisa hamil, Ma.
Dengan tubuh yang sehat, hormon yang seimbang, dan bimbingan medis yang tepat, peluang untuk hamil tetap terbuka lebar.
Secara umum, munculnya gumpalan darah setelah telat haid tidak selalu berbahaya, terutama jika hanya terjadi sesekali dan tanpa disertai nyeri hebat atau perdarahan berlebihan.
Namun, kalau kondisi ini sering muncul atau disertai gejala lain seperti pusing dan lemas, sebaiknya segera periksa ke dokter agar mendapatkan penanganan yang tepat ya, Ma.