7 Komplikasi Berbahaya pada Plasenta yang Bisa Terjadi Selama Hamil

Waspadai jika Mama punya gejala tak biasa pada plasenta

29 Januari 2019

7 Komplikasi Berbahaya Plasenta Bisa Terjadi Selama Hamil
Freepik

Plasenta merupakan salah satu organ penting yang perlu dijaga kesehatannya selama kehamilan. Organ ini menjadi tempat tinggal bagi janin selama berada di kandungan Mama.

Namun demikian, beberapa komplikasi bisa terjadi pada plasenta. Tak hanya mengganggu kehamilan, tapi juga bisa membahayakan nyawa janin dan juga Mama.

Tindakan cepat dan tepat oleh dokter pun diperlukan jika Mama mengalami salah satu dari komplikasi ini. Berikut Popmama.com sebutkan risiko komplikasi plasenta yang berbahaya saat kehamilan berlangsung:

1. Plasenta previa

1. Plasenta previa
Freepik/Rawpixel.com

Biasanya plasenta terletak di samping atau di atas rahim, namun bisa saja organ ini terletak di bawah rahim. Akibatnya, plasenta pun jadi menutup leher rahim. Kondisi ini disebut sebagai plasenta previa.

Pada tahap akhir kehamilan, plasenta previa dapat menyebabkan komplikasi serius. Terutama jika yang terjadi adalah previa lengkap atau total, di mana plasenta menutup serviks sepenuhnya.

Dalam kasus seperti ini, biasanya bayi tidak dapat dilahirkan melalui persalinan normal dan tindakan operasi caesar perlu dilakukan. Selain previa lengkap, ada juga previa parsial. Ini terjadi saat plasenta menutupi serviks sebagian dan tidak sepenuhnya.

2. Disfungsi plasenta

2. Disfungsi plasenta
Freepik/Yanalya

Fungsi utama plasenta adalah memberikan nutrisi yang cukup bagi janin. Nah, disfungsi plasenta terjadi ketika plasenta tidak mampu memberikan nutrisi yang cukup bagi janin.

Kondisi ini dapat menimbulkan ancaman serius bagi bayi yang belum lahir, seperti kekurangan oksigen saat lahir, persalinan prematur, serta meninggal saat kelahiran.

Meskipun kondisi ini mungkin tidak mengancam jiwa Mama, namun tingkat bahayanya mungkin akan meningkat terutama ketika Mama memiliki riwayat hipertensi atau diabetes.

Editors' Pick

3. Abrupsio plasenta

3. Abrupsio plasenta
Freepik

Abrupsio plasenta atau disebut juga solusio plasenta terjadi ketika plasenta terlepas dari rahim selama kehamilan. Pembuluh darah yang turut terlepas ini kemudian menyebabkan perdarahan vagina, nyeri di perut, dan kontraksi.

Bahayanya, kondisi ini dapat memengaruhi pertumbuhan janin, menyebabkan kelahiran prematur atau bahkan menyebabkan meninggal saat persalinan.

Faktor risiko dari abrupsio plasenta ini di antaranya punya penyakit hipertensi dan diabetes, komplikasi uterus, trauma abdominal, dan riwayat abrupsi sebelumnya. Selain itu, ibu hamil yang merokok juga lebih mungkin berisiko mengalami solusio plasenta selama kehamilan.

4. Hipertensi

4. Hipertensi
Freepik/Pressfoto

Tak sekadar menimbulkan masalah bagi kehamilan janin, juga bisa memicu masalah pada fungsi plasenta.

Ini karena saat tekanan darah tinggi terjadi, aliran darah ke plasenta berkurang. Akibatnya, lebih sedikit nutrisi dan oksigen yang diterima oleh janin. Efeknya pertumbuhan dan perkembangan janin pun menjadi terhambat.

5. Plasenta akreta

5. Plasenta akreta
Freepik

Plasenta akreta terjadi ketika pembuluh darah pada plasenta tumbuh terlalu dalam dan melekat pada dinding rahim.

Salah satu efek dari plasenta akreta adalah persalinan prematur. Sebab jenis plasenta seperti ini pada umumnya sulit terlepas dari dinding rahim.

Jika setelah melahirkan biasanya plasenta akan terlepas dari dinding rahim, maka tidak bagi plasenta akreta. Sebagian atau seluruh plasentanya justru akan tetap melekat pada dinding rahim.

Hal ini pun bisa berisiko menyebabkan perdarahan pascamelahirkan. Selain itu, kelahiran prematur dapat disebabkan oleh kondisi ini. Sayangnya, sampai saat ini penyebab dari plasenta akreta belum diketahui secara pasti.

6. Jaringan mati pada plasenta

6. Jaringan mati plasenta
Pexels/Rawpixel.com

Jaringan mati atau infark pada plasenta juga menjadi salah satu komplikasi berbahaya yang mungkin terjadi saat kehamilan. Dikatakan cukup berbahaya karena kondisi ini dapat mengganggu aliran darah ke janin.

Meskipun dalam sebagian besar kasus kondisi ini tidak menimbulkan ancaman bagi Mama maupun janin, namun jika tidak segera diatasi dengan tepat bisa juga sampai menimbulkan gawat janin dan komplikasi lainnya.

7. Retensi plasenta

7. Retensi plasenta
Freepik/Rawpixel.com

Seperti diketahui, biasanya plasenta bisa mudah keluar saat persalinan sudah usai. Namun kadang-kadang sebagian dari plasenta dapat tetap berada di dalam rahim dan dapat menyebabkan komplikasi serius.

Jika metode alami gagal, maka intervensi bedah mungkin diperlukan untuk mengangkat plasenta yang tertahan. Semua tindakan ini memerlukan pemeriksaan secara menyeluruh oleh dokter.

Itulah 7 macam komplikasi plasenta yang berbahaya dan mungkin terjadi saat kehamilan. Segera konsultasikan ke dokter jika mengalami ini ya Ma.

Baca juga: Membahayakan Kehamilan, Kenali Penyebab Plasenta Akreta

Baca juga: Perdarahan di Kehamilan Trimester Kedua? Hati-hati Plasenta Previa

The Latest