Penyebab di Balik Diagnosis Infertilitas yang Tidak Bisa Dijelaskan

Di balik alasan yang tak ditemukan, sebetulnya ada faktor-faktor yang belum terdeteksi menyeluruh

30 Mei 2020

Penyebab Balik Diagnosis Infertilitas Tidak Bisa Dijelaskan
Freepik

Infertilitas yang tidak dapat dijelaskan merupakan momok yang tak ingin didengar siapapun, terutama mereka yang telah berumahtangga dan mengharapkan hadirnya sang Buah Hati. Nyatanya, kondisi ini memang ada dan dokter seringkali tidak bisa menjelaskan penyebab pasti dari kondisi infertilitas tersebut.

Apa itu Infertilitas yang Tidak Bisa Dijelaskan?

Apa itu Infertilitas Tidak Bisa Dijelaskan
junofertility.com

Dilansir dari verywellfamily.com, infertilitas yang tidak dapat dijelaskan adalah diagnosis yang sifatnya eliminasi. Melalui hasil tes, dokter telah mengeliminasi potensi-potensi penyebab kegagalan pembuahan. Dokter pun telah menentukan potensi yang tidak dimiliki oleh salah satu atau kedua pasangan. Tetapi, tetap saja Kamu belum hamil. 

Namun, bukan berarti kondisi infertilitas benar-benar tidak beralasan. Mungkin saja evaluasi yang dilakukan belum sepenuhnya komplit. Infertilitas yang tidak dapat dijelaskan hanya dapat benar-benar didiagnosis setelah evaluasi kesuburan lengkap dari pihak wanita dan pria.

Diagnosis infertilitas yang dapat dibenarkan apabila telah menunjukkan hasil tes:

  • Siklus ovulasi Mama yang rutin,
  • kondisi telur yang tergolong baik,
  • tuba falopi dalam kondisi terbuka dan sehat,
  • analisis sperma pria terbilang normal,
  • tidak ada masalah fertilitas uterin yang serius.

Apabila faktor-faktor di atas belum dievaluasi, maka diagnosis infertilitas yang tidak bisa dijelaskan masihlah sangat prematur.

Berikut Popmama.com merangkum beberapa penjelasan yang masuk akal mengenai penyebab di balik infertilitas yang tidak dapat dijelaskan:

1. Masalah medis non reproduksi yang dialami

1. Masalah medis non reproduksi dialami
Pixabay/vjohns1580

Secara tidak langsung, kondisi kesehatan yang buruk dapat memengaruhi kesuburan. Hal ini memang belum terukur, tetapi tetap saja berpengaruh. Misalnya, penyakit celiac, diabetes, beberapa jenis penyakit autoimun, dan gangguan tiroid yang tidak terdiagnosis.

Editors' Pick

2. Endometriosis ringan

2. Endometriosis ringan
Freepik/freepik

Wanita yang menderita endometriosis lebih berpotensi mengalami masalah kesuburan. Hal ini bisa didiagnosis tanpa perlu melakukan tindakan laparoskopi. Contohnya, kista endometrium dapat mengganggu ovulasi, bahkan menyebabkan penyumbatan tuba falopi. Namun, endometriosis ringan mungkin tidak mengganggu siklus ovulasi dan tidak menunjukkan gejala yang jelas. Tetapi dapat memengaruhi potensi kesuksesan pembuahan.

3. Interaksi lingkungan vagina dan sperma

3. Interaksi lingkungan vagina sperma
Freepik/Maksymiv-yura

Setelah ejalukasi, sperma harus masuk ke lendir serviks. Kemudian, mereka harus berenang dari vagina ke pintu serviks dan akhirnya sampai ke dalam rahim agar pembuahan berhasil.

Tetapi, terkadang ada masalah selama periode perjalanan tersebut. Mungkin ada antibodi di lendir serviks yang menyerang sperma. Kondisi ini dikenal sebagai hostile cervical mucus. Diagnosis masalah ini secara efektif belum bisa dilakukan sehingga kasus seperti ini seringkali tidak terdeteksi sebagai penyebab kegagalan pembuahan.

4. Kualitas telur yang buruk

4. Kualitas telur buruk
Freepik/Tutatama

Mungkin dalam tes yang sebelumnya dilakuan, siklus ovulasi bisa dilacak. Begitu juga dengan pengujian untuk mendapatkan gambaran umum apakah ada telur yang relatif baik di dalam ovarium. Tetapi, tidak ada tes yang bisa menentukan apakah kualitas telur baik. Setelah menjalani perawatan IVF, kualitas telur baru dapat dilihat dengan jelas.

Kualitas telur yang buruk dapat disebabkan oleh usia, kondisi medis yang mendasarinya, atau penyebab lain yang belum diketahui.
 

5. Kualitas sperma yang buruk

5. Kualitas sperma buruk
Freepik/kjpargeter

Beberapa jenis kualitas sperma yang buruk dapat dikenali. Misalnya, morfologi sperma yang buruk, yang dapat menyebabkan masalah kesuburan. Motilitas sperma atau gerakan sperma yang kurang gesit juga berdampak pada kegagalan pembuahan. Masalah-masalah ini bisa didiagnosis karena terlihat selama analisis sperma. 

Namun, ada masalah yang berkaitan dengan kualitas sperma yang tidak bisa dideteksi oleh tes analisis sperma biasa dan bisa dilihat hanya ketika melakukan perawatan IVF. Kualitas DNA, misalnya. Masalah dengan kualitas DNA ini semakin meningkat dengan bertambahnya usia pria. DNA yang buruk dapat menyebabkan lahirnya bayi dengan kecatatan atau gangguan mental.

Faktor-faktor di atas mungkin saja menjadi penyebab di balik infertilitas yang tidak bisa dijelaskan yang Kamu alami. Tetapi ingat, ya, sebaik apapun program kehamilan dan tes yang diambil, semuanya kembali lagi kepada Yang Maha Kuasa. Kita boleh berusaha sebaik-baiknya, menjalani program kehamilan yang terbaik demi keberhasilan pembuahan. Namun, Tuhan lah yang tahu kapan saat yang tepat menghadirkan sang Buah Hati di tengah-tengah keluarga kecil kita.

Jangan menyerah, tetaplah berusaha dan berdoa ya.

Baca Juga:

The Latest