Bahaya Infeksi Cacing Pita saat Hamil, Bisa Sebabkan Komplikasi

Cacing pita adalah parasit yang tumbuh subur di saluran pencernaan. Infeksi cacing pita dapat memengaruhi sistem pencernaan sehingga menyebabkan diare, mual, muntah, hingga penurunan berat badan. Pada ibu hamil, infeksi cacing pita dapat menjadi serangan yang lebih membahayakan dibanding bila terjadi pada orang yang tidak hamil. Bahkan bisa menyebabkan komplikasi kehamilan. Jadi, jika melihat tanda-tanda infeksi cacing pita saat hamil, sebaiknya Mama segera memeriksakan diri ke dokter.

Infeksi cacing pita sendiri disebabkan karena lima tipe cacing berikut ini, yaitu:

• Diphyllobothrium, atau cacing pita ikan, yang masuk ke tubuh jika manusia mengonsumsi ikan air segar yang kurang matang
• Taenia solium, atau cacing pita babi, yang menginfeksi tubuh jika manusia mengonsumsi daging babi yang kurang matang
• Taenia saginata, atau cacing pita daging sapi, yang masuk ke tubuh jika manusia mengonsumsi daging sapi setengah mata yang mengandung kista larva 
• Hymenolepic, yang populer dengan nama cacing pita kerdil, adalah spesies cacing pita unik yang menyebar dari manusia ke manusia
• Echinococcus yang terdiri dari tiga spesies cacing pita. Jika masuk ke dalam tubuh maka larvanya bergerak ke seluruh tubuh dan menyebabkan kista pada organ tubuh. 

Semua jenis infeksi cacing pita ini diakibatkan karena kurangnya kebersihan dan penyajian makanan yang buruk yang dikonsumsi selama kehamilan.
 

Gejala infeksi cacing pita mudah terlihat. Beberapa gejala umumnya termasuk:

• Sakit perut, area tepat di atas perut mungkin sangat sakit,
• mual,
• muntah,
• diare,
• adanya larva atau segmen cacing pita di dalam tinja,
• lemas,
• radang usus atau enteritis,
• penurunan berat badan,
• kehilangan selera makan,
• pusing,
• sulit tidur,
• malnutrisi karena cacing pita menyerap semua nutrisi penting,
• kekurangan vitamin B12, terutama karena Diphyllobothrium latum,
• demam,
• penyakit kuning,
• reaksi alergi terhadap larva cacing pita,
• kejang,
• infeksi bakteri,
• tekanan intrakranial.

Untuk mendiagnosis infeksi cacing pita perlu melibatkan tes yang berbeda. Tergantung pada jenis infeksi cacing pitanya. Berikut ini beberapa tes diagnostik umum untuk mendeteksi infeksi cacing pita saat hamil:

Tes darah

Pemeriksaan darah ibu hamil bertujuan untuk mencari keberadaan antibodi terhadap infeksi cacing pita

Pemindaian gambar

Pemindaian gambar termasuk pemindaian ultrasound, rontgen dada, pencitraan resonansi magnetik (MRI), dan tomografi terkomputerisasi (CT scan). Jika tidak tampak ada yang menonjol pada hasil tes darah, dokter akan merekomendasikan scan gambar, bergantung pada kondisi ibu hamil.

Tes organ

Dokter mungkin merekomendasikan tes organ untuk memeriksa fungsi organ yang terkena infeksi

Bergantung pada jenis cacing pita, dokter akan meresepkan obat-obatan berikut ini:

• Untuk cacing pita ikan, dokter meresepkan prazikuantel dan suplemen vitamin B yang mengandung asam folat.
• Untuk cacing pita babi, dokter merekomendasikan niclosamide atau praziquantel. Jika infeksi cacing pita menyebabkan kista di otak, kemungkinan besar dokter akan meresepkan prazikuantel, kortikosteroid, dan albendazol.
• Untuk cacing pita daging sapi, dokter biasanya meresepkan niclosamide atau praziquantel.
• Untuk cacing pita kerdil, dokter meresepkan praziquantel atau niclosamide untuk meringankan gejala infeksi.
• Terakhir, untuk cacing pita Echinococcus, dokter akan merekomendasikan albendazole, praziquantel, atau bahkan pembedahan jika diperlukan.

Jika Mama menemukan tanda dan gejala infeksi cacing pita saat hamil di atas, jangan tunda lagi. Segera periksakan diri ke dokter agar mendapatkan diagnosis dan perawatan yang tepat untuk menghindari risiko komplikasi kehamilan.