Freepik/wavebreakmedia-micro
Pilihan perawatan leher rahim pendek biasanya tergantung pada pengukuran yang dilakukan dokter, usia kehamilan dan apakah Mama mengandung satu bayi atau lebih.
Berikut ini penjelasan lebih lanjut tentang merawat serviks pendek dengan ultrasound, terapi hormon, dan pembedahan.
- Pemantauan. Jika serviks memiliki panjang kurang dari 29 milimeter, tetapi panjangnya lebih dari 25 milimeter. Dokter mungkin merekomendasikan pemantauan rutin dengan USG secara intens. Tujuannya agar bisa terus memeriksa panjang serviks saat masa kehamilan.
- Progesteron. Untuk serviks yang panjangnya di bawah 25 milimeter, terapi hormon progesteron dapat membantu mencegah kelahiran prematur dan mengurangi komplikasi. Kondisi ini dapat dilakukan jika Mama hanya mengandung satu janin. Supositoria vagina dimulai pada saat diagnosis dan berhenti pada 37 minggu. Jika Mama memiliki riwayat persalinan prematur, maka dokter mungkin akan meresepkan suntikan progesteron mingguan.
- Penjahitan serviks. Jika usia kehamilan kurang dari 24 minggu dan mengandung satu janin, cara ini dapat dipertimbangkan. Prosedur pembedahan ini menggunakan jahitan atau selotip sintetis untuk menopang leher rahim dan menjaganya tetap tertutup. Jika Mama mendapatkan perawatan ini, hubungan seksual tidak boleh dilakukan sampai bayi dilahirkan.
- Arabin pessary. Alternatif untuk pembedahan dan terapi hormon ini adalah potongan kecil berbentuk kerucut yang dirancang untuk mengelilingi dan menopang serviks agar tetap tertutup.
Leher rahim pendek di luar kendali Mama, jadi tidak ada yang bisa dilakukan untuk mencegahnya. Jika mengalami kondisi ini, ketahuilah ada perawatan untuk mengatasi masalah ini. Dengan perawatan yang tepat, Mama dapat memiliki kehamilan yang sehat dan melahirkan tepat pada waktunya.
Semoga informasinya bermanfaat ya, Ma!