Memelihara Anjing saat Hamil, Apakah Aman?

Tidak hanya dari kucing, ternyata anjing juga bisa menularkan toxoplasma lho, Ma!

31 Desember 2022

Memelihara Anjing saat Hamil, Apakah Aman
pinterest.com/romper.com

Memiliki hewan peliharaan dapat menjadi hiburan yang menyenangkan di rumah. Tidak heran apabila hewan peliharaan menjadi bagian penting dalam sebuah keluarga.

Salah satu hewan peliharaan yang menjadi pilihan banyak keluarga adalah anjing, Ma. Anjing dikenal sebagai hewan pelihataan yang pintar, penurut dan setia.

Meski begitu, banyak pula keluarga yang mengkhawatirkan untuk memelihara hewan anjing, terutama jika ada salah satu anggota keluarga yang sedang hamil.

Sebenarnya, aman atau tidak, ya, memelihara anjing saat hamil?

Jawabannya bisa Mama simak pada ulasan Popmama.com berikut ini. Yuk, kita simak bersama, Ma!

Memelihara Anjing saat Hamil, Apakah Aman?

Memelihara Anjing saat Hamil, Apakah Aman
Pexels/amina-filkins

Memelihara anjing aman selama kehamilan, mengutip verywell family. Jika anjing peliharaan mama sehat, terjaga kebersihannya, dan rutin divaksin sesuai jadwal, memelihara anjing seharusnya tidak menimbulkan masalah bagi mama selama kehamilan.

National Health Service merekomendasikan agar ibu hamil tetap melanjutkan aktivitas mereka seperti biasa selama mereka merasa nyaman. Memelihara dan beraktivitas bersama anjing masih dapat menjadi bagian dari rutinitas ibu hamil. Penting untuk menjaga keaktifikan saat hamil. 

Untuk menjaga diri agar aman di sekitar anjing, pastikan Mama melakukan hal-hal di bawah ini:

  • Pastikan anjing peliharaan mama mendapat pemeriksaan dan vaksinasi secara rutin.
  • Jika anjing peliharaan mama besar, hati-hati di sekitar mereka, meskipun mereka ramah. Anjing besar dapat melompat, dan mereka dapat secara tidak sengaja menjatuhkan mama, atau melompat ke perut mama.
  • Jika anjing mama cenderung berperilaku tidak menentu, coba daftarlah ke kelas pelatihan.
  • Perhatikan setiap perubahan perilaku pada anjing mama. Beberapa anjing bisa menjadi cemburu atau teritorial. 
  • Lindungi diri mama, keluarga mama, dan anjing mama dari kutu dan gigitan kutu.
  • Apabila anjing peliharaan mama menunjukkan gejala tidak sehat, segeralah membawanya ke dokter hewan.

Meski Aman, Memelihara Anjing saat Hamil juga Memiliki Sejumlah Risiko

Pada dasarnya memelihara anjing saat hamil tetap dapat dilakukan apabila dijaga dan dirawat dengan baik. 

Meski begitu, memelihara anjing saat hamil juga memiliki sejumlah risiko seperti berikut:

Editors' Pick

1. Tersandung anjing saat berjalan

1. Tersandung anjing saat berjalan
Freepik/master1305

Risiko pertama yang mungkin terjadi jika Mama memelihara anjing saat hamil adalah tersandung anjing saat berjalan hingga jatuh dan terluka. Mengingat ibu hamil umumnya memiliki masalah dengan gaya berjalan dan stabilitas.

Tidak hanya itu, perut juga akan membesar seiring dengan bertambahnya usia kehamilan, terutama pada trimester ketiga. Hal ini akan membuat ibu hamil sulit melihat ke bawah.

Akan tetapi, biasanya ibu hamil yang memelihara anjing sudah hafal dengan kebiasaan anjing mereka. Sehingga hal-hal seperti ini dapat dihindari.

Selain itu, disarankan juga untuk ibu hamil tidak terlalu sering berjalan-jalan dengan anjing, terutama jika anjingnya terlalu aktif dan sulit diatur.


 

2. Toksoplasmosis

2. Toksoplasmosis
Pexels/Tima Miroshnichenko

Selain itu, risiko lain lainnya memelihara anjing saat hamil adalah tertular penyakit toxoplasma, Ma. Toxoplasma merupakan penyakit yang diakibatkan oleh infeksi parasit Toxoplasma gondii. 

Bila tertular penyakit ini, gejala yang dirasakan adalah seperti nyeri otot, demam, dan sakit kepala, yang semuanya dapat berlangsung selama berminggu-minggu.

Penyakit ini biasanya ditularkan oleh kucing, tetapi hewan lain juga dapat menularkannya seperti anjing, burung, dan kambing. 

Toksoplasmosis terjadi akibat infeksi parasit umum yang ditemukan pada kotoran hewan dan makanan yang terkontaminasi. Ini dapat menyebabkan komplikasi serius bagi ibu hamil. Selain itu, penyakit ini juga dapat menimbulkan keguguran atau kecacatan pada janin.

Oleh sebab itu, apabila Mama ingin memelihara anjing saat hamil, sebaiknya Mama menjaga kebersihan dengan sering mencuci tangan, memandikan anjing minimal seminggu sekali, tidak membiarkan anjing bermain kotor-kotoran, menjauhi hewan liar dari rumah, dan menjaga kebersihan apa pun yang ingin dikonsumsi. 


 

3. Penyakit rabies

3. Penyakit rabies
Freepik/PV Productions

Bahaya lain yang dapat ditimbulkan apabila memelihara anjing saat hamil adalah rabies. Rabies sendiri disebabkan oleh virus rabies, yang biasanya ada pada anjing.

Penyakit ini dapat ditularkan melalui air liur anjing yang telah terjangkit virus tersebut. Gejala yang ditimbulkan penyakit ini dapat berupa lemah otot, gelisah, kebingungan, demam, menggigil, dan tidak tahan air.

Oleh karena itu, anjing perlu mendapatkan suntikan vaksin rabies karena ia dapat menularkannya kepada ibu hamil. Begitu juga dengan ibu hamil yang memelihara anjing penting sekali mendapatkan suntikan vaksin rabies.

Tidak hanya itu, kebersihan dan kesehatan anjing juga perlu dijaga agar tidak terjangkit penyakit-penyakit seperti ini dan penyakit lainnya.


 

4. Alergi terhadap bulu

4. Alergi terhadap bulu
Freepik/Drazen Zigic

Apabila Mama memiliki alergi, hal ini juga perlu dipertimbangkan karena anjing memiliki bulu-bulu yang dapat memicu alergi.

Mama perlu berkonsultasi dengan dokter obat alergi apa yang boleh dan tidak boleh dikonsumsi selama kehamilan.

Selain itu, bulu-bulu pada anjing juga dapat menimbulkan banyak bakteri dan kutu jika tidak dirawat dengan baik. Hal ini tentunya berbahaya untuk ibu hamil karena dapat menimbulkan penyakit kulit.

Penyakit kulit yang dapat disebabkan oleh kutu anjing biasanya sejenis jamur. Penyakit jamur ini yang dapat menimbulkan rasa gatal dan tidak nyaman pada kulit.

Nah, itulah penjelasan mengenai memelihara anjing saat hamil yang dapat menjadi pertimbangan Mama. Semoga artikelnya bermanfaat, ya, Ma!

Baca juga:

The Latest